Co-Sleeping dengan Bayi Kembar, Ini Risiko dan Manfaatnya
Ada sebuah pertanyaan yang sering ditanakan oleh orang tua baru: apakah Moms dan Dads akan berbagi tempat tidur dengan bayi?
Pertanyaan ini cenderung menghasilkan beragam jawaban, karena hal tersebut merupakan topik yang kontroversial.
Beberapa penelitian mengatakan, berbagi tempat tidur atau co-sleeping dengan bayi bermanfaat, sementara yang lain menghubungkan praktik ini dengan risiko kesehatan yang serius.
Jadi, apa yang harus dilakukan orang tua baru, apalagi yang memiliki bayi kembar?
Baca Juga: Intip Cara Menyenangkan Saat Memandikan Bayi Kembar Ini, Moms
Manfaat Co-Sleeping dengan Bayi Kembar
Foto: verywellfamily.com
Para pendukung co-sleeping berpendapat bahwa tidur dengan bayi adalah kebiasaan yang dipraktikkan dalam budaya lain selama berabad-abad dan mengklaim banyak manfaat, termasuk memiliki harga diri yang lebih baik untuk anak-anak yang tidur dengan orang tua, karena tidur di dekat orang dewasa akan memberi rasa aman pada bayi.
Selain itu, co-sleeping akan mendukung proses menyusui yang baik saat malam hari dan akan membuat Moms lebih mudah untuk kembali beristirahat di antara waktu menyusui.
Moms yang menyusui bayi kembar mungkin merasa lebih sulit dibandingkan hanya menyusui satu orang. Sehingga, setiap keuntungan yang membuat prosesnya lebih mudah akan sangat membantu.
Dokter anak Dr. William Sears mungkin adalah dokter yang paling terkenal untuk co-sleeping, setelah secara terbuka mendukung praktik tersebut dalam The Baby Book pada tahun 1993.
"Tempatkan diri Anda di belakang mata bayi Anda. Tanyakan, ‘Jika saya bayi Johnny atau bayi Suzy, di mana saya lebih suka tidur? Di sebuah ruangan gelap yang sunyi di balik jeruji besi, atau terletak di sebelah orang favorit saya di dunia, beberapa inci dari masakan favorit saya?," kata dia.
Baca Juga: Sarwendah Pilih Tidur Bareng Anak, Ini 5 Fakta tentang Co-Sleeping yang Perlu Diketahui
Para orang tua juga akan memiliki banyak waktu tidur saat menerapkan co-sleeping, karena mereka tidak harus bangun dan terjaga saat bayi menangis setiap malam. Ini juga akan memberikan lebih sedikit gangguan tidur.
Selain itu, bayi yang tidur bersama dengan orang tua akan bertransisi dengan lebih lancar melalui fase bangun malam dari proses tidur, mungkin diyakinkan oleh kehadiran fisik orang tua.
“Mereka juga menghabiskan lebih sedikit waktu untuk menangis, dan menggunakan lebih banyak energi untuk tumbuh dan berkembang,” kata James J. McKenna, profesor Universitas Notre Dame dan juga spesialis tidur anak, dalam website cosleeping.nd.edu.
Ada juga orang tua yang merasa bahwa mereka lebih terasa saat mengasuh dan bayi merasa lebih diasuh ketika berbagi tempat tidur. Ini akan menjadi saat bonding yang bermanfaat.
Orang tua yang bekerja dan jauh dari bayi mereka di siang hari juga mungkin menemukan bahwa tidur bersama memberikan kesempatan untuk melakukan bonding saat . co-sleeping
Baca Juga: 10 Nama Bayi Kembar Perempuan yang Tidak Pasaran, Unik dan Cantik!
Risiko Co-Sleeping dengan Bayi Kembar
Foto: Gettyimages.com
Pada Oktober 2016, American Academy of Pediatrics (AAP) merevisi rekomendasinya tentang co-sleeping.
Pedoman ini masih mendorong orang tua untuk menidurkan bayi dalam kasur sendiri atau boks untuk mengurangi risiko SIDS dan merekomendasikan agar bayi tidur di kamar yang sama dengan orang tua, tetapi tidak berbagi tempat tidur bersama.
Salah satu alasannya adalah adanya pendapat dari beberapa ahli medis dan pengasuhan yang menyebut co-sleeping akan menjadi risiko SIDS dan mengklaim bahwa hal itu dapat menimbulkan masalah tidur bagi anak-anak ketika tumbuh dewasa.
Apalagi saat memilki bayi kembar, akan berisiko lebih tinggi untuk SIDS karena prevalensi prematur dan berat badan lahir rendah,. Jadi, untuk bayi multi-kelahiran atau kembar, harus disediakan area tidur yang terpisah.
“Berbagi tempat tidur dapat meningkatkan risiko overheating, rebreathing atau obstruksi jalan napas, penutup kepala dan paparan asap tembakau. Semua ini adalah faktor risiko untuk SIDS,” kata Dr. Michael Goodstein, profesor klinis pediatri di Pennsylvania State University dan anggota Satuan Tugas AAP untuk SIDS.
Selain itu, co-sleeping bersama bayi kembar juga akan mengurangi keintiman orangtua.
Karena saat co-sleeping, orang tua kesulitan melanjutkan kehidupan seksual setelah kehamilan, dan tidak akan menemukan tempat tidur sebagai lokasi yang romantis ketika anak-anak berada di atasnya.
Baca Juga: 10 Inspirasi Nama Bayi Kembar Laki-laki Unik
Cara Aman Co-Sleeping dengan Bayi Kembar
Foto: Healthybabyhappyearth.com
Untuk memutuskan akan melakukan co-sleeping atau tidak bersma bayi kembar, Moms harus mendiskusikannya dengan Dads. Ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan, seperti;
- Jika Dads perokok, sebaiknya tidak tidur bersama dengan bayi. Demikian pula, orang tua yang kewaspadaannya terganggu oleh alkohol atau penggunaan obat-obatan tertentu,
- Jika Moms atau Dads sangat gemuk, sebaiknya tidak mempertimbangkan untuk co-sleeping bersama bayi kembar,
- Beberapa ahli juga mencegah orang tua untuk tidak tidur bersama bayi jika merasa kelelahan,
- Sebagai alternatif, pertimbangkan co-sleeper double bassinet. Ini dapat memberikan lingkungan yang aman bagi bayi dalam jarak dekat dengan tempat tidur tidur orang tua.
- Singkirkan semua alas tidur yang terlalu empuk atau tebal,
- Hindari penggunaan selimut listrik,
- Jangan pernah tidur bersama di atas kasur air, sofa, kursi,
- Posisikan tempat tidur untuk meminimalkan kemungkinan bayi bisa terjepit di antara tempat tidur dan dinding atau perabot lainnya.
Jadi, Moms akan memilih co-sleeping dengan bayi kembar atau tidak?
Baca Juga: Bagaimana Posisi Menyusui Bayi Kembar yang Benar?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.