Diare pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Diare pada anak adalah masalah yang sangat umum terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Di negara berkembang, beberapa episode diare pada anak dapat menyebabkan masalah serius seperti malnutrisi (gizi buruk).
Diare didefinisikan sebagai peningkatan jumlah tinja atau adanya tinja yang lebih encer dari biasanya pada individu, yaitu lebih dari 3 kali buang air besar setiap hari.
Periode Diare pada Anak
Berdasarkan lama waktunya diare pada anak, penyakit satu ini terbagi menjadi 2.
1. Jangka Pendek (Akut)
Diare yang berlangsung 1 atau 2 hari dan hilang begitu saja.
Ini mungkin disebabkan oleh makanan atau air yang telah terkontaminasi oleh bakteri (infeksi bakteri).
Atau, mungkin terjadi jika anak sakit karena virus.
2. Jangka Panjang (Kronis)
Diare yang berlangsung selama beberapa minggu, disebabkan masalah kesehatan lain, seperti:
- Sindrom iritasi usus besar
- Penyakit usus
- Kolitis ulserativa
- Penyakit Crohn
- Penyakit celiac
- Giardia
Diare pada anak balita lebih sulit dideteksi karena Si Kecil mungkin masih kesulitan mengungkapkan rasa sakit yang ia alami.
Alhasil, Moms harus memahami setiap gejala dan tanda diare yang dialaminya.
Apa penyebab dan bagaimana cara mengatasi diare pada anak khususnya usia balita? Yuk, simak penjelasan berikut, Moms!
Baca Juga: 10 Obat Sakit Perut Bayi Alami yang Perlu Moms Tahu!
Gejala Diare pada Anak Balita
Menurut American College of Gastroenterology, diare pada anak mungkin encer atau mengandung darah.
Feses bisa mengapung yang mengindikasikan adanya peningkatan lemak di dalam tinja.
Gejala diare pada anak juga bisa disertai dengan:
- Urgensi buang air besar alias tidak bisa ditahan
- Sakit perut dan kembung
- Nyeri rektal
- Mual dan muntah
- Penurunan berat badan
- Demam
Penderita diare pada anak berisiko mengalami dehidrasi, yang terjadi ketika seorang anak tidak dapat minum cukup cairan.
Tanda-tanda dehidrasi karena diare pada anak meliputi:
- Penurunan output urin/popok basah
- Bibir dan mulut kering
- Air mata yang tidak keluar saat menangis
- Meningkatnya iritabilitas dan kerewelan Si Kecil
- Peningkatan rasa kantuk dan penurunan tingkat energi
Dokter dapat menentukan apakah seorang anak mengalami dehidrasi dan seberapa parah mereka mengalami dehidrasi dengan memeriksanya.
Baca Juga: 10 Penyebab dan Gejala Muntaber pada Anak, Moms Wajib Tahu!
Penyebab Diare pada Anak Balita
Menurut Dr. dr. Muzal Kadim, Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Anak, RS Pondok Indah – Pondok Indah, diare pada anak sebagian besar disebabkan oleh:
- Rotavirus
- Salmonella
- E.coli
- Shigella
- Alergi susu pada bayi
Melansir American College of Gastroenterology, ada dua jenis diare pada anak, yaitu:
- Diare Akut
Diare akut dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit.
Diare lebih sering terjadi pada anak-anak yang menghadiri penitipan anak dan biasanya disebabkan oleh virus.
Sementara kasus diare akibat infeksi biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya.
Penting untuk menghindari dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh dalam tinja diare.
- Diare kronis
Ada banyak penyebab diare kronis.
Diare kronis disebabkan oleh penyakit radang usus dan/atau malabsorpsi nutrisi.
Untuk mengenal penyebab-penyebab diare pada anak ini lebih lanjut, simak penjelasan lengkapnya berikut ini yuk, Moms!
1. Virus
Viral gastroenteritis (sering disebut "flu perut") adalah penyakit umum yang terjadi pada anak-anak.
Ini menyebabkan diare dan seringkali, mual dan muntah.
Gejala biasanya berlangsung beberapa hari, tetapi anak-anak (terutama bayi) yang tidak minum cukup dapat mengalami dehidrasi.
