Gejala Campak pada Bayi dan Cara Mengobatinya, Simak!
Berbagai macam penyakit bisa saja menyerang Si Kecil, apalagi jika Moms tidak memenuhi kebutuhan vaksin anak. Salah satu penyakit yang bisa menyerang adalah campak pada bayi.
Gejala campak pada bayi pun mungkin belum banyak diketahui.
Campak adalah infeksi pada masa kanak-kanak yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini menyerang sistem pernapasan, dan dapat menimbulkan bercak-bercak merah di kulit penderitanya.
Penyakit ini sangat umum, tetapi campak pada bayi bisa dicegah jika memberikan vaksin.
Bila tidak segera dikenali, campak pada bayi bisa berkembang menjadi kondisi yang mengakibatkan penyakit lebih serius seperti pneumonia, kerusakan otak, tuli, bahkan mengakibatkan kematian.
Jadi, sangat penting bagi Moms dan Dads untuk mengetahui gejala, penyebab dan cara mengatasi campak pada bayi.
Baca Juga: 5 Bedak untuk Campak pada Bayi, Jangan Salah Pilih Moms!
Mengetahui Jenis-jenis Campak
Usai mengetahui gejala campak pada anak-anak serta penanganannya, Moms juga perlu mengetahui jenis-jenis campak yang bisa saja menyerang Si Kecil. Yuk ketahui jenis-jenis campak!
1. Campak Jerman atau Rubella
Campak Rubella ditularkan melalui udara yang terkontaminasi oleh batuk dan juga bersin dari si penderita. Gejala campak pada bayi ini cenderung ringan sehingga sulit untuk dikenali.
Umumnya, virus rubella ini baru akan berkembang usai 2-3 minggu sejak si penderita terinfeksi.
Baca Juga: 3 Bahaya Campak pada Ibu Hamil, Berikut Pencegahannya
Gejala campak pada bayi yang disebabkan oleh virus rubella ini biasanya demam, nyeri otot, ruam merah di wajah dan kemudian menyebar ke tubuh serta kelenjar getah bening yang membengkak.
Campak rubella sendiri biasanya juga menyerang anak yang lebih besar dan juga dewasa.
2. Campak Bayi atau Roseola Infantum
Campak jenis ini pun menular melalui udara.
Gejala campak pada bayi yang bernama roseola infantum ini hampir sama dengan rubeola dan juga campak Jerman.
Meski demikian, campak roseola ini pada umumnya menular pada bayi yang berusia 6 sampai 12 bulan. Moms pun tidak perlu khawatir karena jenis campak ini tidak berbahaya selama ditangani dengan benar.
3. Campak Rubeola
Jenis campak terakhir ini ditularkan langsung melalui udara dan bisa juga melalui sentuhan langsung dengan cairan tubuh orang yang sudah terinfeksi.
Virus rubeola sendiri bisa hidup hingga dua jam meski berada di udara. Jadi, ada kemungkinan Si Kecil tertular ketika sedang bermain di ruangan yang sama meski si penderita sudah tak ada lagi di dalam ruangan.
Gejala campak pada bayi yang disebabkan oleh virus rubeola ini antara lain seperti batuk, pilek, serta demam pada anak dengan suhu tubuh 40 derajat Celsius. Campak ini akan berkembang setelah 10 sampai 12 hari sejak si penderita terinfeksi.
Mata Si Kecil pun akan sensitif terhadap cahaya yang terang. Serta ruam merah akan muncul setelah 15 hari dimulai dari belakang telinga, leher, dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Perlu diingat, campak biasanya berlangsung dalam waktu yang singkat dan dapat sembuh dengan sendirinya. Kendati demikian, demam yang naik dengan cepat dan ditambah udara serta air yang dingin bisa memicu kejang demam.
Komplikasi yang diakibatkan campak yang serius pun akan muncul jika Si Kecil memiliki daya tubuh atau imunitas yang rendah. Nah, komplikasi tersebut yang bisa menimbulkan radang otak atau pneumonia.
