02 Juli 2024

Ini Naskah Drama Cerita Rakyat yang Mudah Dihafal!

Naskah drama berikut bisa dipentaskan di sekolah, lho
Ini Naskah Drama Cerita Rakyat yang Mudah Dihafal!

Foto: Freepik.com

3. Naskah Drama Cerita Rakyat Sangkuriang

Drama Cerita Rakyat Sangkuriang (Pinterest.com)
Foto: Drama Cerita Rakyat Sangkuriang (Pinterest.com)

Tokoh:

  • Dayang Sumbi: Ratu yang cantik jelita namun pemarah
  • Sangkuriang: Putra Dayang Sumbi, memiliki kesaktian
  • Tumang: Anjing hitam peliharaan Dayang Sumbi (dalam wujud manusia adalah suami Dayang Sumbi)
  • Sembadra: Patih kerajaan yang bijaksana

Alur Cerita:

Dayang Sumbi: (kesal) Astaga! Benang ini putus lagi. (membuang benang sembarangan) Aku bersumpah, siapapun yang mengambil benang ini akan menjadi suamiku!

(Di hutan, Tumang - seekor anjing hitam - mengambil benang tersebut.)

Tumang: (dalam hati) Ya Tuhan, benang siapa ini? (membawa benang tersebut)

(Dayang Sumbi memanggil pelayannya.)

Dayang Sumbi: Nyi Iroh! Siapa yang mengambil benangku?

Nyi Iroh: (takut) Ampun, Ratu. Tidak ada seorangpun yang mengaku mengambilnya.

Dayang Sumbi: (marah) Bohong! Pasti ada orang yang mengambilnya! Cari dia sekarang!

(Nyi Iroh pergi mencari. Dayang Sumbi gelisah.)

Dayang Sumbi: (dalam hati) Ya Tuhan, semoga bukan orang yang tidak kuinginkan.

(Tumang datang menghadap Dayang Sumbi.)

Tumang: (menunduk) Ratu, benang ini milik Anda, bukan?

Dayang Sumbi: (terkejut) A-anjing? Kau yang mengambilnya?

Tumang: (sedih) Maafkan saya, Ratu. Saya tidak sengaja mengambilnya.

Dayang Sumbi: (terpaksa) (mengingat sumpahnya) H-harusnya kau jujur. Karena kau mengambilnya, maka kau harus...menjadi suamiku!

(Tumang pasrah. Mereka menikah. Beberapa tahun kemudian, lahirlah Sangkuriang.)

(Di tempat tinggal Sangkuriang, ia sedang berlatih bela diri bersama Tumang.)

Sangkuriang: Ayah, bagaimana aku bisa sekuat dirimu?

Tumang: (tersenyum) Teruslah berlatih, Sangkuriang. Nanti kau akan sekuat dan sehebat ayah.

Sangkuriang: Aku ingin pergi berburu ke hutan. Bolehkah aku mengajakmu, Ayah?

Tumang: (sedih) Tidak bisa, Sangkuriang. Sebaiknya kau pergi sendiri saja.

(Sangkuriang heran, namun tetap pergi berburu.)

(Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang sudah dewasa dan menjadi pemburu yang tangguh. Suatu hari, ia bertemu Dayang Sumbi yang sedang bersedih.)

Dayang Sumbi: (menangis) Tolong! Ada babi hutan yang merusak perkebunanku!

Sangkuriang: (membantu Dayang Sumbi) Jangan khawatir, Nyonya. Biar aku yang mengusirnya!

(Sangkuriang berhasil mengusir babi hutan. Dayang Sumbi terpesona dengan ketampanan Sangkuriang.)

Dayang Sumbi: Terima kasih, pemuda pemberani. Siapa namamu?

Sangkuriang: Aku Sangkuriang, Nyonya.

Dayang Sumbi: (dalam hati) Betapa tampannya dia.

(Sangkuriang sering membantu Dayang Sumbi. Dayang Sumbi mulai memiliki perasaan kepada Sangkuriang.)

Dayang Sumbi: Sangkuriang, maukah kau tinggal di istana dan menjadi pengawalku?

Sangkuriang: Dengan senang hati, Nyonya.

(Suatu hari, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang membuat perahu besar untuk membawanya menyeberangi lautan.)

Sangkuriang: Baiklah, Nyonya. Tapi carilah kayu yang kuat untuk membuat perahu itu.

Dayang Sumbi: Aku tahu di mana ada kayu yang kuat. Aku akan mencarinya sendiri.

