Disartria, Gangguan Bicara karena Kelemahan Fungsi Otot
Salah satu penyakit yang dapat menyerang sistem saraf adalah Disartria. Ini terjadi saat otot-otot yang digunakan untuk berbicara menjadi lemah atau sulit dikendalikan.
Ini sering menyebabkan cadel atau bicara lambat dan sulit dipahami. Penyebabnya termasuk gangguan sistem saraf dan kondisi yang menyebabkan kelumpuhan wajah, kelemahan otot lidah atau tenggorokan.
Baca Juga: Ketahui Fungsi 12 Saraf Kranial di Otak yang Mengatur Kemampuan Pancaindra Manusia
Gejala dan Penyebab Disartria
Foto: Medicalnewstoday.com
Tanda dan gejala disartria bervariasi, tergantung pada penyebab yang mendasari dan jenis disartria. Ini mungkin termasuk:
- Bicara cadel
- Bicara lambat
- Ketidakmampuan berbicara lebih keras daripada bisikan atau berbicara terlalu keras
- Berbicara cepat yang sulit dimengerti
- Suara hidung, serak atau tegang
- Irama bicara yang tidak rata atau tidak normal
- Volume bicara tidak rata
- Kesulitan menggerakkan lidah atau otot wajah
Disartria bisa menjadi tanda kondisi serius. Temui dokter jika mengalami perubahan mendadak atau tidak dapat dijelaskan terkait kemampuan berbicara.
Dikutip Mayo Clinic, kondisi yang dapat menyebabkan disartria meliputi:
- Amyotrophic lateral sclerosis (ALS, atau penyakit Lou Gehrig)
- Kerusakan otak
- Tumor otak
- Cerebral palsy
- Sindrom Guillain-Barre
- Cedera kepala
- Penyakit Huntington
- Penyakit Lyme
- Sklerosis ganda
- Distrofi otot
- Myasthenia gravis
- Penyakit Parkinson
- Penyakit Wilson
- Beberapa obat, seperti obat penenang dan obat kejang tertentu, juga dapat menyebabkan disartria.
Baca Juga: 12 Arti Kedutan Bibir Kanan Bawah Menurut Medis, Bisa Jadi Tanda Gangguan Saraf, Lho!
Diagnosis Disartria
Foto: Myastheniagrvisnews.com
Disartria dapat mempengaruhi anak-anak dan orang dewasa. Seseorng berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini jika:
- Berisiko tinggi terkena stroke
- Memiliki penyakit otak degeneratif
- Memiliki penyakit neuromuskular
- Menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan
- Berada dalam tingkat kesehatan yang buruk
Jika dokter mencurigai seseorang menderita disartria, biasanya ada kemungkinan untuk dirujuk ke ahli patologi wicara-bahasa.
Spesialis ini dapat menggunakan beberapa pemeriksaan dan tes untuk menilai tingkat keparahan dan mendiagnosis penyebab disartria.
Misalnya dengan mengevaluasi cara berbicara dan menggerakkan bibir, lidah, dan otot wajah. Spesialis ini juga dapat menilai aspek kualitas vokal dan pernapasan.
Setelah pemeriksaan awal, dokter mungkin meminta satu atau lebih dari tes berikut:
- Tes menelan
- MRI atau CT scan untuk memberikan gambar rinci dari otak, kepala, dan leher
- Elektroensefalogram (EEG) untuk mengukur aktivitas listrik di otak
- Eelektromiogram (EMG) untuk mengukur arus listrik impuls otot
- Studi konduksi saraf (NCS) untuk mengukur kekuatan dan kecepatan saraf mengirim sinyal listrik
- Tes darah atau urin untuk memeriksa infeksi atau penyakit lain yang mungkin menyebabkan disartria
- Tes untuk memeriksa infeksi, gangguan sistem saraf pusat, atau otak
- Tes neuropsikologis untuk mengukur keterampilan kognitif dan kemampuan untuk memahami ucapan, membaca, dan menulis
Baca Juga: Nefropati Diabetik: Penyakit Saraf yang Menyerang Penderita Diabetes
Jenis-jenis Disartria
Foto: Markbrighamdo.com
Dilansir dari Stikes Surabaya, terdapat jenis-jenis Disartria yang ada saat ini, seperti:
- Spastic disartria. Ini disebabkan kerusakan pada traktus piramidalis yang menimbulkan reflek yang berlebihan sepanjang akson. Peningkatan tonus otot dan gerakan yang tidak terkoordinasi menjadi akibatnya. Stimulasi biasa terjadi pada nervus VII dan XII yang bertanggung jawab terhadap pergerakan rahang dalam berbicara dan berperan dalam pergerakan lidah.