Gejala Campak pada Bayi
Gejala campak pada bayi bisa terjadi dalam berbagai macam bentuk. Awalnya, akan terlihat sebagai flu berat yang muncul disertai demam, batuk, ingus, dan kemerahan pada mata.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), gejala campak pada bayi muncul 7 hingga 14 hari setelah bayi kontak dengan virus dan biasanya diikuti dengan demam tinggi, batuk, pilek, dan mata berair.
Namun, ciri utama dari campak adalah adanya bintik-bintik merah di kulit.
Bercak merah akan muncul 3-5 hari setelah gejala campak pada bayi mulai dirasakan. Biasanya dimulai sebagai bintik merah datar yang muncul di wajah, di garis rambut, dan menyebar ke bawah ke leher, batang, lengan, dan kaki.
Selain itu, perhatikan beberapa gejala campak pada bayi berikut:
- Benjolan kecil yang timbul juga dapat muncul di atas bercak merah datar.
- Bintik-bintik itu dapat bergabung bersama lalu menyebar dari kepala ke bagian tubuh lainnya.
- Ketika ruam muncul, demam anak dapat melonjak hingga lebih dari 40° C, demam yang tergolong sangat tinggi.
Tak jarang, anak-anak yang terserang campak, juga menderita infeksi telinga. Jadi, gejala campak pada bayi yang seperti ini jangan diabaikan ya, Moms!
Kemudian bintik-bintik yang menonjol ini juga akan menimbulkan rasa gatal. Kondisi ini dapat berlangsung sekitar 5 hari.
Umumnya, bintik akan mereda dan berubah warna menjadi kecokelatan, serta membuat kulit menjadi kering.
Tidak hanya gatal saja, kondisi ini juga dapat menimbulkan nyeri di otot. Selain itu, gejala campak pada bayi juga membuat Si Kecil menjadi susah makan, rewel, dan batuk yang terus bertambah parah, terutama saat malam hari.
Baca Juga: 3 Perbedaan Campak dan Rubella pada Bayi dan Anak-anak
Jadi, ketika gejala campak pada bayi muncul, jangan heran jika Si Kecil jadi lebih sering rewel.
Moms juga harus waspada pada periode campak yang bisa menular.
Campak pada bayi dapat menyebarkan virus ke orang lain selama sekitar 8 hari, dimulai 4 hari sebelum ruam muncul dan berakhir ketika ruam telah ada selama 4 hari.
Maka dari itu, anak-anak yang terinfeksi campak harus dijauhkan dari orang lain selama 4 hari setelah ruam mereka muncul.
Bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, ini harus dilanjutkan sampai mereka pulih sepenuhnya dan semua gejala campak pada bayi hilang.
Baca Juga: Campak pada Orang Dewasa, Apakah Bahaya? Ini Kata Dokter!
Penyebab Campak pada Anak-anak
Campak bisa serius dan bahkan fatal bagi anak kecil, Moms.
Penyakit ini bisa membunuh lebih dari 100.000 orang per tahun, sebagian besarnya yaitu anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Mengutip Boston's Children Hospital, campak disebabkan oleh morbilivirus, yang sebagian besar terjadi di musim dingin dan musim semi.
Ini menyebar dari satu anak ke anak lain melalui kontak langsung dengan cairan dari hidung dan tenggorokan.
Kadang-kadang, ini juga bisa menyebar melalui tetesan udara (dari batuk atau bersin) dari anak yang terinfeksi.
Sementara itu, tingkat kematian telah menurun di seluruh dunia karena sekarang sudah banyak anak yang diberikan vaksin campak.
Vaksin Campak, Perlukah?
Meski begitu, angka kematian pada bayi akibat campak telah turun di seluruh dunia karena lebih banyak anak menerima vaksin campak.
Kendati demikian, penyakit ini masih membunuh lebih dari 100.000 orang per tahun, sebagian besar adalah anak yang usianya di bawah 5 tahun.
Kembali mengingatkan, sangat penting bagi Moms dan Dads untuk mengenai gejala campak pada bayi sedini mungkin agar dampaknya tidak parah.
Dokter biasanya akan memberi bayi dosis pertama vaksin antara 12 dan 15 bulan usianya, dengan dosis kedua biasanya akan diberikan antara usia 4 dan 6 tahun. Namun, perhatikan beberapa kondisi berikut ini:
- Jika Moms akan bepergian ke luar negeri saat anak Anda berusia 6 hingga 11 bulan, bicarakan dengan dokter anak tentang mendapatkan vaksin campak lebih awal dari yang dianjurkan.
