Etos Kerja dan Fungsinya dalam Kehidupan, Fresh Graduate Wajib Tahu!
Ketika memasuki dunia kerja, perusahaan tentu mengharapkan karyawan yang memiliki etos kerja yang tinggi.
Bagi para pekerja yang telah berkecimpung di dunia profesional, tentu sudah khatam dengan hal ini.
Namun, bagaimana dengan fresh-graduate yang belum pernah mencicipi dunia kerja?
Menurut Tutti Taygerly selaku Leadership and Executive Coach, etos kerja bisa dipelajari dan dikembangkan bahkan oleh karyawan baru sekalipun, lho!
Lantas, bagaimana tips dan triknya? Yuk, simak ulasan selengkapnya berikut ini, Moms!
Baca Juga: 10 Tips Menerapkan Work Life Balance, Tertarik Coba?
Apa Itu Etos Kerja?
Menurut Harvard Business Review, etos kerja mengacu pada prinsip moral, nilai-nilai, dan sikap serta cara bertindak di tempat kerja.
Sikap dan perilaku ketika berada di lingkungan informal dan lingkungan kerja tentu harus dibedakan.
Pasalnya, dunia kerja menuntut kita untuk bertindak secara professional, cepat, dan tepat.
Kriteria ini bukan hanya berlaku untuk pekerja yang sudah berpengalaman saja, tetapi juga bagi para lulusan baru alias fresh-graduate.
Meskipun belum memiliki pengalaman kerja, banyak perusahaan yang mengharapkan para fresh-graduate dengan skill tersebut.
Terlebih, mencari kerja kini tidak cukup dengan modal lulusan instansi ternama dengan nilai tinggi saja.
Menurut survei Job Outlook 2022, sebanyak 87% pekerja mengatakan bahwa sikap professional sangat penting.
Namun, survei juga menunjukkan bahwa hanya 44% fresh-graduates yang cakap dalam hal ini.
Angka ini tentu menjadi PR besar bagi para fresh-graduates untuk meningkatkan nilai mereka agar dilirik perusahaan.
Baca Juga: 33 Quotes Motivasi untuk Orang yang Insecure
Apa Saja yang Termasuk Etos Kerja?
Etos kerja yang diharapkan sebuah perusahaan tentu berbeda-beda, tergantung pada sektor industri dan faktor-faktor lainnya.
Namun, secara garis besar, ada beberapa hal fundamental yang dijadikan sebagai tolak ukur kualitas etos kerja seseorang.
Tutti Taygerly, seorang coach dengan 20 tahun lebih pengalaman di bidang desain menyebutkan ada 4 hal yang digunakan untuk mengukur kualitas etos kerja karyawan, yaitu:
- Bisa diandalkan dan bisa dipercaya: Karyawan harus bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
- Produktif: Karyawan perlu membagi skala prioritas pekerjaan, menggunakan waktu sebaik mungkin, dan menghasilkan output yang berkualitas.
- Kepemilikan dan otonomi: Karyawan perlu melatih inisiatifnya dalam bekerja dan menunjukkan bahwa ia bisa mengikuti arahan dari orang lain, belajar, dan berkembang.
- Kerjasama dan dukungan tim: Karyawan harus bisa melihat jauh ke depan, bukan hanya dari kacamata posisi yang didudukinya sekarang.
Baca Juga: 5 Cara Melatih Anak Kerja Sama, Ketahui Juga Contoh Perilakunya di Rumah dan Sekolah
Untuk menunjukkan etos kerja yang baik, Moms perlu menampilkan sikap yang pantas secara langsung maupun virtual, dan menggunakan gaya komunikasi yang berbeda.
Penting juga untuk menjalin hubungan kerja yang positif dengan rekan-rekan, bisa diajak kerja sama, dan mendukung tanggung jawab tim.
Apabila keempat aspek tersebut terpenuhi, maka sudah cukup menunjukkan bahwa orang tersebut memiliki integritas dan komitmen yang kuat untuk bekerja.
Fungsi Etos Kerja
Etos kerja bukan semata-mata berfungsi untuk membantu mengembangkan bisnis sebuah perusahaan saja.
