Cara Menghitung Hari Baik Pernikahan Menurut Primbon Jawa
Salah satu cara menghitung hari baik pernikahan yang sering digunakan adalah dengan menghitung Weton, yaitu kombinasi dari hari lahir dan pasaran Jawa.
Dalam tradisi Jawa, menentukan hari baik untuk pernikahan cukup penting.
Seperti yang terdapat dalam studi di Imajiner Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, sebagian besar masyarakat di Desa Tanjung Sari, Jawa Timur masih mempercayai tradisi perhitungan Weton untuk menentukan hari baik atau buruk dalam pernikahan.
Bagaimana cara menghitung hari baik pernikahan? Yuk, kita simak!
Mengenal Hitungan Weton Jawa
Sebelum mencoba cara menghitung hari baik pernikahan, mari kita cari tahu terlebih dahulu mengenai hitungan weton.
Ternyata, hitungan Weton bukan hanya berlaku untuk pernikahan saja, tapi masyarakat Jawa jaman dahulu mempercayai hitungan weton untuk menentukan hari baik dan buruk untuk hajat besar lainnya seperti khitanan, usaha, dan sebagainya.
Sering dipakai sebagai cara menghitung hari baik pernikahan, hitungan weton Jawa untuk pernikahan sering digunakan untuk menentukan kecocokan dan nasib kehidupan rumah tangga calon pengantin.
Di dalam hitungan weton Jawa, istilah Neptu sering menjadi pertimbangan dalam menentukan watak dan nasib seseorang.
Biasanya jika hasil hitungan weton dari hari pasaran Jawa tidak bertemu yang cocok, maka untuk meminimalisir kemungkinan buruk, dilakukan ruwatan atau memilih hari pernikahan khusus yang diyakini bisa menolak kesialan.
Baca Juga: 7 Aplikasi Hitungan Weton yang Bisa Moms Coba untuk Mengetahui Neptu hingga Selamatan
Panduan Menghitung Weton Berdasarkan Neptu
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya hitungan weton digunakan untuk menentukan hari baik pernikahan, maka penting untuk tahu weton kedua calon mempelai.
Menghitung weton bisa dilakukan berdasarkan neptu.
Langkah menghitung Weton dengan jumlah Neptu, yakni:
- Tentukan nilai (Neptu) hari kelahiran dan hari pasaran Jawa kedua calon mempelai
- Jumlahkan Neptu kedua calon mempelai
- Hasil dari penjumlahan Weton
Langkah menghitung weton dengan sisa Neptu, yakni:
- Neptu Bulan dan Tahun Jawa
- Hitungan Weton Jawa untuk Pernikahan
- Hari pasaran jawa
Berdasarkan cara menghitung hari baik pernikahan bagi orang Jawa, istilah Neptu sudah tidak asing lagi karena ini merupakan sebuah besaran nilai hari pasaran Jawa atau besaran nilai hari lahir seseorang yang dapat dijumlahkan dan dihitung.
Untuk menghitung weton jodoh, biasanya menggunakan pedoman neptu tersebut.
Hari lahir seseorang sama dengan istilah hari yang pada umumnya dipakai seperti Senin, Selasa, Rabu.
Sedangkan hari pasaran Jawa dalam masyarakat Jawa seperti, Pon K kliwon, Legi, Pahing dan Wage.
Penjumlahan antara hari lahir dan hari pasaran jawa inilah yang sering disebut dengan Weton Jawa. contohnya:
Neptu Berdasarkan Hari Lahir
Hari Nilai
- Minggu: 5
- Senin: 4
- Selasa: 3
- Rabu: 7
- Kamis: 8
- Jumat: 6
- Sabtu: 9
Neptu Berdasarkan Nama Hari Pasaran Jawa
Hari Pasaran Nilai
- Wage: 4
- Kliwon: 8
- Legi: 5
- Pahing: 9
- Pon: 7
Baca Juga: 38 Nasihat Pernikahan untuk Rumah Tangga Rukun dan Bahagia
Cara Menghitung Hari Baik Pernikahan
Setelah mengetahui weton dan neptu calon mempelai, berikut ini cara menghitung hari baik pernikahan menggunakan Weton Jawa dengan jumlah neptu:
1. Tentukan Nilai (Neptu) Hari Kelahiran dan Hari Pasaran Jawa Calon Mempelai
Misalnya, calon mempelai perempuan lahir hari Selasa (3) dengan pasaran Pon (7), disebut memiliki Weton Selasa Pon, kemudian dijumlahkan dan diperoleh neptu Weton Jawa sebesar 10.
