10 Desember 2024

Cara Menghitung Hari Baik Pernikahan Menurut Primbon

Ketahui juga bulan baik untuk menikah menurut kalender Jawa!

Salah satu cara menghitung hari baik pernikahan yang sering digunakan adalah dengan menghitung Weton, yaitu kombinasi dari hari lahir dan pasaran Jawa.

Dalam tradisi Jawa, menentukan hari baik untuk pernikahan cukup penting.

Seperti yang terdapat dalam studi di Imajiner Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, sebagian besar masyarakat di Desa Tanjung Sari, Jawa Timur masih mempercayai tradisi perhitungan Weton untuk menentukan hari baik atau buruk dalam pernikahan.

Bagaimana cara menghitung hari baik pernikahan? Yuk, kita simak!

Baca Juga:

Mengenal Hitungan Weton Jawa

Mengenal Hitungan Weton Jawa
Foto: Mengenal Hitungan Weton Jawa (Orami Photo Stocks)

Sebelum mencoba cara menghitung hari baik pernikahan, mari kita cari tahu terlebih dahulu mengenai hitungan weton.

Ternyata, hitungan Weton bukan hanya berlaku untuk pernikahan saja, tapi masyarakat Jawa jaman dahulu mempercayai hitungan weton untuk menentukan hari baik dan buruk untuk hajat besar lainnya seperti khitanan, usaha, dan sebagainya.

Sering dipakai sebagai cara menghitung hari baik pernikahan, hitungan weton Jawa untuk pernikahan sering digunakan untuk menentukan kecocokan dan nasib kehidupan rumah tangga calon pengantin.

Di dalam hitungan weton Jawa, istilah Neptu sering menjadi pertimbangan dalam menentukan watak dan nasib seseorang.

Biasanya jika hasil hitungan weton dari hari pasaran Jawa tidak bertemu yang cocok, maka untuk meminimalisir kemungkinan buruk, dilakukan ruwatan atau memilih hari pernikahan khusus yang diyakini bisa menolak kesialan.

Panduan Menghitung Weton Berdasarkan Neptu

Cara Menghitung Hari Baik Pernikahan (Orami Photo Stock)
Foto: Cara Menghitung Hari Baik Pernikahan (Orami Photo Stock)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya hitungan weton digunakan untuk menentukan hari baik pernikahan, maka penting untuk tahu weton kedua calon mempelai.

Menghitung weton bisa dilakukan berdasarkan neptu.

Langkah menghitung Weton dengan jumlah Neptu, yakni:

  • Tentukan nilai (Neptu) hari kelahiran dan hari pasaran Jawa kedua calon mempelai
  • Jumlahkan Neptu kedua calon mempelai
  • Hasil dari penjumlahan Weton

Langkah menghitung weton dengan sisa Neptu, yakni:

  • Neptu Bulan dan Tahun Jawa
  • Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan
  • Hari pasaran jawa

Berdasarkan cara menghitung hari baik pernikahan bagi orang Jawa, istilah Neptu sudah tidak asing lagi karena ini merupakan sebuah besaran nilai hari pasaran Jawa atau besaran nilai hari lahir seseorang yang dapat dijumlahkan dan dihitung.

Untuk menghitung weton jodoh, biasanya menggunakan pedoman neptu tersebut.

Hari lahir seseorang sama dengan istilah hari yang pada umumnya dipakai seperti Senin, Selasa, Rabu.

Sedangkan hari pasaran Jawa dalam masyarakat Jawa seperti, Pon K kliwon, Legi, Pahing dan Wage.

Penjumlahan antara hari lahir dan hari pasaran jawa inilah yang sering disebut dengan Weton Jawa. contohnya:

Neptu Berdasarkan Hari Lahir

Hari Nilai

  • Minggu: 5
  • Senin: 4
  • Selasa: 3
  • Rabu: 7
  • Kamis: 8
  • Jumat: 6
  • Sabtu: 9

Neptu Berdasarkan Nama Hari Pasaran Jawa

Hari Pasaran Nilai

  • Wage: 4
  • Kliwon: 8
  • Legi: 5
  • Pahing: 9
  • Pon: 7

Cara Menghitung Hari Baik Pernikahan

Setelah mengetahui weton dan neptu calon mempelai, berikut ini cara menghitung hari baik pernikahan menggunakan Weton Jawa dengan jumlah neptu:

1. Tentukan Nilai (Neptu) Hari Kelahiran dan Hari Pasaran Jawa Calon Mempelai

Misalnya, calon mempelai perempuan lahir hari Selasa (3) dengan pasaran Pon (7), disebut memiliki Weton Selasa Pon, kemudian dijumlahkan dan diperoleh neptu Weton Jawa sebesar 10.

