Serba-serbi Callusol, Obat yang Mampu Membasmi Kutil
Penyakit kutil yang mengganggu bisa diobati dengan Callusol.
Sebelum menggunakan obat ini, baiknya pahami lebih dahulu aturan pemakaiannya dan efek samping yang mungkin terjadi.
Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Manfaat Callusol
Callusol digunakan untuk mengobati kutil pada kulit.
Bisa juga digunakan untuk mengobati mata ikan, kapalan, dan kulit yang mengeras.
Namun, kita tidak boleh menggunakannya pada tahi lalat, tanda lahir, kutil kelamin, dan kutil yang tumbuh dengan rambut.
Komposisi dari obat ini adalah asam salisilat 0.2 g, asam laktat 0.05 g, polidocanol 0.02 g.
Kandungan asam salisilat pada obat ini menyebabkan kulit terkelupas secara bertahap.
Cara kerja dari Callusol adalah meningkatkan kelembapan di kulit yang melarutkan zat yang menyebabkan sel-sel kulit saling menempel.
Dengan begitu, sel-sel kulit yang menempel dan membandel jadi lebih mudah dilepaskan.
Jika kemunculan kutil disebabkan oleh infeksi virus HPV, obat ini tidak akan ampuh mengobatinya.
Baca Juga: Waspada Kutil di Leher, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Dosis dan Aturan Pakai Callusol
Ikuti penggunaan obat sesuai dengan arahan dokter atau aturan pakai yang tercantum pada label kemasan.
Obat ini hanya untuk digunakan pada kulit.
Untuk menghindari iritasi, jangan biarkan obat ini mengenai mata, hidung, mulut, selangkangan, atau kulit yang rusak.
Jika area tersebut terkena obat, bilas dengan air dingin selama 15 menit.
Cuci tangan Moms dan Dads setelah menggunakan obat.
Cara penggunaan obat, ikuti langkah-langkahnya berikut ini.
- Pertama, kutil dan masalah kulit lainnya di dalam air hangat selama sekitar 5 menit untuk melembutkan area perawatan.
- Keringkan kulit secara menyeluruh dengan handuk lembut.
- Sebelum diresepkan obat, dokter mungkin memberi panduan menggunakan batu apung atau kikir kalus untuk menghilangkan lapisan kulit mati atas setelah direndam dan sebelum mengoleskan obat.
- Pengangkatan kulit mati ini hanya untuk membantu obat bekerja lebih baik.
- Jangan mencoba menggosok kutil atau kapalan.
- Jika menggunakan gel, oles tipis-tipis pada area kutil secara menyeluruh.
- Sementara untuk bentuk cairan, oleskan beberapa tetes pada area kutil.
- Biarkan kering selama 5 menit.
Baca Juga: Promedex (Obat Batuk): Fungsi, Aturan Pakai, dan Efek Samping
Mom bisa menggunakan obat ini sebelum tidur, untuk mencegah obat terkena benda-benda saat beraktivitas.
Apalagi jika kutil, mata ikan, atau kapalan terjadi di telapak kaki.
Ulangi prosedur ini 1 sampai 2 kali sehari hingga 2 minggu untuk mata ikan dan kapalan.
Biasanya butuh waktu sekitar 12 minggu perawatan untuk mengobati kutil dengan Callusol.
Jika menggunakan bentuk patch, pastikan area kulit tidak menutup secara menyeluruh, yakni hanya pada bagian kutil saja.
Lepas dan pasang patch baru sesuai petunjuk, biasanya setiap 8 hingga 48 jam tergantung merek.
Ulangi prosedur ini hingga 2 minggu untuk mata ikan dan kapalan, serta 12 minggu untuk kutil.
Gunakan obat ini secara teratur, tidak digunakan dalam jangka panjang atau secara berlebihan.
Hal ini tidak menyembuhkan kulit dari kutil, malah bisa saja meningkatkan risiko efek samping.
Baca Juga: Ambeven (Obat Ambeien): Kandungan, Dosis, dan Aturan Pakainya
Efek Samping Callusol
Seperti obat lainnya, Callusol juga bisa menyebabkan efek samping.
Setiap orang bisa saja mengalami efek samping yang berbeda-beda karena tubuh meresepons obat dengan cara yang berbeda.
Ada juga yang tidak merasakan efek samping seperti di bawah ini.
- Sensasi terbakar
- Kulit kemerahan
- Kulit mengelupas
- Pembengkakan di area kulit
- Hipopigmentasi atau Hiperpigmentasi (pemutihan atau perubahan warna kulit di sekitar area yang diobati)
Jika mengalami salah satu dari efek ini dan memburuk dalam beberapa hari, konsultasi ke dokter.
Pada beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap salah satu bahan dalam Callusol.
Jika mengalami gejala seperti gatal-gatal, bengkak, pusing yang parah atau kesulitan bernapas setelah menggunakan obat ini.
Bila kondisi ini terjadi, segera minta pertolongan medis untuk mendapatkan penanganan lebih cepat.
Untuk mencegahnya, beri tahu dokter jika Moms dan Dads memiliki alergi pada asam salisilat sebelum obat digunakan.
Begitu juga dengan alergi dengan obat antiinflamasi nonsteroid-NSAID, seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, atau jika memiliki alergi lainnya.
Sementara pada kasus serius, efek sampingnya bisa berupa kondisi berikut.
- Kemerahan yang menyebar pada area yang diobati.
- Tanda-tanda infeksi, seperti bernanah dan berdarah.
- Terbentuk luka pada area yang diobati.
Penanganan harus cepat agar kondisinya tidak semakin bertambah parah.
Baca Juga: Ketahui Obat Lapifed: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Sebelum menggunakan obat ini, beri tahu dokter mengenai riwayat kesehatan, terutama jika memiliki diabetes atau sirkulasi darah yang buruk.
Jika akan menjalani tes MRI, beri tahu tim medis mengenai penggunaan patch Callusol.
Ini karena patch-nya mengandung logam yang menyebabkan luka bakar serius selama prosedur dilakukan.
Beberapa tambalan mungkin mengandung logam yang dapat menyebabkan luka bakar serius selama MRI.
Bila obat ini digunakan oleh lansia, pastikan lebih dahulu keamanannya pada dokter.
Lansia cenderung memiliki masalah sirkulasi darah yang dapat membuat kulit lebih sulit untuk sembuh.
Selama kehamilan, produk ini harus digunakan hanya jika benar-benar dibutuhkan.
Baca Juga: Medixon, Obat yang Diberikan untuk Mengatasi Nyeri dan Bengkak
Selain Callusol, ada juga obat untuk menghilangkan kutil yang cukup populer di pasaran, yakni Kutilos.
Bagus tidaknya kedua obat ini, sebenarnya bergantung pada setiap orang.
Perlu dipahami, setiap orang merespons pengobatan secara berbeda-beda.
Mungkin Moms lebih cocok menggunakan Callusol, tapi Dads lebih efektif menggunakan Kutilos.
Jadi, pilihannya disesuaikan dengan respons tubuh terhadap obat.
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-15069/trifed-oral/details
- https://www.tabletwise.net/indonesia/kutilos-solution
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/common-warts/symptoms-causes/syc-20371125
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.