Sedangkan calon mempelai pria lahir pada hari Sabtu (9) dengan pasaran Kliwon (8), disebut memiliki weton Sabtu Kliwon, kemudian dijumlahkan dan diperoleh neptu Weton Jawa sebesar 17.
2. Jumlahkan Neptu Kedua Calon Mempelai
Weton Selasa Pon (10) + Weton Sabtu Kliwon (17) = 27
3. Hasil dari Penjumlahan Weton
- Pegat = 19 = Jodoh
- Ratu = 20 = Topo
- Jodoh = 21 = Tinari
- Topo = 22 = Padu
- Tinari = 23 = Sujanan
- Padu = 24 = Pesthi
- Sujanan = 25 = Pegat
- Pesthi = 26 = Ratu
- Pegat = 27 = Jodoh
- Ratu = 28 = Topo
- Jodoh = 29 = Tinari
- Topo = 30 = Padu
- Tinari = 31 = Sujanan
- Padu = 32 = Pesthi
- Sujanan = 33 = Pegat
- Pesthi = 34 = Ratu
- Pegat = 35 = Jodoh
- Ratu = 36 = Topo
Berarti hasil penjumlahan weton = 27 adalah Jodoh.
Penjelasan Hasil Penjumlahan Weton
Dari hasil penjumlahan weton yang disebutkan di atas berikut ini penjelasannya.
- Pegat atau pegatan
Dalam bahasa Jawa berarti bercerai. Pasangan ini kemungkinan akan sering menghadapi masalah di kemudian hari.
Masalah itu bisa dari masalah ekonomi, perselingkuhan, kekuasaan yang bisa menyebabkan perceraian.
- Ratu
Identik dengan sosok yang dihormati. Jika hasilnya ratu, pasangan ini bisa dikatakan sudah cocok dan berjodoh.
Sangat dihargai dan disegani oleh tetangga maupun lingkungan sekitar.
Bahkan tak sedikit orang yang iri dengan keharmonisannya dalam membina rumah tangga.
- Jodoh
Pasangan ini memang ditakdirkan berjodoh.
Mereka bisa saling menerima segala kekurangan maupun kelebihan masing-masing.
Nasib rumah tangga dapat harmonis sampai tua.
- Topo
Ini artinya bahasa jawa bisa diartikan bertirakat.
Pasangan ini akan sering mengalami kesusahan di awal-awal membina rumah tangga, namun pada akhirnya akan bahagia.
Persoalan rumah tangga bisa dari ekonomi dan lain sebagainya.
Tapi setelah mempunyai anak dan cukup lama berumah tangga, hidupnya akan sukses serta bahagia.
- Tinari
Pasangan ini akan mendapatkan kebahagiaan.
Kemudahan dalam mencari rezeki dan tidak akan hidup berkekurangan.
Hidupnya juga diliputi keberuntungan.
- Padu
Dalam bahasa Jawa berarti cekcok atau pertengkaran.
Rumah tangga pasangan ini akan sering mengalami pertikaian atau pertengkaran.
Meski sering terjadi pertengkaran, nasib rumah tangga tidak sampai bercerai.
Pertengkaran ini bahkan dipicu dari hal-hal yang bersifat sepele.
- Sujanan
Rumah tangga ini akan sering mengalami percekcokan dan masalah perselingkuhan.
Entah dari sang suami atau istri yang mulai membuat hubungan perselingkuhan.
- Pesthi
Rumah tangga akan berjalan dengan sangat harmonis, rukun, adem, ayem, tenteram dan sejahtera sampai tua.
Sedikit masalah namun tidak mengganggu keharmonisan.
Baca Juga: 7 Weton yang Cocok dengan Jumat Kliwon, Ada Selasa Kliwon
Contoh Menghitung Weton dari Sisa Neptu dan Penjelasannya
Langkah menghitung Weton dengan sisa Neptu dapat dilakukan dengan menentukan nilai hari kelahiran dan nilai hari pasaran untuk kedua calon mempelai, kemudian jumlahkan kedua neptu calon mempelai.