- Hiperkinetik disartria. Adanya kerusakan atau lesi pada basal ganglia unilateral maupun bilateral yang mengakibatkan muncul gerakan yang tidak disadari (involunteer).
- Hipokinetik disartria. terjadi kerusakan atau lesi pada substansia nigra medulla spinalis dan dikaitkan dengan penyakit Parkinson dan penggunaan agen anti-psikotik.
- Flaccid disartria. Ini disebabkan kerusakan pada area kontrol serebelum yang dapat mempengaruhi respirasi, fonasi, resonansi dan artikulasi.
- Mixed disartria. Ini gabungan beberapa jenis disartria yang dapat disebabkan oleh penyakit seperti multiple sclerosis dengan kerusakan pada kortikobulbar dan serebelar.
Baca Juga: Ayah Gigi Mengamuk karena Penyakit, Ini 4 Penyakit Saraf yang Bisa Mempengaruhi Emosi
Cara Mengatasi Disartria
Foto: Umaine.edu
Rencana perawatan yang direkomendasikan dokter untuk disartria akan tergantung pada diagnosis spesifik. Jika gejala terkait dengan kondisi medis yang mendasarinya, dokter mungkin merekomendasikan obat-obatan, pembedahan, terapi wicara-bahasa, atau perawatan lain untuk mengatasinya.
Jika disartria disebabkan oleh tumor atau lesi yang dapat dioperasi di otak atau sumsum tulang belakang, dokter mungkin merekomendasikan pembedahan.
Ahli patologi wicara-bahasa mungkin dapat membantu meningkatkan kemampuan komunikasi. Mereka mungkin mengembangkan rencana perawatan khusus untuk membantu:
- Meningkatkan gerakan lidah dan bibir
- Memperkuat otot bicara
- Perlambat kecepatan berbicara
- Meningkatkan pernapasan untuk dapat berbicara lebih keras
- Meningkatkan artikulasi untuk ucapan yang lebih jelas
- Melatih keterampilan komunikasi kelompok
- Menguji keterampilan komunikasi
- Terapi bicara dan bahasa
- Latihan penguatan otot-otot ekspirasi
- Modifikasi kecepatan bicara
Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, sehingga sulit untuk dicegah. Tetapi risiko disartria dapat dikurangi dengan mengikuti gaya hidup sehat yang menurunkan kemungkinan terkena stroke. Contohnya:
- Berolahraga secara teratur
- menjaga berat badan pada tingkat yang sehat
- Tingkatkan jumlah buah dan sayuran dalam makanan yang dikonsumsi
- Batasi kolesterol, lemak jenuh, dan garam dalam makanan yng dikonsumsi
- Batasi asupan alkohol
- Hindari merokok dan menjadi perokok pasif
- Tidak menggunakan obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter
Disartria dapat diobati dengan mengatasi penyebab. Namun, obat resep tertentu seperti obat penenang malah dapat menyebabkan disartria.
Oleh karena itu, terapi farmakologi diberikan setelah penegakan diagnose melalui sejumlah pemeriksaan seperti CT-scan, MRI, EEG, punksi lumbal, biopsi otak, darah, dan urin yang dilakukan bersamaan dengan sejumlah tes neuropsikologi.
Pengobatan pada disartria bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari. Pengobatan kejang disartria (hiperkinetik disartria) dan hipokinetik disartria dapat berbeda tergantung beratnya kondisi.
Selain terapi wicara dan bahasa, orang yang terkena disartria juga membutuhkan bantuan dari terapis fisik untuk meningkatkan keseimbangan, gerakan dan koordinasi tubuh.
Neuropsikologis juga membantu meningkatkan memori dan proses perseptual dengan pilihan perawatan yang tepat.
Perawatan juga tersedia untuk memfasilitasi kebutuhan pengetahuan dan tujuan pengobatan. Selain itu, hal yang dibutuhkan penderita disartria adalah dukungan sosial terutama dari keluarga.
Jika gejala Disartria mulai terasa, tidak ada salahnya untuk menghubungi dokter untuk mengetahui beberapa kemungkinannya.
- https://stikessurabaya.ac.id/2019/05/02/disartria-dan-rehabilitasinya/
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dysarthria/symptoms-causes/syc-20371994
- https://www.healthline.com/health/dysarthria#What-is-the-outlook-for-dysarthria?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.