Mengenal 10 Tokoh Pewayangan untuk Edukasi Anak
Edukasi anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu satunya mengenal tokoh pewayangan.
Wayang merupakan seni pertunjukan asli Indonesia yang berkembang di Pulau Jawa dan Bali.
Sejak 7 November 2003 lalu, UNESCO telah menetapkan wayang sebagai warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.
Tak hanya itu, UNESCO juga memasukan wayang ke dalam Daftar Represntatif Budaya Takbenda Warisan Manusia di tahun yang sama.
Baca juga: Rekomendasi 5 Film tentang Pendidikan, Mengedukasi dan Menyentuh Hati
Dibawa oleh Pedagang India
Banyak orang percaya seni pertunjukan wayang dibawa ke Indonesia oleh pedagang India. Pasalnya, banyak nama tokoh pewayangan dan cerita pewayangan sama dengan cerita rakyat India.
Namun, kegeniusan lokal dan kebudayaan yang ada sebelum masuknya Hindu menyatu dengan perkembangan seni pertunjukan yang masuk memberi warna tersendiri pada seni pertunjukan di Indonesia.
Sampai saat ini, catatan awal yang bisa didapat tentang pertunjukan wayang berasal dari Prasasti Balitung pada Abad ke 4 yang berbunyi si Galigi mawayang.
Baca juga: 6 Rekomendasi Mainan Edukasi Anak Terfavorit, Simak di Sini Moms!
Tokoh Pewayangan untuk Edukasi Anak
Saat ini beberapa daerah di Indonesia telah menjadi tokoh pewayangan untuk edukasi anak-anak usia dini.
Selain menyenangkan, menjadikan tokoh pewayangan sebagai edukasi anak juga bisa melestarikan budaya nusantara kepada anak-anak.
Nah, Moms simak tokoh pewayangan untuk edukasi anak berikut ini, yuk.
1. Dewi Arimbi
Dewi Arimbi atau dalam kisah mahabrata dikenal dengan hidimba merupakan putri kedua Prabu Arimbaka, raja raksasa negara Priggadani dengan Dewi Hadimba.
Ia memiliki tujuh orang saudara kandung Bernama, Arimba, Arya Prabeksa, Brajadenta, Brajamusti, Brajalamantan, Brajawikalpa dan Kalabendana.
Dewi Arimbi menikah dengan Bima alias Werkudara, salah seorang dari lima kesatria Pandawa, putra Prabu Pandu (raja negara Astina) dengan permaisuri Dewi Kunti.
Dari perkawinan itu ia mempunyai seorang putra yang diberi nama Gatotkaca.
Dewi Arimbi menjadi ratu negara Pringgandani menggantikan kedudukan kakaknya, Prabu Arimba, yang tewas dalam peperangan melawan Bima.
Namun karena Dewi Arimbi lebih sering tinggal di Kesatrian Jodipati mengikuti suaminya, kekuasaan negara Pringgandani diwakilkan kepada adiknya, Brajadenta sampai Gatotkaca dewasa dan diangkat menjadi raja negara Pringgandani, bergelar Prabu Kacanegara.
Dewi Arimbi mempunyai kesaktian, antara lain dapat beralih rupa, dari wujud raksasa menjadi putri cantik jelita.
Kesaktian ini ia dapatkan dari sabda Dewi Kunti karena Werkudara menolak mengawini Dewi Arimbi yang saat itu masih berujud raksasi (raksasa perempuan) yang menyeramkan.
Ia mempunyai sifat jujur, setia, berbakti dan sangat sayang terhadap putranya.
Akhir dari kehidupannya diceritakan bahwa dia gugur di medan Perang Bharatayuddha membela putranya, Gatotkaca, yang sebelumnya gugur terkena Panah Kunta Wijayandanu atau Konta milik Adipati Karna, raja negara Awangga.
Dari kisah Dewi Arimbi, dapat disimpulkan bahwa tidak semua raksasa memiliki sifat yang buruk. Karena tokoh pewayangan ini memiliki sifat jujur, setia, berbakti dan sayang terhadap putrinya.
Selain itu, dalam kisah mahabarata Dewi Arimbi juga digambarkan sebagai raksasa yang tidak suka menyantap daging manusia, sebaliknya ia suka menolong manusia yang akan dimangsa oleh para raksasa.
