Bayi Dinyatakan Positif Coombs Test, Berbahayakah?
Bagaimana jika ternyata dokter menyatakan bahwa Si Kecil yang baru lahir positif coombs test?
Sebagai seorang ibu, tentu saja Moms berharap bayi yang baru Moms lahirkan dalam kondisi sehat dan selamat.
Jangan panik, silakan baca artikel ini hingga selesai untuk mengetahui lebih banyak mengenai coombs test pada bayi baru lahir.
Baca Juga : Bayi Kuning Saat Baru Lahir? Ini Penyebab dan Cara Merawatnya
Apa Itu Coombs Test pada Bayi Baru Lahir?
Foto: healthline.com
Dikutip dari Mott Children's Hospital, coombs test dilakukan untuk menemukan antibodi tertentu yang menyerang sel darah merah.
Di mana antibodi adalah protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh yang biasanya mengikat zat asing seperti bakteri dan virus, yang kemudian menyebabkan zat-zat asing tersebut hancur.
Namun, saat ada gangguan tertentu di tubuh, antibodi bisa berbalik menyerang sel yang sehat.
Terdapat 2 jenis coombs test, yaitu:
1. Coombs Test Langsung
Coombs test langsung dapat dilakukan pada bayi baru lahir dengan darah Rh-positif yang ibunya memiliki darah Rh-negatif.
Tes ini digunakan untuk mengetahui apakah sang ibu telah membuat antibodi dan apakah antibodi tersebut telah berpindah melalui plasenta ke bayi yang baru dilahirkannya.
2. Coombs Test Tidak Langsung
Coombs test tidak langsung dilakukan untuk menentukan apakah seorang wanita memiliki darah Rh-positif atau Rh-negatif (titer antibodi Rh) pada awal kehamilan.
Jika memiliki Rh-negatif, langkah-langkah medis dapat diambil untuk melindungi bayi yang sedang dikandung.
Baca Juga : Benarkah Golongan Darah Ibu Dapat Memengaruhi Kehamilan?
Apa Maksudnya Bayi Baru Lahir Positif Coombs Test?
Foto: medicalxpress.com
Jika bayi baru lahir telah menjalani coombs test dan hasil tesnya positif, hal tersebut mengindikasikan bahwa ada kemungkinan darah Moms bercampur dengan darah bayi.
Percampuran ini dapat terjadi jika ada perbedaan dalam faktor Rh dari darah Moms dan Si Kecil.
Jika Moms memiliki Rh-negatif dan Si Kecil Rh-positif atau sebaliknya, yang menyebabkan timbulnya komplikasi tertentu.
Untuk mencegah kemungkinan adanya percampuran darah, coombs test dapat dilakukan pada bayi baru lahir.
Caranya dengan mengambil darah dari tali pusat bayi tepat setelah lahir atau langsung dari bayi.
Baca Juga : 5 Penyakit yang Sering Dialami Bayi dalam 1 Tahun Pertama Kehidupannya
Hasil Coombs Test
Foto: Orami Photo Stock
Pada hasil tes yang normal, akan terlihat bahwa tidak ada gumpalan sel darah merah yang terbentuk.
Artinya di dalam sampel darah tidak terdapat antibodi yang dicurigai sebagai penyebab penyakit.
Sementara itu jika hasilnya tidak normal, maka ada kemungkinan bayi menderita penyakit jenis tertentu, seperti berikut ini.
1. Hasil Coombs Test Langsung: Tidak Normal
Hasil coombs test yang tidak normal menunjukkan bahwa berarti di dalam darah , ada antibodi yang menyerang sel-sel darah merah yang sehat.
Hancurnya sel darah merah akibat antibodi disebut sebagai hemolisis. Hemolisis bisa dipicu oleh beberapa kondisi seperti:
- Autoimun anemia hemolitik
- Reaksi transfusi
- Fetalis erythroblastosis
- Leukimia limfositik kronis
- Lupus eritematosus sistemik
- Mononucleosis
- Infeksi bakteri mycoplasma
2. Hasil Coombs Test Tidak Langsung: Tidak Normal
Jika hasil indirect coombs test tidak normal, maka tandanya ada antibodi tidak normal yang beredar di aliran darah.
Antibodi ini bisa menyebabkan sistem imun menganggap sel darah merah yang sehat sebagai musuh. Terutama sel darah merah yang didapatkan dari transfusi darah.
Hal tersebut menandakan erythoblastosis fetalis, yang merupakan suatu kondisi ketidakcocokan darah antara penerima donor dan pendonor, telah terjadi.