- Jika anak Moms tidak mendapatkan 2 dosis pada waktu yang disarankan, ia mungkin membutuhkan dua dosis vaksin dalam 4 minggu berselang secara terpisah.
Baca Juga: Pentingnya Imunisasi Campak Rubella untuk Si Kecil, Jangan Sampai Dilewatkan!
Penting bagi orang tua untuk mengenali gejala campak pada bayi, sebelum terlambat. Langkah ini juga dapat dilakukan sebagai bagian dari pencegahan campak, sebagai pendamping pemberian vaksin.
Cara Mengobati Campak pada Bayi
Apabila gejala campak pada bayi seperti yang sudah disebutkan di atas terjadi pada Si Kecil, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah membuatnya tetap merasa nyaman hingga kondisinya sehat kembali.
Campak disebabkan oleh virus, karena itu, penyakit ini tidak dapat diatasi dengan antibiotik. Umumnya, bayi dapat membaik dalam waktu kurang lebih satu minggu.
Baca Juga: 15+ Penyebab Bintik Merah pada Bayi dan Cara Mengatasinya!
Berikut ini langkah-langkah yang dapat Moms lakukan untuk membuat Si Kecil tetap merasa nyaman dan mempercepat penyembuhannya.
1. Istirahat Cukup
Salah satu cara mengobati campak pada bayi yaitu dengan istirahat total. Ini menjadi faktor penting dalam menjaga tubuh anak tetap stabil di saat masa pemulihannya.
Bayi harus mendapatkan istirahat yang cukup diimbangi dengan obat-obatan dari dokter.
Untuk meredakan batuk, Moms dapat menaruh semangkuk air panas di kamarnya, guna memberikan kelembapan udara.
2. Minum Obat-obatan
Moms juga dapat memberikan paracetamol maupun ibuprofen khusus bayi, untuk membantu meredakan nyeri dan demam yang dirasakan.
Paracetamol bayi cair ini biasanya dapat digunakan untuk anak seusianya.
Paracetamol khusus bayi dapat diberikan pada bayi yang berusia di atas 2 bulan dan tidak lahir prematur, serta memiliki berat badan lebih dari 4 kilogram.
Sementara itu, ibuprofen khusus bayi hanya dapat diberikan pada bayi, yang telah berusia lebih dari 3 bulan dan memiliki berat badan lebih dari 5 kilogram.
Meski begitu, ini perlu arahan dari dokter anak yang merawat ya Moms untuk menentukan obat mana yang cocok untuk Si Kecil.
3. Perbanyak Minum Air Putih
Jika campak menyebabkan demam yang tinggi, berikan anak minum banyak cairan karena berisiko mengalami dehidrasi.
Tetap terhidrasi dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan tenggorokan yang disebabkan oleh batuk.
Berikan banyak ASI, atau jika bayi mengonsumsi susu formula, berikan susu seperti biasa. Namun, jika anak sudah berusia di atas 6 bulan, berikan air putih yang cukup.
Baca Juga: 10 Penyebab Bintik Merah setelah Demam, Bisa Flu Singapura
4. Mengompres Mata Anak
Tak jarang, campak pada anak menyebabkan rasa tidak nyaman pada bagian mata.
Ada satu hal yang bisa dilakukan dalam cara mengobati campak pada Si Kecil.
Moms dapat dengan lembut membersihkan kerak pada kelopak mata dan bulu mata anak dengan menggunakan kapas yang dibasahi air.
Mengompres matanya dengan air hangat atau dingin juga bisa bantu meredakan rasa tidak nyaman yang dialami Si Kecil.
Menutup gorden atau meredupkan lampu saat tidur dapat membantu jika cahaya terang menyakiti mata mereka.
5. Mengatasi Gejala Flu
Jika anak memiliki gejala seperti pilek, bersin-bersin atau batuk, ada beberapa hal yang dapat Moms lakukan untuk membantu mereka merasa lebih nyaman.
Salah satunya dengan membantu anak melancarkan dahaknya.