Baca juga: 5 Rekomendasi Mainan Edukasi Anak 1 Tahun, Beli Yuk Moms!
2. Gatotkaca
Tokoh Pewayangan yang bisa dijadikan edukasi untuk anak adalah gatotkaca. Ia adalah putra dari Bima dan Dewi Arimbi.
Ada banyak sekali versi mengenai kisah gatoto kaca baik di Indonesia dan India.
Salah satu kisah gatotkaca yang dijadikan edukasi adalah Gatotkaca Satria dari Pringgani yang ditulis oleh Lustantini Septiningsing di tahun 2016 dan diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Cerita ini mengisahkan tentang kehidupan putra dari pasangan Dewi Arimbi dan Raja Werkudara yang bernama Gatotkaca.
Gatotkaca merupakan sosok yang tampan dan sangat sakti.
Dalam perjalanan hidupnya ia menemui berbagai macam rintangan dan pertempuran.
Musuh-musuhnya yang kalah dalam pertempuran memendam rasa benci kepadanya.
Mereka bersiasat dan mencoba berbagai macam cara untuk melenyapkan Gatotkaca.
Cerita ini mengajarkan bahwa amarah dan balas dendam bukanlah cara yang baik dalam menyelesaikan permasalahan.
Satu hal yang dimulai dengan cara tidak baik akan diikuti dengan hal-hal yang tidak baik juga.
Selain itu, dalam cerita populer Gatotkaca digambarkan sebagai “Satria otot kawat balung besi.”
Tak hanya itu sudah banyak tayangan televisi yang juga menggambarkan kegagahan seorang gatot kaca.
3. Sumitra
Bambang Sumitra merupakan putra Arjuna yang tidak terlalu dikenal.
Tokoh pewayangan ini lahir dari Dewi Sulastri atau dikenal juga dengan nama Rarasati.
Tokoh pewayangan satu ini mencerminkan seorang anak yang tidak mendapat perhatian dari ayahnya Arjuna. Bahkan pernikahannya dengan Dewi Asmarawati, putri Prabu Suryasmara tidaj mendapat perhatian Arjuna.
Perkawinan megah antara Bambang Sumitra dan Dewi Asmarawati yang sangat mewah sepenuhnya menjadi tanggung jawab semar.
Dalam kapasitasnya sebagai Batara Ismaya, Semar minta bantuan beberapa dewa sebagai ‘panitia’.
Semar juga memboyong puluhan bidadari untuk ditugasi sebagai pelayan para tamu undangan. Makanan serta minuman yang disajikan semuanya didatangkan dari kahyangan.
Dengan cara itu Semar dapat menginsyafkan Arjuna, bahwa seorang ayah tidak selayaknya membeda-bedakan anak dalam hal kasih sayang.
Walaupun tidak mendapatkan perhatian dari ayahnya, Sumitra tetap setia kepada keluarga. Bahkan ia rela mengorbankan jiwanya saat perang Baratayuda.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat 10 Tarian Tradisional Aceh sebagai Edukasi Anak
4. Semar
Semar merupakan tokoh pewayangan ciptaan pujangga lokal. Ia diceritakan sebagai penasihat para Pandawa dalam perang Baratayuda.
Dalam karya sastra, Semar digambarkan sebagai pengasuh keturunan Resi Manumanasa, terutama para Pandawa yang merupakan tokoh utama kisah Mahabharata.
Namun dalam pementasan wayang yang bertemakan Ramayana, para dalang juga biasa menampilkan Semar sebagai pengasuh keluarga Sri Rama ataupun Sugriwa. Seolah-olah Semar selalu muncul dalam setiap pementasan wayang, tidak peduli apapun judul yang sedang dikisahkan.
Dalam tokoh pewayangan, Semar bertindak sebagai pengasuh golongan kesatria, sedangkan Togog sebagai pengasuh kaum raksasa.
Semar merupakan gambaran perpaduan rakyat kecil sekaligus dewa kahyangan.
Baca juga: Indahnya Tempat Wisata Wayang Windu Panenjoan, Jawa Barat
5. Samba
Samba merupakan anak Khrisha dengan Jambavati. Sejak kecil, Samba dilatih untuk menggunakan senjata.
Ketika Samba sudah cukup besar, Krisha mengirimnya ke Indraprastha untuk tinggal bersama Pandawa.