Rotavirus menyerang bayi dan anak kecil dan dapat menyebabkan diare yang berair.
Wabah lebih sering terjadi bermula dari tempat penitipan anak atau sekolah.
Vaksin rotavirus dapat melindungi anak dari penyakit ini.
Enterovirus, seperti coxsackievirus, juga dapat menyebabkan diare pada anak-anak, terutama selama musim panas.
2. Bakteri
Penyebab diare pada anak selanjutnya adalah bakteri. Berbagai jenis bakteri dapat menyebabkan diare, termasuk:
- E. coli
- Salmonella
- Campylobacter
- Shigella
Jenis bakteri ini sering kali bertanggung jawab atas masalah keracunan makanan, yang dapat menyebabkan diare dan muntah dalam beberapa jam setelah terinfeksi.
3. Parasit
Infeksi parasit yang dapat menyebabkan diare pada anak-anak antara lain giardiasis dan kriptosporidiosis.
4. Penyebab Lainnya
Penyebab diare pada anak lainnya antara lain:
- Diet tinggi gula (misalnya, dari minum banyak jus)
- Alergi makanan
- Intoleransi laktosa
- Masalah di usus seperti penyakit celiac dan penyakit radang usus (penyakit Crohn dan kolitis ulserativa)
Baca Juga: Bahayakah Minum Susu setelah Minum Obat? Ini Kata Dokter!
Diagnosis Diare pada Anak Balita
Untuk memberikan diagnosis, dokter anak akan bertanya tentang gejala dan riwayat kesehatan anak Moms.
Dia akan memberi anak pemeriksaan fisik, karenanya Si Kecil mungkin akan menjalani tes laboratorium untuk memeriksa darah dan urin.
Tes diagnosis diare pada anak lain yang mungkin dilakukan termasuk:
- Kultur tinja untuk memeriksa bakteri atau parasit abnormal di saluran pencernaan anak
- Evaluasi feses untuk memeriksa tinja dari darah atau lemak
- Tes darah untuk menyingkirkan penyakit tertentu
- Tes pencitraan untuk menyingkirkan masalah struktural
- Tes untuk memeriksa intoleransi atau alergi makanan
- Melakukan sigmoidoskopi
Ini membantu untuk mengetahui apa yang menyebabkan diare, sakit perut, sembelit, pertumbuhan abnormal, dan pendarahan.
Dokter anak menggunakan tabung pendek, fleksibel, dan menyala (sigmoidoscope).
Tabung dimasukkan ke usus anak melalui rektum.
Tabung ini menghembuskan udara ke dalam usus untuk membuatnya membengkak.
Ini membuatnya lebih mudah untuk melihat ke dalam.
Bila Si Kecil mengalami diare, Moms harus memastikan bahwa ia tidak mengalami dehidrasi.
Dehidrasi merupakan salah satu komplikasi diare pada Si Kecil yang dapat meningkatkan risiko kerusakan otak, kejang, dan bahkan kematian.
Apabila diare tidak membaik setelah perawatan di rumah, atau justru memburuk dan terdapat tanda-tanda di atas, segera bawa Si Kecil ke dokter anak.
Baca Juga: Tanya Jawab dengan Dokter soal Pelekatan Menyusui yang Benar
Mengatasi Diare pada Anak Balita
Perawatan akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum anak kita. Itu juga akan tergantung pada seberapa parah kondisinya.
Namun, mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa cara sederhana yang bisa orang tua lakukan untuk mengobati diare pada anak.
1. Rehidrasi Anak Kembali setelah Diare
Cara mengatasi diare pada anak yang pertama adalah rehidrasu anak. Karena anak mengeluarkan banyak cairan saat diare, maka anak sangat rentan dehidrasi.
Anak yang mengalami dehidrasi ringan hingga sedang akan terlihat kehausan. Sebaliknya, bila sudah mengalami dehidrasi berat maka ia malas minum.
“Kita harus mencegah anak dehidrasi dengan menghidrasi mereka kembali dengan cairan yang cukup,” jelas dr. Muzal.
