5 Contoh Ceramah Singkat tentang Ikhlas, Penuh Makna!
Ternyata, banyak juga yang mencari ceramah singkat tentang ikhlas.
Memang, ikhlas terlihat sederhana dan mudah, tapi sangat rumit saat melakukannya.
Karena ikhlas adalah perbuatan hati, sehingga hanya Allah SWT yang mengetahuinya.
Ceramah tentang iklhas juga termasuk pembahasan yang ringan untuk disampaikan, tapi sulit diaplikasikan.
Entah untuk tugas mengisi ceramah di kelas, sekolah, atau mengikuti lomba, tema ini sering diangkat karena dapat diterima dengan baik oleh para pendengarnya.
Sebagai inspirasi Moms ataupun Dads, berikut berbagai contoh ceramah singkat tentang ikhlas yang bisa digunakan.
Baca Juga: 10 Doa Pembuka dan Penutup Acara, Lengkap beserta Artinya
Contoh Ceramah Singkat tentang Ikhlas
Bagi Moms yang sedang mencari ceramah singkat tentang ikhlas, berikut ini telah dirangkum beberapa contohnya.
1. Ceramah Singkat tentang Ikhlas dan Amal
Assalamu ‘alaikum warrahmatullohi wabaro kaatuuh
Innalhamda lillaah nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wa na’uudzu billaahi min syururi anfusinaa wamin sayyiaati a’maalinaa man yahdillahu falaa mudhillalahu wamay yudhlill falaa hadiyalahu.
Asyhadu allaa ilaha illalloh wahdahu laa syariika lahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuluhu laa nabiya ba’dah. Allohumma sholli wasallim wa baarik ‘ala rosuulillaahi wa’alaa alihi wa ashhabihi waman walaahu. ammaa ba’du.
Jemaah yang dirahmati Allah SWT, dalam kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas yang menjadi syarat diterimanya amal.
Seperti diketahui, umat Islam dituntun oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk senantiasa memperbanyak perbuatan baik.
Berbuat baik sebenarnya adalah inti dari tujuan diturunkannya Islam ke dunia melalui Nabi Muhammad SAW.
Sebagai inti ajaran Islam, tentu sikap baik ini juga harus termasuk dalam pandangan Allah SWT, bukan hanya manusia.
Jika dipelajari secara mendalam, semua ayat dalam Al-Qur'an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam sunah-sunahnya adalah berisi kebaikan.
Dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Allah SWT dengan jelas memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik.
وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Wa anfiqụ fī sabīlillāhi wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn.
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan
dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik,” (QS Al Baqarah: 195)
Dalam surat yang lain, Allah SWT juga memberi kepastian bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan juga.
هَلْ جَزَآءُ ٱلْإِحْسَٰنِ إِلَّا ٱلْإِحْسَٰنُ
Hal jazā`ul-iḥsāni illal-iḥsān.
Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula),” (QS Ar Rahman: 60)
Namun, Islam mensyaratkan standar yang tinggi dalam perbuatan baik yang dilakukan.
Maksudnya, kebaikan saja tidak akan cukup karena belum tentu menjadi amal yang diterima oleh Allah SWT.
Jika tidak cukup dengan kebaikan, lalu apa lagi? Islam tidak hanya menuntut untuk berbuat baik, tapi juga harus diiringi dengan rasa ikhlas.
Ini menjadi syarat utama diterimanya perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia.
Ikhlas dalam berbuat baik atau beribadah, berarti melakukannya semata-mata mengharap rida Allah SWT, bukan yang lain.
Orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia dan tidak pamer karena sudah merasa cukup amal perbuatannya hanya ditujukan kepada Allah SWT.
Dalam ayat lain disebutkan:
قُلْ أَمَرَ رَبِّى بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَقِيمُوا۟ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ
Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum ‘inda kulli masjidiw wad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, kamā bada`akum ta’ụdụn.
Artinya: “Katakanlah: ‘Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan’. Dan (katakanlah): ‘Luruskanlah muka (diri) mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)”. (QS Al-A’raf: 29)
Jelas sekali diterangkan dalam ayat-ayat tersebut bahwa umat Islam diperintahkan untuk melakukan semua amal perbuatan baik dengan ikhlas.
Demikian ceramah singkat tentang ikhlas ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca Juga: Peristiwa Isra Mikraj, Perjalanan Suci Nabi Muhammad SAW
2. Ceraham Singkat tentang Ikhlas dalam Beribadah
Assalamu ‘alaikum warrahmatullohi wabaro kaatuuh.