Dudukkan mereka di kamar mandi yang beruap (bisa dengan mengucurkan air hangat dari water heater). Atau Moms bisa meletakkan baskom berisi air hangat kemudian minta Si Kecil untuk menaruh wajahnya di atas baskom tersebut agar uapnya terhirup.
Minum minuman hangat, terutama yang mengandung lemon atau madu, juga dapat membantu mengendurkan saluran udara, melonggarkan lendir, dan meredakan batuk.
5. Pisahkan Anak di Kamar
Moms, jangan biarkan bayi berkumpul dengan bayi lain, hingga setidaknya 4 hari setelah bercak merah muncul, karena bisa menular.
Faktanya menurut Kids Health, 9 dari 10 orang yang tidak divaksinasi campak akan tertular jika berada di dekat orang yang terinfeksi.
Jadi, coba pisahkan kamar tidur anak yang sakit dengan anggota keluarga yang sehat ya Moms.
Ini merupakan cara mengobati campak pada bayi yang bisa dilakukan seterusnya.
6. Perhatikan Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Konsultasikan kepada dokter sebelum memberikan obat kepada Si Kecil apabila ragu mengenai jenis dan dosis yang tepat.
Anak yang menderita campak harus diawasi secara ketat oleh dokter. Sebab pada beberapa kasus, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi lain seperti:
- Infeksi telinga
- Infeksi saluran pernapasan
- Diare
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Ensefalitis (radang otak)
Jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter apabila gejala campak pada bayi mulai muncul. Semakin cepat perawatan dimulai, maka tingkat keberhasilan perawatan juga akan semakin baik.
7. Imunisasi Campak atau MMR
Selain itu, Moms bisa mencegahnya dengan lengkapi jadwal imunisasi wajib, anak agar kesehatannya senantiasa terjaga.
Namun ingat, cara terbaik untuk melindungi anak-anak dari campak adalah dengan memastikan mereka mendapatkan vaksin yang tepat seperti yang telah disebutkan di atas.
Untuk sebagian besar anak-anak, perlindungan campak adalah dengan pemberian vaksin Measles Mumps Rubella (MMR) atau vaksin Measles Mumps Rubella Varicella (MMRV).
Biasanya ini yang diberikan ketika anak Moms menginjak usia 12 hingga 15 bulan dan diulangi ketika mereka berusia 4 hingga 6 tahun.
Vaksin ini dapat diberikan kepada bayi berusia 6 bulan jika mereka akan bepergian ke luar negeri. Konsultasikan dengan dokter anak untuk melihat kapan vaksin diperlukan.
Baca Juga: Penyebab Bintik Merah pada Pipi Bayi dan Produk yang Cocok!
8. Memakai Herbal
Moms, ternyata cara mengobati campak pada bayi bisa dengan memanfaatkan bahan-bahan dapur.
Yuk, manfaatkan bawang putih juga untuk mengobati campak pada bayi dengan cara alami. Yang perlu Moms lakukan hanyalah mengambil beberapa siung bawang putih, haluskan, dan berikansedikit madu.
Ini akan membantu bayi lebih cepat masa pulihnya. Namun ingat, madu tidak boleh diberikan pada anak di bawah usia 1 tahun.
Jika Moms ragu, bisa konsultasi dengan dokter anak dulu, ya.
Baca Juga: Waspada Tampek pada Bayi, Ini Gejala yang Wajib Moms Ketahui!
Itu dia Moms beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang gejala campak pada bayi. Pastikan Si Kecil tidak menularkan penyakit tersebut pada orang lain di sekitarnya ya.
Jika masih memiliki pertanyaan yang mengganjal, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar ya!
Atau untuk Moms yang memiliki cerita tentang menangani Si Kecil dan apa saja yang sudah Moms lakukan hingga Si Kecil sembuh dari campak, boleh banget untuk diceritakan dan dibagikan dengan para Moms lainnya di kolom komentar loh!
- https://www.cdc.gov/measles/symptoms/signs-symptoms.html
- https://www.childrenshospital.org/conditions-and-treatments/conditions/m/measles-rubeola/symptoms-and-causes#:~:text=What%20causes%20measles%3F,sneeze)%20from%20an%20infected%20child.
- https://kidshealth.org/en/parents/measles.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.