Heboh Konflik di Papua, Ini Cara Membesarkan Anak Agar Tidak Rasis
Kerusuhan kembali terjadi di Papua, tepatnya di Manokwari, Papua Barat. Dilansir dari Kompas, kerusuhan bermula saat terjadi aksi unjuk rasa memprotes dugaan tindak perkusi dan sikap rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur.
Massa di Manokwari diduga melakukan unjuk rasa sebagai tindakan protes atas ucapan sejumlah kata ‘kebun binatang’ yang dilakukan oleh oknum yang diduga aparat keamanan.
Kejadian ini terjadi saat penangkapan sejumlah mahasiswa di asrama mahasiswa Papua, Jalan Kalasan No.10, Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga: Ketahui 8 Fakta dan Kronologi Kerusuhan di Papua
Para mahasiswa tersebut ditangkap dengan dugaan perusakan bendera yang diadukan ke kepolisian pada 16 Agustus. Namun tidak ditemukan bukti lain yang menyatakan mahasiswa merusak bendera.
Sikap rasisme yang dilakukan terhadap para mahasiswa Papua di Surabaya tersebut pun menuai protes berupa unjuk rasa dari masyarakat Papua sendiri. Unjuk rasa berlangsung panas hingga terjadi pembakaran gedung DPRD Papua Barat.
Memang tidak bisa dipungkiri sikap rasisme dalam masyarakat kita masih tinggi sekali. Padahal sebagai negara yang terdiri dari banyak ras, suku, agama, dan budaya, sikap toleransi dan saling menghargai sangat dibutuhkan.
Oleh karena itu, ada baiknya kita sebagai orang tua juga menumbuhkan sikap toleransi tersebut dalam diri Si Kecil sejak dini. Apa saja yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan sikap anti rasisme pada anak? Yuk kita cari tahu.
Pentingnya Sikap Anti Rasisme
Menjadi sebuah tugas penting bagi orang tua dan guru untuk memastikan seorang anak memiliki kedewasaan dan pemahaman untuk memikirkan masalah-masalah sensitif seperti ras agar Si Kecil tidak terjerumus sikap rasisme.
“Kita bisa saja membesarkan remaja yang anti rasis jika kita mau,” kata Jennifer Harvey, profesor filosofi dan agama di Drake University, seklaigus penulis buku Raising White Kids: Bringing Up Children in a Racially Unjust America.
Menurutnya kita harus mengajari anak sikap anti rasisme dengan sangat proaktif, setiap hari agar anak semakin paham sejak dini.
Orang tua dapat mengajari anak misalnya dengan menjelaskan pada anak-anak bahwa ras yang berbeda bukanlah masalah dan dapat menjadi kontraproduktif untuk mencapai kesetaraan.
"Jika kita hidup dalam masyarakat di mana orang tidak diperlakukan dengan sama, hal ini akhirnya akan memperbesar kemungkinan rasisme untuk berkembang," kata Jennifer Harvey.
Baca Juga: Mama, Begini Cara Mengajarkan Anak Menghargai Sesama
Menggunakan Video Sebagai Contoh
Evan Apfelbaum, profesor di Sekolah Bisnis Questrom Universitas Boston yang berfokus pada psikologi sosial dan keanekaragaman, setuju bahwa memang sebaiknya orang tua mulai mengajar anak-anak sikap anti rasisme ketika mereka masih muda.
“Berdiskusi dengan anak di rumah adalah salah satu cara untuk membantu mempersiapkan Si Kecil menghadapi hal-hal kompleks semacam ini di dunia nyata,” kata Evan Apfelbaum.
Baca Juga: 5 Cara Agar Anak Menghargai Perbedaan Pendapat
Orang tua dapat menggunakan video viral yang menunjukkan perilaku yang tidak pantas sebagai sebuah kesempatan untuk berbicara dengan anak-anak tentang sikap anti rasisme.
Salome Thomas-El, kepala sekolah di Charter Thomas Edison di Wilmington, Delaware, setuju bahwa orang tua dan guru dapat menggunakan video viral sebagai alat belajar. Akan tetapi mereka harus waspada terhadap hal-hal lain yang mungkin ditemui anak-anak mereka di media sosial.
“Orang tua harus menyadari bahwa apa yang terjadi di media online dan bagaimana hal itu bisa berdampak pada apa yang akan terjadi di sekolah,” kata Thomas-El. Karena menurutnya pencegahan jauh lebih kuat daripada intervensi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.