Sedangkan calon mempelai pria lahir pada hari Sabtu (9) dengan pasaran Kliwon (8), disebut memiliki weton Sabtu Kliwon, kemudian dijumlahkan dan diperoleh neptu Weton Jawa sebesar 17.

2. Jumlahkan Neptu Kedua Calon Mempelai

Weton Selasa Pon (10) + Weton Sabtu Kliwon (17) = 27

3. Hasil dari Penjumlahan Weton

  • Pegat = 19 = Jodoh
  • Ratu = 20 = Topo
  • Jodoh = 21 = Tinari
  • Topo = 22 = Padu
  • Tinari = 23 = Sujanan
  • Padu = 24 = Pesthi
  • Sujanan = 25 = Pegat
  • Pesthi = 26 = Ratu
  • Pegat = 27 = Jodoh
  • Ratu = 28 = Topo
  • Jodoh = 29 = Tinari
  • Topo = 30 = Padu
  • Tinari = 31 = Sujanan
  • Padu = 32 = Pesthi
  • Sujanan = 33 = Pegat
  • Pesthi = 34 = Ratu
  • Pegat = 35 = Jodoh
  • Ratu = 36 = Topo

Berarti hasil penjumlahan weton = 27 adalah Jodoh.

Penjelasan Hasil Penjumlahan Weton

Dari hasil penjumlahan weton yang disebutkan di atas berikut ini penjelasannya.

  • Pegat atau pegatan

Dalam bahasa Jawa berarti bercerai. Pasangan ini kemungkinan akan sering menghadapi masalah di kemudian hari.

Masalah itu bisa dari masalah ekonomi, perselingkuhan, kekuasaan yang bisa menyebabkan perceraian.

  • Ratu

Identik dengan sosok yang dihormati. Jika hasilnya ratu, pasangan ini bisa dikatakan sudah cocok dan berjodoh.

Sangat dihargai dan disegani oleh tetangga maupun lingkungan sekitar.

Bahkan tak sedikit orang yang iri dengan keharmonisannya dalam membina rumah tangga.

  • Jodoh

Pasangan ini memang ditakdirkan berjodoh.

Mereka bisa saling menerima segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing.

Nasib rumah tangga dapat harmonis sampai tua.

  • Topo

Ini artinya bahasa jawa bisa diartikan bertirakat.

Pasangan ini akan sering mengalami kesusahan di awal-awal membina rumah tangga, namun pada akhirnya akan bahagia.

Persoalan rumah tangga bisa dari ekonomi dan lain sebagainya.

Tapi setelah mempunyai anak dan cukup lama berumah tangga, hidupnya akan sukses serta bahagia.


  • Tinari

Pasangan ini akan mendapatkan kebahagiaan.

Kemudahan dalam mencari rezeki dan tidak akan hidup berkekurangan.

Hidupnya juga diliputi keberuntungan.

  • Padu

Dalam bahasa Jawa berarti cekcok atau pertengkaran.

Rumah tangga pasangan ini akan sering mengalami pertikaian atau pertengkaran.

Meski sering terjadi pertengkaran, nasib rumah tangga tidak sampai bercerai.

Pertengkaran ini bahkan dipicu dari hal-hal yang bersifat sepele.

  • Sujanan

Rumah tangga ini akan sering mengalami percekcokan dan masalah perselingkuhan.

Entah dari sang suami atau istri yang mulai membuat hubungan perselingkuhan.

  • Pesthi

Rumah tangga akan berjalan dengan sangat harmonis, rukun, adem, ayem, tenteram dan sejahtera sampai tua.

Sedikit masalah namun tidak mengganggu keharmonisan.

Contoh Menghitung Weton dari Sisa Neptu

Langkah menghitung Weton dengan sisa Neptu dapat dilakukan dengan menentukan nilai hari kelahiran dan nilai hari pasaran untuk kedua calon mempelai, kemudian jumlahkan kedua neptu calon mempelai.

Setelah itu, bagi jumlah neptu dengan angka 7 dan sisanya dapat dijadikan acuan pedoman primbon jodoh.