Selain itu, hasil coombs test tidak langsung juga bisa menandakan adanya anemia hemolitik karena penyakit autoimun.
Erythoblastosis fetalis juga bisa terjadi pada janin dengan golongan darah yang berbeda dari sang ibu.
Sehingga, sistem imun ibu akan menyerang bayi saat proses persalinan.
Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian bagi ibu maupun bayi.
Sebagai upaya pencegahan, ibu hamil biasanya akan diinstruksikan untuk menjalani coombs test tidak langsung sebelum proses persalinan.
Baca Juga: 3 Tahap Kontraksi Sebelum Melahirkan yang Moms Perlu Tahu
Apakah Coombs Test Positif Berbahaya Bagi Tumbuh Kembang Bayi?
Foto: Orami Photo Stock
Penting bagi Moms untuk terus berupaya menyusui bayi secara eksklusif, karena bagaimanapun pemberian makan yang buruk dapat memperburuk jaundice.
Selama di rumah sakit, staf medis juga akan memonitor Si Kecil dengan cermat.
Baik anemia ataupun jaundice dapat dipantau dengan pemeriksaan fisik menggunakan alat khusus yang disebut bilimeter dan tes darah, sesuai dengan kebutuhan.
Tingkat ikterus yang tinggi juga akan diobati dengan fototerapi.
Ini adalah pengobatan untuk jaundice menggunakan cahaya khusus untuk membantu tubuh bayi memecah bilirubin menjadi bentuk yang dapat dibuang dari tubuh.
Jadi, Moms tidak perlu khawatir berlebihan selama Si Kecil berada dalam pengawasan dokter dan tim medis.
Selain itu, sebagian besar bayi dengan hasil coombs test positif tidak memiliki masalah jangka panjang.
Karena darah Moms dan bayi tidak bercampur lagi setelah persalinan, sehingga reaksi aliran darah bayi perlahan-lahan membaik.
Alhasil, tubuh bayi dapat memproduksi lebih banyak sel darah merah baru secara alami.
Baca Juga: Mengenal 4 Masalah Gangguan Pernapasan Pada Bayi Baru Lahir
Manfaat Coombs Test untuk Ibu Hamil
Foto: Orami Photo Stock
Salah satu cara untuk mencegah bayi melalui coombs test adalah melalui Moms.
Moms disarankan untuk melakukan tes ini ketika hamil.
Sistem kekebalan tubuh membuat antibodi untuk melawan hal-hal yang dianggapnya merupakan musuh.
Hal itu sering kali karena antibodi biasanya menargetkan kuman.
Saat hamil, sistem kekebalan tubuh juga dapat membantu melindungi janin, Moms. Namun, bila sel darah merah Moms berbeda dari bayi, hal ini bisa berbahaya.
Kondisi yang paling umum terjadi adalah terkait dengan positif atau negatif golongan darah Moms, yang disebut faktor Rh.
Kebanyakan orang memiliki Rh positif, yang berarti mereka memiliki protein Rh pada sel darah merah mereka.
Sedangkan orang dengan Rh negatif tidak. Jadi, mereka akan membuat antibodi untuk menyerang sel darah Rh-positif yang masuk ke tubuh mereka.
Bila Moms memiliki Rh negatif dan bayi memiliki Rh positif, darah Moms mungkin memiliki antibodi Rh yang dapat diteruskan pada janin melalui aliran darah.
Hal inilah yang dapat menyerang dan menghancurkan sel darah merah janin dalam kandungan Moms.
Hal ini dapat menyebabkan jenis anemia yang sangat serius dan bisa berakibat fatal.
Selain itu, ada kemungkinan tubuh Moms juga dapat membuat antibodi lain yang dapat menyerang sel darah merah bayi ibu juga.
Dengan melakukan coombs test tidak langsung, dokter mengetahui apakah Moms memiliki antibodi tersebut.
Sehingga dokter dapat mengambil tindakan untuk melindungi janin yang sedang bertumbuh.
Baca Juga: Agar Ibu dan Janin Sehat, Lakukan 5 Tes Ini di Trimester Kedua Kehamilan
Bagaimana Moms? Apakah artikel ini dapat membantu Moms memahami tentang coombs test positif pada bayi baru lahir?
- https://www.mottchildren.org/health-library/hw44015
- https://www.webmd.com/a-to-z-guides/antibody-coombs-test
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547707/
- https
- //www.ucsfhealth.org/medical-tests/coombs-test
- https://med.stanford.edu/newborns/professional-education/jaundice-and-phototherapy/the-coombs--test.html
- https://childrensmd.org/browse-by-age-group/baby-coombs-positive-whats-d-t/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.