Moms juga bisa memberikan anak cairan rumah tangga, seperti air tajin, yang penting jangan terlalu manis.
Jangan menunggu anak haus, pemberian cairan segera diberikan sebanyak anak mau. Namun, sebaiknya jangan memberikannya cairan untuk olahraga (sport drink).
Program kesehatan nasional pada balita yang mengalami diare adalah dengan pemberian cairan rehidrasi oral atau dikenal oralit.
Cairan oralit merupakan cairan yang dikemas secara khusus, mengandung air serta elektrolit yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi saat diare.
Pemberian oralit dapat secara teratur diberikan bersamaan dengan makanan bayi (ASI, susu formula, atau MPASI).
2. Memberikan Anak ASI
Cara mengatasi diare pada anak yang selanjutnya adalah memberikan ASI.
Obat diare untuk balita yang paling penting adalah meningkatkan konsumsi cairan.
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Hendaknya Moms sering meminumkan Si Kecil beberapa teguk cairan sesering mungkin meski mengalami gejala muntah.
Hal ini lebih baik dilakukan daripada tidak ada sama sekali cairan yang masuk.
Hindari konsumsi jus buah atau minuman bersoda yang dapat memperburuk kondisi diare si balita tersebut.
Jika bayi mencret, namun tetap aktif mengonsumsi ASI, maka teruskanlah untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
Jangan takut untuk memberi ASI pada bayi atau balita yang mengalami diare.
ASI memiliki efek proteksi terhadap terjadinya diare. Saat anak mengalami diare, lanjutkan memberikan ASI.
Mengapa? Karena kandungan laktosa yang terdapat dalam ASI tidak menyebabkan diare bertambah parah.
Pemberian susu formula bebas laktosa saat sedang diare masih kontroversial.
Baca Juga: 5 Langkah Mudah Pertolongan Pertama Anak Sakit Perut
3. Berikan Anak Nutrisi yang Dibutuhkan
Cara mengatasi diare pada anak yang selanjutnya adalah memberikan nutrisi yang dibutuhkan.
Saat sedang diare, nafsu makan anak mungkin akan menurun, tetapi asupan makanan yang masuk tetap harus diperhatikan.
Saat diare, Si Kecil mungkin juga merasa mual atau malah muntah. Berikan makanan dalam porsi lebih kecil yang lebih mudah diterima.
Makanan dalam porsi kecil ini perlu diberikan lebih sering, misal tiap 3-4 jam, untuk memenuhi kebutuhan zat gizi Si Kecil selama diare.
Anak tetap harus diberi makan sesuai umurnya. Menurut dr. Muzal, Moms bisa memberikan makanan yang mengandung nutrisi seperti zinc.
4. Memberi Makanan yang Mengandung Energi Tinggi
Cara mengatasi diare pada anak yang selanjutnya adalah beri asupan makanan yang mengandung energi tinggi.
Bila diare sudah membaik, maka Moms harus mengejar kekurangan asupan makan tersebut dengan melanjutkan memberikan makanan tinggi energi.
Jika anak telah berusia 6 bulan atau lebih, maka berikan makanan yang disajikan secara segar, baik dimasak, ditumbuk ataupun digiling, seperti:
- Sereal
- Sayuran
- Kacang-kacangan
- Daging atau ikan
Tambahkan pula 1-2 sendok teh minyak sayur yang ditambahkan pada setiap sajian untuk menambah cita rasa di lidah balita.
Beberapa jenis makanan yang direkomendasikan untuk anak yang diare, antara lain:
- Nasi
- Telur matang
- Sup ayam hangat
Baca Juga: Penyebab Muntaber pada Anak dan Cara Mencegah Dehidrasi
5. Memberikan Anak Antibiotik
Cara mengatasi diare pada anak yang selanjutnya adalah berikan antibiotik.
Antibiotik dapat diresepkan untuk anak-anak dengan diare yang disebabkan karena bakteri atau parasit tertentu.
Meskipun dalam banyak kasus, antibiotik tidak mengubah berapa lama diare berlangsung atau tingkat keparahannya.
Probiotik mungkin berguna dalam mengurangi keparahan gejala dengan adanya ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di usus.
