Fakta Dry Ice, Kegunaan hingga Cara Aman Pemakaiannya
Dry ice, atau es kering, dibuat dari karbondioksida yang berbentuk padat dengan titik beku sekitar -78 derajat Celsius.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa dry ice dapat mengalami proses sublimasi, di mana sebuah padatan berubah menjadi gas.
Biasanya, es kering digunakan sebagai sumber asap di panggung untuk memberikan efek dramatis pada suatu penampilan.
Dari sisi makanan, jenis es ini juga dapat digunakan untuk mengawetkan makanan beku jika tidak ada lemari es atau pendingin elektrik.
Meskipun bermanfaat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan dry ice.
Simak selengkapnya berikut ini, Moms!
Baca Juga: Memahami Myasthenia Gravis pada Anak, Berikut Penjelasannya
Fakta Dry Ice
Sebelum mulai menggunakannya, mari simak fakta-fakta tentang dry ice berikut ini, Moms!
1. Sudah Ada Sejak Abad 19
Dry ice pertama kali ditemukan pada 1835 oleh Charles Thilorier, ahli kimia asal Perancis.
Penemuan itu berawal saat ia membuka tutup silinder berisi karbondioksida cair.
Saat itu, dia mengamati bahwa sebagian besar karbondioksida menguap dan menyisakan es kering di dalam wadah.
Sejak saat itu, para ilmuan terus meneliti es kering ini selama 60 tahun berikutnya.
2. Digunakan dalam Industri Hiburan dan Makanan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dry ice paling sering dimanfaatkan oleh para pelaku industri hiburan dan makanan.
Di industri hiburan, karbondioksida padat ini digunakan sebagai asap di atas panggung teater atau acara serupa untuk menambahkan kesan dramatis.
Sementara pada industri kuliner, karbondioksida padat ini digunakan untuk mengawetkan makanan beku agar tidak rusak saat dibawa dalam perjalanan.
Baca Juga: Serba Mewah, Ini Makna Pakaian Adat Sumatera Selatan Aesan Gede dan Pak Sangkong
3. Lebih Berat dari Air
Pada umumnya, es akan mengambang jika dimasukan ke dalam air. Namun, tidak demikian dengan dry ice.
Es kering, yang terbuat dari karbondioksida padat, memiliki massa yang lebih besar dibandingkan dengan air dan udara.
Jadi, saat Moms memasukkan es kering ke dalam air, es tersebut akan tenggelam.
4. Tidak Boleh Dikonsumsi
Moms, jangan coba-coba mengonsumsi dry ice, ya! Sebab, bisa mengakibatkan pembakaran internal dan pelepasan gas saat berubah dari bentuk padat menjadi gas.
Bahkan selain tidak boleh dikonsumsi, penanganan yang tidak benar terhadap es kering juga dapat merusak wadah atau permukaan tempat penyimpanannya.
Jika secara tidak sengaja tertelan, bisa menyebabkan keracunan yang meliputi,
- Sakit kepala
- Kesulitan bernapas
- Mual
- Muntah.
5. Lebih Tahan Lama
Es kering memiliki daya tahan lebih lama dibandingkan es biasa. Jika disimpan dalam wadah yang sesuai, es kering bisa bertahan hingga 24 jam.
Bahkan, jika es kering disimpan bersama dengan jenis es lainnya, masa tahanannya bisa mencapai 3-4 hari.
Tapi, ada beberapa faktor yang memengaruhi lamanya es kering bisa bertahan, seperti:
- Wadah penyimpanan
- Jumlah es kering yang ada di dalamnya
- Suhu lingkungan di sekitar wadah penyimpanan.
6. Simpan di Tempat Berventilasi
Pastikan untuk menyimpan es kering di tempat dengan sirkulasi udara yang baik guna mengurangi risiko penumpukan karbon dioksida.
Karbon dioksida dalam bentuk gas yang menyublimasi cenderung akan berkumpul di daerah yang lebih rendah dan menggantikan udara yang mengandung oksigen.
Jika disimpan di tempat tanpa sirkulasi udara yang baik, seperti di mobil, bisa menyebabkan kekurangan oksigen jika terhirup, yang bisa berakibat fatal.
Selain itu, usahakan untuk menyimpan es kering di wadah yang tertutup rapat.
Baca Juga: Sebabkan Cedera, Simak Bahaya Baby Walker dan Alternatif yang Lebih Aman untuk Si Kecil
Bahaya Dry Ice
Sejatinya, dry ice tidaklah berbahaya.
Namun, terdapat potensi risiko yang perlu diperhatikan jika es kering disimpan di tempat dengan ventilasi yang tidak memadai.
Hal tersebut dapat memicu masalah pada tubuh karena menghirup karbondioksida dalam jumah yang berlebihan.
Studi dalam jurnal Taxicological Reviews menyebutkan, terlalu banyak menghirup karbondioksida dapat menyebabkan peningkatan laju pernapasan, takikardia, aritmia jantung, hingga gangguan kesadaran.
Jika Moms terpapar karbon dioksida dengan konsentrasi melebihi 10%, ini bisa berisiko menyebabkan kejang, koma, atau bahkan kematian.
Selain itu, Moms juga harus diwaspadai risiko dan bahaya dry ice seperti berikut:
1. Frosbite
Frostbite adalah cedera yang disebabkan oleh pembekuan kulit dan jaringan di bawahnya.
Pada tahap awal radang dingin, yang dikenal sebagai frostnip, tidak ada kerusakan permanen pada kulit.
Gejalanya meliputi kulit terasa dingin disertai sensasi ditusuk-tusuk, diikuti oleh mati rasa dan kulit yang meradang atau berubah warna.
Kondisi ini dapat terjadi jika Moms terlalu lama memegang dry ice dengan tangan kosong.
Saat Moms menyentuh es kering tanpa perlindungan, aliran darah dapat terganggu oleh suhu dingin ekstrem dari es tersebut.
Jika Moms mengalami frostbite, sebaiknya segera mencari suhu hangat agar aliran darah kembali lancar.
Apabila kondisinya memburuk, segera pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan.
Baca Juga: 9+ Manfaat Batu Germanium, Bisa Mengencangkan Kulit
2. Asfiksia
Asfiksia adalah kondisi ketika tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, hingga yang paling fatal bisa memicu kematian.
Salah satu penyebab asfiksia adalah terlalu banyak menghirup gas karbondioksida.
Seperti yang diketahui, dry ice dapat berubah menjadi gas karbondioksida.
Jika Moms menghirupnya di dalam ruangan tanpa ventilasi, hal ini dapat memicu kekurangan oksigen atau asfiksia.
Gejala asfiksia diliputi sakit kepala, pusing, sesak napas, pingsan, dan kejang.
Seseorang yang terkena asfiksia akan terlihat lemas, pucat, hingga kebiruan di bibir dan kuku atau sianosis.
Journal of Forensic Sciences menjelaskan bahwa paparan gas berbahaya dalam jumlah tinggi di ruang tertutup dengan gejala yang muncul dikenal sebagai 'Sindrom Hipoksia Ruang Terbatas' (CSHS).
Jika mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter ya Moms.
Semakin cepat ditangani, semakin rendah pula risiko komplikasi yang bisa terjadi akibat asfiksia.
3. Ledakan
Bahaya dry ice yang juga perlu diwaspadai adalah cedera karena ledakan.
Hal ini karena karbondioksida yang disimpan dalam wadah tertutup dapat meningkatkan tekanan udara di dalam wadah tersebut dan akhirnya memicu ledakan.
Potongan dry ice yang dihasilkan dari ledakan tersebut dapat menyebabkan luka pada orang-orang yang ada di lokasi.
Jadi, perhatikan baik-baik penyimpanan dry ice untuk menghindari risiko ledakan, ya Moms.