Samba dan pangeran Yadava lainnya seperti Satyaki belajar memanah dari Arjuna.
Samba menjadi petarung yang tangguh. Segera, Samba menjadi bagian dari istana Yudhistira dan pemerintahannya.
Samba berpartisipasi dalam pernikahan Yudhistira Rajasuya yagna dan Abimanyu.
Samba merupakan tokoh pewayangan yang tanggung dan tak kenal takut. Ia juga digambarkan seorang yang gigih dalam mempelajari ilmu beladiri.
Kisah Samba dapat Moms jadikan edukasi anak-anak untuk tak pantang menyerah dan berani dalam menghadapi apapun di dunia.
Selain itu, Samba juga bisa menjadi contoh untuk anak-anak dalam mendalami seni bela diri.
6. Arjuna
Arjuna merupakan salah satu tokoh pewayangan Indonesia yang juga terkenal.
Arjuna dikenal karena ketampanannya dan adalah pemanah yang sangat ulung.
Dalam cerita pewayangan, Arjuna sering dihadapkan pada dilema moral dan spiritual yang mendalam.
Dalam Bhagavad Gita, bagian dari epos Mahabharata, Arjuna berdialog dengan Kresna mengenai kewajiban dan moralitas, yang mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang dharma dan keadilan.
Kisah Arjuna mengajarkan pentingnya memahami tanggung jawab, menjunjung tinggi keadilan, dan menjalankan tugas tanpa keegoisan.
7. Bima
Tokoh pewayangan Indonesia lainnya adalah Bima.
Bima atau Werkudara dikenal karena kekuatan fisiknya yang luar biasa. Namun, ia juga memiliki hati yang sangat lembut dan seringkali memperlihatkan kedalaman emosional yang besar.
Bima memainkan peran kunci dalam berbagai pertarungan dalam Mahabharata, termasuk pembunuhan Dursasana yang menjadi puncak dari pembalasan atas penghinaan terhadap Dropadi.
Bima mengajarkan tentang keberanian untuk berdiri demi kebenaran, kekuatan moral, dan pentingnya kontrol diri serta kelembutan hati.
Baca Juga: Menelusuri Museum Wayang: Sejarah, Lokasi, Koleksi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk
8. Yudhistira
Dikenal sebagai figur yang sangat adil dan bijaksana, Yudhistira memiliki integritas yang tidak tergoyahkan dalam tokoh pewayangan.
Peran aa adalah pemimpin Pandawa dan diangkat menjadi raja setelah perang besar Kurukshetra. Keputusannya selalu didasarkan pada keadilan dan moralitas.
Yudhistira mengajarkan pentingnya menjunjung tinggi dharma dan konsekuensi dari setiap pilihan dan perbuatan, menunjukkan bahwa kebenaran dan integritas harus dipertahankan di atas segalanya.
9. Kresna
Kresna tidak hanya berperan sebagai penasihat tapi juga memegang peran sebagai pengemudi kereta Arjuna di medan perang Kurukshetra.
Selain sebagai penasihat, Kresna menggunakan diplomasi dan strategi yang cerdik untuk memastikan kemenangan Pandawa dalam berbagai situasi.
Kresna mengajarkan tentang pentingnya kebijaksanaan, ketenangan dalam menghadapi konflik, dan perlunya pengorbanan pribadi demi kebaikan yang lebih besar.
10. Hanoman
Anoman atau Hanoman adalah tokoh dalam epos Ramayana, putra Dewa Bayu dan seorang raksasa wanita.
Sebagai kera putih, Anoman dikenal karena kesetiaannya yang tinggi kepada Rama dan perannya yang krusial dalam membantu Rama melawan Rahwana untuk menyelamatkan Sita.
Anoman melambangkan kekuatan, kecerdasan, kesetiaan, dan keberanian.
Dia juga sering dianggap sebagai simbol dari pengabdian yang tulus dan kemampuan untuk mengatasi rintangan besar.
Demikian penjelasan mengenai tokoh pewayangan yang bisa menjadi edukasi anak.
Tidak ada salahnya untuk mengajarkan anak-anak dengan membacakan cerita atau menonton kisah wayang yang merupakan seni asl Indonesia.
Semoga bermanfaat ya Moms.
- https://ajeg.org/samba-anak-krishna-yang-mengakhiri-dinasti-yadava/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.