Setelah itu, bagi jumlah neptu dengan angka 7 dan sisanya dapat dijadikan acuan pedoman primbon jodoh.
Jika mengambil contoh dari neptu di atas, maka hasilnya:
Weton Rabu Pon (10) + Weton Sabtu Kliwon (17) = 27
Kemudian jumlah weton dibagi 7, berarti 27 : 7 = 3 sisa 6.
Berikut ini penjelasan mengenai weton sisa neptu:
- Sisa 1 = Wasesasegara, berarti mempunyai watak yang sabar, pemaaf, berbudi luhur, dan berwibawa.
- Sisa 2 = Tunggaksemi, berarti rezeki dimudahkan dan dilancarkan.
- Sisa 3 = Satriya wibawa, berarti memperoleh kemuliaan dan keluhuran yang tinggi.
- Sisa 4 = Sumur sinaba, berarti banyak orang yang datang berguru dan meminta ilmu.
- Sisa 5 = Satriya wiring berarti sering mendapatkan duka cita. Kesusahan, sering malu akibat tindakannya sendiri.
- Sisa 6 = Bumikepetak, berarti hatinya lapang, banyak mengalami cobaan dan rintangan hidup, serta pekerja keras.
- Sisa 7 = Lebu ketiup angina, berarti sulit mencapai cita-cita, sering mendapatkan kesusahan, dan sering pindah rumah.
Baca Juga: Ketahui Pernikahan Adat Jawa yang Penuh Doa dan Makna
Pentingnya Mengetahui Hari Baik Pernikahan Menurut Primbon Jawa
Mengetahui cara menghitung hari baik pernikahan menurut Primbon Jawa memiliki arti penting dalam budaya Jawa yang kental akan tradisi dan kepercayaan.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa penting untuk memperhatikan hari baik menurut Primbon Jawa sebelum melangsungkan pernikahan:
1. Menghormati Tradisi
Bagi masyarakat Jawa, menjalankan pernikahan dengan memperhatikan hari baik adalah cara untuk menghormati tradisi nenek moyang dan leluhur mereka.
Hal ini dipercayai sebagai upaya untuk mendapatkan restu dan keberkahan dari alam semesta.
2. Keharmonisan Rumah Tangga
Primbon Jawa memperhitungkan berbagai faktor, seperti weton (hari lahir) pasangan pengantin, neptu (nilai weton), dan wuku (kalender Jawa), untuk menentukan hari yang dianggap baik untuk pernikahan.
Dipercaya bahwa pernikahan yang dilangsungkan pada hari baik akan membawa keharmonisan dan kelancaran dalam rumah tangga.
3. Mencegah Halangan dan Rintangan
Memilih hari baik menurut Primbon Jawa juga dianggap sebagai langkah untuk menghindari kemungkinan halangan atau rintangan yang dapat mengganggu kelancaran pernikahan.
Dengan demikian, pasangan dapat memulai kehidupan baru mereka dengan penuh kesuksesan dan kebahagiaan.
4. Memberikan Rasa Percaya Diri dan Ketenangan
Memilih hari baik untuk menikah juga dapat memberikan rasa percaya diri kepada pasangan bahwa mereka telah melakukan segala upaya yang memungkinkan untuk memastikan kesuksesan pernikahan mereka.
Ini dapat menciptakan suasana yang lebih tenang dan damai menjelang pernikahan.
Mengetahui cara menghitung hari baik pernikahan juga dapat memberikan ketenangan pikiran bagi pasangan pengantin dan keluarga.
Mereka merasa yakin bahwa pernikahan mereka dilangsungkan pada waktu yang tepat dan membawa keberuntungan.
Baca Juga: 17 Tradisi Jawa Tengah yang Masih Dilakukan dan Dilestarikan
Demikian cara menghitung hari baik pernikahan menggunakan hitungan Weton Jawa dari para orang tua jaman dahulu yang ditulis pada primbon.
- https://www.researchgate.net/publication/336211825_Etnomatematika_pada_Perhitungan_Weton_dalam_Tradisi_Pernikahan_Jawa
- https://jurnalbudaya.ub.ac.id/index.php/jbb/article/view/44/46
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.