Hadirin yang senantiasa dalam lindungan Allah SWT, marilah kita bersyukur atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang tak pernah putus hingga saat ini.
Mari pula bersyukur karena dapat mengenal sosok Nabi Muhammad SAW, sang teladan umat.
Pembawa kebenaran yang namanya dikenang dan dikenal sebagai sosok luar biasa.
Semoga kelak, kita bisa dikumpulkan bersamanya. Aamiin ya Robba ‘Aalamiin.
Dalam menjalani kehidupan, kita sering kali mendengar dan mengatakan 'Aku ikhlas kok, udah, ikhlasin aja' atau kalimat yang mirip dengan itu.
Yang menjadi pertanyaannya adalah, benarkah kita sudah ikhlas?
Tidak dapat kita pungkiri, bahwa ikhlas adalah salah satu amal hati yang sangat sulit, tingkatannya pun sudah tinggi.
Dalam hal ini, Imam Al Ghazali pernah mengatakan, 'hakikat ikhlas ialah kemurnian niat dari hal-hal yang bisa mengotorinya'.
Dan biasanya, para ulama sering menganalogikan ikhlas layaknya surat Al-Ikhlas dalam Al-Qur'an.
Ia disebut surat Al-Ikhlas, padahal di dalamnya tak satupun ada kata ikhlas.
Umat Islam diperintahkan untuk selalu ikhlas atas ketetapan-Nya, termasuk atas ibadah salat yang telah diperintahkan Nya.
Sebagaimana yang terdapat di dalam salah satu ayat Al-Qur'an:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
Wa mā umirū illā liya'budullāha mukhliṣīna lahud-dīna ḥunafā`a wa yuqīmuṣ-ṣalāta wa yu`tuz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah.
Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat
dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS Al Bayyinah: 5)
Dalam ayat tersebut mengandung beberapa hal penting yang harus dicermati.
Pertama, kita hanya boleh beribadah kepada Allah SWT saja, tanpa menyekutukannya.
Kemudian, setiap ibadah yang dilaksanakan meski ikhlas, yakni harus bersih dari segala hal yang akan membuatnya rusak seperti ria, sum'ah, atau yang lainnya.
Sementara yang ketiga ialah membuktikan keikhlasan dengan melaksanakan salat serta zakat sesuai pada waktunya.
Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba yang ikhlas dalam beribadah dan ikhlas dalam menerima ketentuan-Nya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca Juga: Kandungan Surat An Nisa Ayat 146 tentang Ikhlas dan Taubat
3. Ceramah Singkat tentang Ikhlas dalam Kehidupan
Sahabat muslim yang dirahmati oleh Allah, saya ingin menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas di dalam kehidupan.
Ada banyak dimensi bentuk ikhlas di dalam kehidupan kita, yaitu ikhlas dalam melakukan pekerjaan, ikhlas dalam melakukan ibadah, ikhlas dalam beramal, dan masih banyak lagi.
Di dalam konteks ibadah, bersikap ikhlas adalah menjalankan ibadah dengan penuh rasa ikhlas karena Allah SWT dan bukan karena sikap lainnya.
Untuk menekankan betapa pentingnya sikap ikhlas ini, mari kita renungkan sebuah hadis dari Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا، أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Innamā al-aʿmālu bil-niyyāt, wa innamā likulli imri’in mā nawā, fa-man kānat hijratuhu ilā Allāhi wa rasūlihi;
fa-hijratuhu ilā Allāhi wa rasūlihi, wa-man kānat hijratuhu li-dunyā yuṣībuhā, aw imra’atin yankiḥuhā, fa-hijratuhu ilā mā hājara ilayhi.
Artinya: "Sesungguhnya setiap amal itu (tergantung) pada niat, dan sesungguhnya setiap orang itu akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.
Barangsiapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya.
Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia atau karena seorang wanita, maka hijrahnya karena itu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika tidak dilandasi dengan keikhlasan, maka agama yang kita anut saat ini akan menjadi lebih runyam.
Seolah tidak ada efek atau hal yang membekas dari agama itu sendiri.
Banyak orang jadi sibuk dengan urusan dunianya dan tidak menempatkan agama sebagai sesuatu yang utama dalam hidupnya.
Semoga kita dihindarkan dari sikap-sikap seperti itu.
Dengan melakukan ikhlas dalam beragama, maka segala urusan dalam hidup akan menjadi lebih baik, lebih tenang, dan lebih terang, sehingga beragama menjadi lebih mudah.
Sikap ikhlas ini sangat penting untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena segala amalan yang tidak disadari dengan sikap ikhlas, maka tidak akan sah di mata Allah SWT.