Obat yang memperlambat buang air besar tidak dianjurkan pada anak-anak dengan diare akut, Moms.
Jika Moms ragu, silakan berkonsultasi dengan dokter.
6. Perawatan Rumah Sakit
Cara mengatasi diare pada anak yang selanjutnya adalah perawatan di rumah sakit.
Moms dapat segera membawa Si Kecil ke rumah sakit jika ditemukan tanda-tanda kegawatdaruratan seperti yang telah dipaparkan di atas.
Saat dirawat di rumah sakit, balita akan di infus untuk menjaga asupan cairan tubuh pada anak.
Selain itu, dokter akan memberikan antibiotik atau obat antiparasit untuk mengatasi sumber penyebab diare tersebut.
Pemberian oralit dan tablet zinc juga diberikan sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan dokter.
Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Muntah pada Anak dengan Cepat
Cara Mencegah Diare pada Anak Balita
Mencuci tangan yang benar dapat mengurangi penyebaran bakteri yang dapat menyebabkan diare pada anak.
Moms juga bisa memberikan Si Kecil vaksin rotavirus dapat mencegah diare yang disebabkan oleh rotavirus.
Namun, tetap pastikan kepada penyedia layanan kesehatan anak vaksin mana yang tepat untuk Si Kecil ya, Moms.
Saat bepergian, pastikan apa pun yang dimakan dan diminum Si Kecil aman. Ini bahkan lebih penting jika Moms bepergian ke negara berkembang.
Tips keamanan perjalanan untuk minum dan makan anak, dilansir dari John Hopkins Medicines adalah:
- Tidak minum air keran atau menggunakannya untuk menyikat gigi
- Tidak menggunakan es yang terbuat dari air ledeng
- Tidak minum susu yang tidak dipasteurisasi
- Tidak makan buah dan sayuran mentah kecuali mencuci dan mengupasnya sendiri
- Tidak makan daging, ikan mentah, atau setengah matang
- Tidak makan makanan dari pedagang kaki lima
- Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan anak sebelum bepergian
Nah untuk di rumah saja, langkah pencegahan diare pada anak yang bisa Moms lakukan adalah dengan:
- Menjaga kebersihan lingkungan, terutama sumber air minum
- Membiasakan anak untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta setelah buang air kecil atau buang air besar
- Memberikan ASI pada anak berusia <2 tahun untuk meningkatkan daya tahan tubuh
- Memberikan anak makanan yang bergizi dan bermanfaat untuk pencernaannya
Baca Juga: 5 Langkah Mudah Pertolongan Pertama Anak Sakit Perut
Kapan Harus ke Dokter?
Diare pada anak memang kondisi yang umum, tapi jangan diabaikan, ya Moms.
Beirkut tanda sebaiknya anak dibawa ke dokter.
- Diare yang semakin sering.
- Muntah berulang kali.
- Malas makan dan minum.
- Terlihat sakit berat.
- Diare lebih dari tiga hari.
- Usia di bawah enam bulan.
- Muntah darah.
- Muntah berwarna hijau atau kuning.
- Muntah lebih dari dua kali sehari dan tidak ada cairan yang bisa masuk.
- Dehidrasi ringan-sedang (haus terus-menerus, tidak BAK dalam enam jam pada bayi, tidak BAK dalam 12 jam pada anak-anak, mata cekung, tidak aktif, dan mulut kering)
- Dehidrasi berat (rewel, mata cekung, tidak keluar air mata saat menangis, tidak mau minum, lemas atau tidak sadarkan diri, sedikit atau tidak BAK, dan BAK berwarna gelap)
Itu dia Moms beberapa hal yang perlu diketahui mengenai diare pada anak.
Pastikan Moms memberikan anak cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi, ya!
Sekarang, Moms tak perlu khawatir untuk mengatasi diare pada anak, kan?
- https://www.webmd.com/children/guide/diarrhea-treatment
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/diarrhea-in-children
- https://gi.org/topics/diarrhea-in-children/
- https://patient.info/childrens-health/acute-diarrhoea-in-children
- https://www.childrens.com/health-wellness/how-to-treat-diarrhea-in-kids
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.