Jika mengambil contoh dari neptu di atas, maka hasilnya:

Weton Rabu Pon (10) + Weton Sabtu Kliwon (17) = 27

Kemudian jumlah weton dibagi 7, berarti 27 : 7 = 3 sisa 6.

Berikut ini penjelasan mengenai weton sisa neptu:

  • Sisa 1 = Wasesasegara, berarti mempunyai watak yang sabar, pemaaf, berbudi luhur, dan berwibawa.
  • Sisa 2 = Tunggaksemi, berarti rezeki dimudahkan dan dilancarkan.
  • Sisa 3 = Satriya wibawa, berarti memperoleh kemuliaan dan keluhuran yang tinggi.
  • Sisa 4 = Sumur sinaba, berarti banyak orang yang datang berguru dan meminta ilmu.
  • Sisa 5 = Satriya wiring berarti sering mendapatkan duka cita. Kesusahan, sering malu akibat tindakannya sendiri.
  • Sisa 6 = Bumikepetak, berarti hatinya lapang, banyak mengalami cobaan dan rintangan hidup, serta pekerja keras.
  • Sisa 7 = Lebu ketiup angina, berarti sulit mencapai cita-cita, sering mendapatkan kesusahan, dan sering pindah rumah.

Bulan Baik untuk Menikah Menurut Penanggalan Jawa

Setiap bulan dalam penanggalan Jawa memiliki keistimewaannya masing-masing, termasuk keberuntungan untuk melangsungkan pernikahan.

Ada bulan yang dianggap baik untuk menikah, namun ada pula waktu-waktu tertentu yang kurang disarankan.

Berikut daftar bulan baik untuk pernikahan berdasarkan penanggalan Jawa, dikutip dari buku Primbon Praktis (2008).

1. Jumadilakir

Bulan keenam dalam penanggalan Jawa ini dianggap membawa keberuntungan untuk menikah, karena diyakini dapat mendatangkan rezeki dan kekayaan bagi pengantin. Namun, ada beberapa hari dan tanggal yang sebaiknya dihindari:

  • Hari tidak baik: Jumat
  • Hari sangar/angker: Rabu dan Kamis
  • Hari taliwangke (hari sial): Selasa Legi
  • Tanggal nahas: 10 dan 14
  • Tanggal sangar: 18
  • Tanggal bangas padewan: 10 dan 14

2. Rejeb

Sebagai bulan ketujuh dalam penanggalan Jawa, Rejeb dianggap membawa keselamatan dan keberkahan berupa keturunan yang banyak bagi pasangan yang menikah di bulan ini.

Namun, ada beberapa waktu yang perlu dihindari:

  • Hari tidak baik: Jumat
  • Hari sangar/angker: Rabu dan Kamis
  • Hari taliwangke: Rabu Pahing
  • Tanggal nahas: 2 dan 14
  • Tanggal sangar: 18
  • Tanggal bangas padewan: 13 dan 27

3. Ruwah

Bulan kedelapan, Ruwah, dipercaya sebagai waktu yang baik untuk menikah karena membawa keselamatan dan kedamaian yang berkelanjutan bagi pengantin.

Meskipun demikian, ada beberapa waktu yang dianggap kurang baik:

  • Hari tidak baik: Jumat
  • Hari sangar/angker: Rabu dan Kamis
  • Hari taliwangke: Kamis Pon
  • Tanggal nahas: 12 dan 13
  • Tanggal sangar: 26
  • Tanggal bangas padewan: 4 dan 28

4. Besar

Bulan keduabelas, Besar, diyakini membawa kekayaan dan kebahagiaan bagi pasangan yang menikah. Namun, perlu dihindari waktu-waktu berikut:

  • Hari tidak baik: Senin dan Selasa
  • Hari sangar/angker: Sabtu dan Minggu
  • Hari taliwangke: Selasa Legi
  • Tanggal tidak baik: 25
  • Tanggal bangas padewan: 6 dan 20

Bulan yang Kurang Baik untuk Menikah

Berikut bulan-bulan dalam penanggalan Jawa yang dianggap kurang baik untuk melangsungkan pernikahan:

1. Sura

Sebagai bulan pertama dalam penanggalan Jawa, Sura dianggap kurang baik untuk menikah karena dipercaya dapat membawa pertengkaran dan hal-hal buruk dalam kehidupan pengantin.