Semakin ikhlas seseorang dalam melakukan amal kebaikan, maka akan semakin besar juga balasan yang diterima oleh kita dan amalan itu pun akan semakin bernilai di mata Allah SWT.
Sekian ceramah singkat tentang ikhlas ini, semoga berguna dan bermanfaat untuk kita semua.
4. Ceramah Singkat tentang Ikhlas Berjuang di Jalan Allah
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam, serta kesempatan untuk berkumpul di tempat ini dalam rangka memperdalam ilmu agama.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, marilah kita membahas tentang pentingnya ikhlas dalam berjuang di jalan Allah.
Ikhlas adalah salah satu nilai yang sangat mendasar dalam Islam.
Ikhlas berarti melakukan segala sesuatu semata-mata karena Allah, tanpa mengharapkan pujian, balasan, atau keuntungan duniawi.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Bayyinah ayat 5:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Artinya: "Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."
Hadirin sekalian,
Dalam konteks berjuang di jalan Allah, ikhlas menjadi kunci utama agar amal kita diterima oleh-Nya.
Berjuang di jalan Allah bisa bermakna luas, termasuk berdakwah, membantu sesama, membela kebenaran, menegakkan keadilan, dan berbagai amal kebaikan lainnya.
Semua itu harus dilakukan dengan niat yang tulus karena Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab r.a.:
"Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan..." (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan bahwa niat yang ikhlas sangat menentukan nilai amal kita di sisi Allah. Tanpa keikhlasan, amal sebesar apa pun bisa menjadi sia-sia.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Berjuang di jalan Allah dengan ikhlas juga berarti kita harus siap menghadapi berbagai ujian dan rintangan.
Kita tidak boleh mundur atau berhenti hanya karena tidak mendapatkan apresiasi atau karena mendapat celaan dari orang lain.
Ingatlah bahwa Allah SWT selalu melihat dan mengetahui apa yang kita lakukan.
Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 105:
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Artinya: "Dan katakanlah: 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.'”
Hadirin yang berbahagia,
Marilah kita senantiasa menjaga keikhlasan dalam setiap perjuangan kita di jalan Allah.
Lakukan segala amal dengan niat yang murni karena-Nya. Jangan biarkan niat kita tercemar oleh keinginan duniawi atau pujian dari manusia.
Hanya dengan ikhlas, kita bisa meraih ridha Allah dan pahala yang berlipat ganda di akhirat kelak.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan dan keikhlasan dalam berjuang di jalan-Nya.
Amin ya Rabbal 'alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
5. Ceramah Singkat tentang Ikhlas dalam Menghadapi Perubahan
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Hari ini saya ingin berbicara tentang pentingnya ikhlas dalam menghadapi perubahan.
Perubahan adalah bagian dari kehidupan kita, baik kecil maupun besar, semuanya adalah ketetapan Allah SWT yang harus kita terima dengan hati lapang.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
Artinya: "Tidak ada musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya." (QS. At-Taghabun: 11)
Rasulullah SAW juga bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Artinya: "Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin, semua urusannya baik. Jika mendapatkan kebahagiaan, dia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika tertimpa musibah, dia bersabar, maka itu baik baginya." (HR. Muslim)
Hadirin yang berbahagia,
Ikhlas dalam menghadapi perubahan berarti menerima setiap keadaan dengan hati yang lapang. Berikut beberapa langkah untuk melatih keikhlasan:
- Menyadari bahwa segala sesuatu adalah ketetapan Allah.
- Bersyukur dalam segala keadaan.
- Berdoa dan bertawakal kepada Allah.
- Berusaha memperbaiki diri.
Marilah kita senantiasa berusaha ikhlas dalam setiap perubahan yang terjadi dalam hidup kita, agar selalu berada dalam lindungan dan rahmat Allah SWT.
Demikian ceramah singkat yang dapat saya sampaikan.
Semoga kita semua bisa menjadi hamba yang ikhlas dan mendapatkan ridha Allah SWT.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca Juga: 6 Hadis dan Ayat Alquran tentang Ikhlas, Amalkan yuk!
Demikian contoh ceramah singkat tentang ikhlas yang dapat digunakan, Moms.
Semoga beberapa contoh ceramah singkat tentang ikhlas di atas dapat membantu dalam menyebarkan kebaikan.
- https://kemuhammadiyahan.com/ceramah-singkat-tentang-ikhlas/
- https://www.arobiyahinstitute.com/2022/05/contoh-naskah-ceramah-singkat-tentang-ikhlas.html
- https://worldquran.com/
- https://berita.99.co/ceramah-singkat-tentang-ikhlas/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.