(Dayang Sumbi pergi mencari kayu. Sangkuriang merasa curiga. Ia mengikuti Dayang Sumbi.)

Sangkuriang: (bersembunyi) Ibu? Kenapa Ibu ada di sini?

(Dayang Sumbi terkejut melihat sebuah gelang di tangan Tumang yang sedang tertidur.)

Dayang Sumbi: (terisak) Gelang ini...ini milikku!

(Sangkuriang terbangun dan melihat gelang di tangan Tumang.)

Sangkuriang: (bingung) Ibu, ini gelang siapa?

Dayang Sumbi: (menangis) Gelang ini milik suamiku, ayahmu!

Sangkuriang: (terkejut) Ayah? Maksud Ibu...?

Dayang Sumbi: (menangis histeris) Kau...kau adalah anak suamiku! Kau adalah anak Tumang!

(Sangkuriang marah dan kecewa. Ia tidak percaya bahwa Tumang yang selama ini ia anggap ayah ternyata adalah seekor anjing.)

Sangkuriang: (marah) Ibu bohong! Ayahku tidak mungkin seekor anjing!

Dayang Sumbi: (menangis) Ini benar, Sangkuriang! Aku bersumpah!

(Sangkuriang murka. Ia ingin membalas dendam kepada Dayang Sumbi.)

Sangkuriang: (marah) Ibu jahat! Ibu telah menipuku selama bertahun-tahun!

(Sangkuriang hendak menyerang Dayang Sumbi, namun Tumang menghalanginya.)

Tumang: (menangis) Sangkuriang, jangan sakiti ibumu! Dia sudah menyesali kesalahannya.

Sangkuriang: (marah) Diam kau! Kau telah mencuri hidupku!

(Sangkuriang mendorong Tumang hingga terjatuh dan terluka parah.)

Dayang Sumbi: (menjerit) Tumang! Tidak!

(Tumang menghembuskan nafas terakhirnya. Sangkuriang sangat sedih dan menyesal.)

Sangkuriang: (menangis) Ayah...maafkan aku...

(Sangkuriang sangat sedih dan marah. Ia ingin melampiaskan dendamnya dengan cara menghancurkan bumi.)

Sangkuriang: (marah) Aku akan membalaskan dendam ini! Aku akan menghancurkan bumi ini!

(Sangkuriang mencabut pohon raksasa dan menggali lubang besar di tanah. Ia ingin menenggelamkan bumi dengan air lautan.)

(Namun, Dayang Sumbi berusaha menghentikannya.)

Dayang Sumbi: (menangis) Sangkuriang, hentikan! Jangan lakukan ini!

(Sangkuriang tidak menghiraukan Dayang Sumbi. Ia terus menggali lubang besar.)

Dayang Sumbi: (menangis) Sangkuriang, kasihanilah ibumu!

(Dayang Sumbi berlutut di hadapan Sangkuriang dan memohon agar dia berhenti.)

Dayang Sumbi: (menangis) Sangkuriang, demi ibu, hentikanlah!

(Sangkuriang terdiam. Ia melihat kesedihan dan penyesalan di mata Dayang Sumbi. Ia tidak ingin menyakiti ibunya lagi.)

Sangkuriang: (menangis) Baiklah, Ibu. Aku akan menghentikan ini.

(Sangkuriang melemparkan pohon raksasa itu ke arah utara. Pohon itu jatuh dan menimpuk lubang besar yang telah digalinya. Lubang itu berubah menjadi sebuah gunung yang sangat besar, yaitu Gunung Tangkuban Perahu.)

Sangkuriang: (menangis) Maafkan aku, Ibu. Aku tidak ingin menyakitimu.

(Dayang Sumbi memeluk Sangkuriang dengan erat.)

Dayang Sumbi: (menangis) Ibu juga minta maaf, Sangkuriang. Ibu telah melakukan kesalahan besar.

(Sangkuriang dan Dayang Sumbi berdamai. Mereka hidup bersama di kaki Gunung Tangkuban Perahu, dan selalu saling menyayangi.)

Baca Juga: Contoh Naskah Drama Pendek 2 Orang dengan Ragam Tema!

Itulah kumpulan drama cerita rakyat yang bisa Moms ajarkan bersama Si Kecil.

Semoga drama cerita rakyat ini dapat mewariskan nilai-nilai positif untuk anak, ya!

  • https://study.com/learn/lesson/folklore-mythology-examples.html
  • https://www.youtube.com/watch?v=x-OETwI6ij0
  • https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/cerita-rakyat-sumatra-barat-legenda-malin-kundang/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb