Mengenal Entropion, Kondisi Ketika Kelopak Mata Terlipat ke Dalam
Entropion adalah kondisi di mana kelopak mata berputar ke dalam. Ini membuat bulu mata bergesekan dengan mata.
Akibatnya, terjadi kemerahan, iritasi, dan lecet pada kornea mata. Tentunya ini adalah kondisi serius yang perlu segera ditangani.
Yuk simak lebih lanjut mengenai jenis, gejala, penyebab dan cara mengatasinya!
Baca juga: Memar pada Tubuh? Ini Ciri, Penyebab, Pertolongan Pertama, dan Cara Mengatasinya
Jenis-Jenis Entropion
Foto Entropion (aao.org)
Entropion adalah kondisi yang umum terjadi pada orang berusia lanjut.
Semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinan mereka untuk mengembangkan entropion.
Kelopak mata bagian bawah paling sering terkena.
Namun, kondisi ini dapat terjadi pada satu atau kedua mata.
Secara umum, ada beberapa jenis entropion yang bisa terjadi, yaitu:
1. Involusi atau Terkait Usia
Entropion terkait usia adalah jenis yang paling umum.
Hal ini karena struktur kelopak mata menjadi lebih longgar seiring bertambahnya usai.
Akibatnya, ada peningkatan risiko berputarnya otot-otot kelopak mata ke arah dalam bola mata.
2. Spastik
Jenis entropion ini terjadi ketika ada iritasi, kejang mata, atau pembedahan membuat mata tertutup secara paksa.
Akibatnya, bulu mata jadi bergesekan dengan kornea mata.
3. Sikatrik
Entropion sikatrik adalah jenis yang biasanya disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut di bagian dalam kelopak mata.
Ini biasanya terkait dengan masalah mata lainnya, seperti mata kering, blepharitis, konjungtivitis virus, atau operasi mata sebelumnya.
Gejala Entropion
Foto Iritasi Mata (Orami Photo Stock)
Entropion biasanya berkembang perlahan dan mungkin tidak terlihat pada tahap awal.
Namun, seiring waktu, kondisinya memburuk hingga setiap gerakan mata dapat mengiritasi permukaan kornea.
Tanpa pengobatan, abrasi terus menerus ini dapat menyebabkan infeksi mata dan jaringan parut pada bola mata.
Pada kasus yang serius, penderitanya bisa kehilangan penglihatan pada mata yang terkena.
Pada awalnya, orang dengan entropion mungkin hanya memiliki gejala sesekali.
Beberapa gejala yang mungkin dialami oleh penderita entropion adalah:
- Iritasi dan perasaan bahwa ada sesuatu yang tersangkut di mata.
- Cairan mata yang berlebihan, yang disebut epiphora.
- Pengerasan kulit, atau keluarnya lendir, pada kelopak mata.
- Sakit di mata.
- Kepekaan terhadap cahaya, yang disebut fotofobia.
- Kepekaan mata terhadap angin.
- Kulit kendur di sekitar mata.
- Kemerahan di bagian putih mata.
Baca juga: Waspadai Penyakit Klamidia, Rentan Mengganggu Kesuburan!
Penyebab Entropion
Foto Lansia (Orami Photo Stock)
Seperti dijelaskan tadi, penuaan menjadi salah satu faktor penyebab utama dari entropion.
Seiring bertambahnya usia, ada lebih banyak kulit kendur di sekitar kelopak mata.
Otot-otot di bawah mata pun melemah, dan tendon serta ligamen di area tersebut menjadi rileks.
Selain penuaan, terbentuknya jaringan parut pada kulit juga dapat menjadi faktor penyebabnya.
Jaringan parut dapat terjadi akibat trauma, radiasi pada wajah, atau luka bakar kimia.
Ini dapat mengubah kelengkungan alami kelopak mata, yang kemudian berkembang menjadi entropion.
Menurut studi pada 2013 di jurnal Clinical Ophthalmology, entropion spastik akut biasanya terjadi setelah operasi mata.
Bisa juga karena kondisi inflamasi yang berhubungan dengan penumpukan cairan di kelopak mata dan/atau spasme orbikular.
Dalam kedua kasus, kontraksi kuat otot di sekitar mata menyebabkan kelopak mata terlipat ke dalam menuju mata.
Kemungkinan penyebab lain adalah infeksi bakteri, seperti trachoma.
Ini dapat menyebabkan permukaan bagian dalam kelopak mata menjadi kasar dan bekas luka.
Infeksi ini jarang terjadi di negara maju, tetapi mempengaruhi puluhan juta orang di seluruh dunia.
Bisakah Entropion Terjadi pada Bayi?
Foto Bayi Baru Lahir (Orami Photo Stock)
Meski lebih umum terjadi pada orang berusia lanjut, entropion juga bisa dialami oleh bayi, walaupun jarang.
Entropion pada bayi biasanya mulai berkembang sejak dalam kandungan, dan baru terdeteksi setelah lahir.
Kondisi ini disebut entropion kongenital.
Hal ini disebabkan oleh retraktor kelopak mata bawah yang tidak terpasang, insufisiensi vertikal lamela posterior atau tertekuknya lempeng tarsal.
Anak-anak juga dapat mengembangkan kondisi ini setelah kelumpuhan wajah, suatu kondisi yang biasanya menyebabkan ektropion pada orang dewasa.
Pembedahan atau operasi biasanya perlu segera dilakukan pada kasus entropion kongenital.
Hal ini untuk mencegah terjadinya kehilangan penglihatan permanen.
Pengobatan untuk Entropion
Foto Mata Diobati (medicalnewstoday.com)
Jika tidak diobati, entropion dapat menyebabkan infeksi mata atau kehilangan penglihatan.
Orang yang memiliki gejala atau berisiko mengalami komplikasi biasanya perlu menjalani operasi untuk memperbaiki entropion.
Pembedahan atau operasi biasanya dapat membantu memperbaiki kondisi dengan segera.
Ada dua jenis operasi utama yang digunakan untuk mengobati entropion, yaitu:
- Pengencangan kelopak mata, yaitu memperpendek kelopak mata agar lebih kencang.
- Penyisipan retraktor, dengan mengencangkan retraktor tutup atau otot yang membuka dan menutup kelopak mata.
Ada prosedur lain yang juga dapat dilakukan oleh dokter mata untuk mengobati kondisi ini.
Banyak penelitian juga masih terus dilakukan untuk mencari metode pembedahan lain yang efektif dan aman.
Salah satunya penelitian pada 2016 di jurnal Eye, yang mengungkapkan bahwa teknik tarsotomi modifikasi bisa jadi pilihan.
Tarsotomi merupakan prosedur sayatan dan jahitan di bagian dalam kelopak mata untuk mengatasi entropion.
Teknik ini merupakan prosedur sederhana dengan tingkat keberhasilan yang wajar untuk jenis sikatrik yang parah.
Baca juga: Waspada Moms, Inilah Penyebab dan Cara Mencegah Sakit Mata
Apapun prosedur yang digunakan, anestesi topikal biasanya ditempatkan pada kelopak mata.
Hal ini untuk memastikan bahwa seseorang tidak merasakan sakit selama prosedur.
Jika operasi bukan merupakan pilihan, dokter mata dapat merekomendasikan perawatan lain untuk membantu seseorang yang memiliki kondisi inin.
Berikut ini beberapa penanganan non-bedah yang bisa dilakukan:
- Sejumlah kecil botox (botulinum toxin). Dapat diterapkan untuk melemahkan otot kelopak mata. Biasanya untuk jenis spastik.
- Prosedur quickert. Melibatkan penempatan dua atau tiga jahitan untuk sementara memutar kelopak mata.
- Pita medis. Dapat digunakan untuk mengubah posisi kelopak mata dalam waktu singkat.
Itulah pembahasan mengenai entropion, mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatannya.
Semoga bermanfaat!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3581359/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4941075/
- https://www.verywellhealth.com/what-is-entropion-5186015
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/248936
- https://www.healthline.com/health/entropion
- https://www.aao.org/oculoplastics-center/congenital-entropion
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.