2. Sapar

Bulan kedua, Sapar, juga dianggap kurang baik untuk pernikahan. Pasangan yang menikah di bulan ini diyakini akan hidup dalam kekurangan dan diliputi banyak hutang.

3. Mulud

Mulud, bulan ketiga dalam penanggalan Jawa, dipercaya tidak baik untuk menikah. Jika pernikahan tetap dilakukan, konon salah satu pengantin akan mengalami kematian.

4. Bakdamulud (Rabingulakir)

Rabingulakir adalah bulan keempat yang dianggap tidak cocok untuk pernikahan. Pengantin yang menikah di bulan ini diyakini akan menjadi bahan gunjingan dan sering dicaci maki.

5. Jumadilawal

Sebagai bulan kelima, Jumadilawal dipercaya kurang baik untuk menikah. Pasangan yang menikah di bulan ini diyakini akan sering tertipu, kehilangan sesuatu yang berharga, dan memiliki banyak musuh.

6. Pasa

Bulan kesembilan, Pasa, dianggap membawa kesusahan besar, kecelakaan, atau musibah bagi pengantin yang menikah pada bulan ini.

7. Sawal

Sawal, bulan kesepuluh, memiliki reputasi yang sama dengan Sapar. Pasangan yang menikah di bulan ini diyakini akan hidup dalam kekurangan dan dikelilingi oleh hutang.

8. Sela (Dulkangidah)

Bulan kesebelas, Sela, juga dianggap kurang baik untuk pernikahan. Pengantin yang menikah di bulan ini diyakini akan sering sakit, merasa tidak bahagia, dan bertengkar dengan teman.

Panduan ini digunakan sebagai bagian dari tradisi dan kepercayaan Jawa, bertujuan untuk mencari waktu terbaik demi keberlangsungan kehidupan rumah tangga yang harmonis.

Pentingnya Mengetahui Hari Baik Pernikahan Menurut Primbon Jawa

Pernikahan Adat Jawa
Foto: Pernikahan Adat Jawa (Orami Photo Stock)

Mengetahui cara menghitung hari baik pernikahan menurut Primbon Jawa memiliki arti penting dalam budaya Jawa yang kental akan tradisi dan kepercayaan.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa penting untuk memperhatikan hari baik menurut Primbon Jawa sebelum melangsungkan pernikahan:

1. Menghormati Tradisi

Bagi masyarakat Jawa, menjalankan pernikahan dengan memperhatikan hari baik adalah cara untuk menghormati tradisi nenek moyang dan leluhur mereka.

Hal ini dipercayai sebagai upaya untuk mendapatkan restu dan keberkahan dari alam semesta.

2. Keharmonisan Rumah Tangga

Primbon Jawa memperhitungkan berbagai faktor, seperti weton (hari lahir) pasangan pengantin, neptu (nilai weton), dan wuku (kalender Jawa), untuk menentukan hari yang dianggap baik untuk pernikahan.

Dipercaya bahwa pernikahan yang dilangsungkan pada hari baik akan membawa keharmonisan dan kelancaran dalam rumah tangga.

3. Mencegah Halangan dan Rintangan

Memilih hari baik menurut Primbon Jawa juga dianggap sebagai langkah untuk menghindari kemungkinan halangan atau rintangan yang dapat mengganggu kelancaran pernikahan.

Dengan demikian, pasangan dapat memulai kehidupan baru mereka dengan penuh kesuksesan dan kebahagiaan.

4. Memberikan Rasa Percaya Diri dan Ketenangan

Memilih hari baik untuk menikah juga dapat memberikan rasa percaya diri kepada pasangan bahwa mereka telah melakukan segala upaya yang memungkinkan untuk memastikan kesuksesan pernikahan mereka.

Ini dapat menciptakan suasana yang lebih tenang dan damai menjelang pernikahan.

Mengetahui cara menghitung hari baik pernikahan juga dapat memberikan ketenangan pikiran bagi pasangan pengantin dan keluarga.

Mereka merasa yakin bahwa pernikahan mereka dilangsungkan pada waktu yang tepat dan membawa keberuntungan.

Demikian cara menghitung hari baik pernikahan menggunakan hitungan Weton Jawa dari para orang tua jaman dahulu yang ditulis pada primbon.

  • https://www.researchgate.net/publication/336211825_Etnomatematika_pada_Perhitungan_Weton_dalam_Tradisi_Pernikahan_Jawa
  • https://jurnalbudaya.ub.ac.id/index.php/jbb/article/view/44/46

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.