Baca Juga: 7 Manfaat Es Batu untuk Wajah dan Cara Penggunaannya
Kegunaan Dry Ice
Produk makanan dan minuman yang mudah rusak perlu disimpan dalam suhu rendah agar bisa bertahan lama.
Namun, jika tidak ada mesin pendingin mekanis, maka diperlukan dry ice atau es kering untuk menjaga ketahanan makanan.
Satu balok es besar dapat mendinginkan selama 24 jam dalam pendingin berventilasi.
Karena terbuat dari gas karbondioksida cair yang telah dibekukan hingga suhu sangat rendah, sekitar -78 derajat celcius, es kering memiliki suhu yang sangat dingin.
Hal ini memungkinkan produk beku yang dikemas tetap dalam keadaan beku untuk waktu yang lama.
Oleh karena itulah, penggunaan dry ice untuk makanan seperti es krim sangatlah penting.
Baca Juga: 7+ Resep Es Krim Rumahan yang Pasti Disukai Keluarga
Keuntungan lain yang dimiliki dry ice dibandingkan es biasa adalah dalam penyimpanan dan transportasi makanan.
Es kering akan menyublim menjadi gas.
Hal ini akan membuat wadah tetap bebas dari air, bahkan setelah beberapa jam penyubliman.
Selain itu, masih ada beragam manfaat dry ice lainnya, antara lain:
- Mempercepat pertumbuhan tanaman
- Menghilangkan kutu tempat tidur
- Membantu proses kemoterapi
- Meningkatkan daya tahan ikan atau hewan buruan
- Menjaga kesegaran buah
- Membantu mengurangi pembusukan daging saat pengolahan.
- Mengawetkan tubuh manusia hingga pemakaman
- Membunuh ngengat, larva, dan telur melalui pengasapan
- Penggunaan medis, seperti menghilangkan kutil atau masalah kulit lainnya
- Melindungi benih dan biji-bijian pascapanen dari bakteri, jamur, dan serangga
Baca Juga: Mengenal Tabel Menstruasi, Cara untuk Mengetahui Siklus Haid
Cara Menggunakan Dry Ice dengan Aman
Jika Moms ingin menghindari bahaya dari penggunaan dry ice, sebaiknya ikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Pilih Ukuran dan Jumlah Sesuai Kebutuhan
Jika ingin menggunakan dry ice, perhatikan jumlah dan ukuran sesuai dengan kebutuhan.
Terlalu lama menyimpan karbondioksida kering dengan cara yang tidak benar justru akan berbahaya, lho Moms.
2. Gunakan Alat Pelindung
Saat akan menggunakan dry ice, sebaiknya gunakan pelindung seperti sarung tangan, kacamata, dan pelindung wajah.
Penggunaan pelindung ini penting saat Moms memegang atau memotong es kering untuk menghindari cedera atau efek samping.
3. Simpan di Tempat yang Tepat
Karena dry ice dapat meningkatkan tekanan di dalam wadah, sebaiknya simpan di tempat yang tidak tertutup rapat.
Tindakan ini dapat mengurangi risiko yang disebabkan oleh karbondioksida kering.
Baca Juga: Mengenal Batu Andesit, Batu Alam Kokoh untuk Mempercantik Tampilan Rumah
Demikian penjelasan mengenai dry ice yang sebaiknya Moms perhatikan.
Pastikan untuk menjauhkan es kering dari jangkauan anak-anak, ya Moms!
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/3572347/
- https://academic.oup.com/qjmed/article/110/11/757/3979423
- https://www.healthline.com/health/asphyxiation#causes
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/frostbite/symptoms-causes/syc-20372656
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16499405/
- https://www.livescience.com/63241-dry-ice-death.html
- https://www.cdc.gov/vaccines/covid-19/info-by-product/pfizer/downloads/dry-ice-safety-hcp.pdf
- https://www.vscarbonics.com/a-few-advantages-of-dry-ice/
- http://the-iceman.com/dry-ice/dry-ice-uses/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.