Pekerja yang memiliki skill ini juga turut berkontribusi menciptakan lingkungan kerja yang positif dan menyenangkan.
Nah, berikut ini 3 fungsi etos kerja dalam membangun lingkungan kerja yang baik, yaitu:
1. Meningkatkan Produktivitas
Karyawan dengan etos kerja yang tinggi dikenal sebagai pribadi yang passionate dalam melakukan pekerjaannya.
Mereka bisa membagi waktu dengan baik dan menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
Bahkan, mereka tidak segan untuk berusaha mengerjakan pekerjaan melebihi ekspektasi yang telah ditentukan sebelumnya.
Baca Juga: Waspada Post Holiday Blues setelah Libur Panjang, Bikin Tidak Produktif!
2. Lebih Maju
Jenjang karier di dunia kerja selalu diincar para karyawan, tak terkecuali para fresh-graduates.
Namun, kenaikan jabatan ini hanya bisa diraih orang-orang dengan etos kerja yang tinggi.
Mereka biasanya memiliki kemampuan yang baik dalam leadership, memberikan energi positif pada tim, dan berperilaku baik.
Hal ini berpotensi meningkatkan tingkat produktivitas dan energi positif di lingkungan kerja.
3. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Baik
Pekerja yang memiliki etos kerja yang tinggi selalu menunjukkan sikap profesionalismenya, baik kepada atasan maupun rekan.
Apabila karyawannya profesional, tentu tidak akan ada hubungan toxic dalam dunia kerja seperti bullying, fitnah, atau bersaing secara tidak sehat.
Lingkungan yang mendukung dan suportif akan menciptakan suasana kerja yang baik bagi seluruh karyawan dan kemajuan perusahaan.
Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Empati, Penting untuk Hubungan Sosial!
Tips Meningkatkan Etos Kerja
Tingkat semangat kerja pada setiap tentu berbeda-beda dan ini ada pengaruhnya pada tingkat etos kerja yang dimiliki.
Fresh graduates misalnya, mereka cenderung memiliki semangat kerja yang menggebu-gebu ketika pertama kali mendapat pekerjaan.
Namun, semangat ini bisa saja menurun ketika mulai merasa bosan atau tidak cocok dengan role yang dimiliki.
Untuk itu, diperlukan cara untuk memompa semangat itu lagi.
Nah, berikut ada 3 tips yang bisa diterapkan untuk meningkatkan etos kerja, antara lain:
1. Mengikuti Kegiatan Mentorship dan Training
Kegiatan mentorship dan training akan membantu Moms melatih soft skill yang diperlukan di dunia kerja.
Para peserta akan didampingi oleh senior-senior yang memiliki etos kerja yang tinggi.
Dengan begitu, Moms bisa mencontoh sikap profesional seperti apa yang diharapkan perusahaan ketika mereka bekerja di sana.
Baca Juga: 8 Alasan Dijauhi Teman Kantor, Bagaimana Mengatasinya?
2. Bangun Kedisiplinan dari Dalam Diri
Pernahkah Moms merasa malas melakukan hal positif, meskipun sudah dinasehati berulang kali?
Hal ini bisa jadi karena belum ada kesadaran untuk disiplin dari dalam diri.
Jadi, sebanyak apa pun nasihat yang didapat rasanya tetap sia-sia saja.
Nah, satu-satunya cara untuk menanganinya yaitu dengan memotivasi diri sendiri untuk menjadi orang yang lebih disiplin.
Moms akan lebih paham tentang alur kerja, kapan merasa kurang produktif, kapan merasa sering menunda-nunda, dan kapan jadi lebih produktif.
Sikap ini juga membantu Moms mengontrol diri dan memberikan performa kerja yang baik.
3. Bangun Kerja Sama dengan Tim
Membangun kerja sama tim sangat perlu dilakukan untuk membentuk lingkungan kerja yang solid dan positif.
Dalam satu tim, tiap individu biasanya memiliki target masing-masing.
Jika target tersebut sudah tercapai, Moms mungkin ingin istirahat, mencari udara segar, atau kegiatan lainnya.
Memang sah-sah saja, tapi membantu rekan satu tim yang keteteran juga tidak ada salahnya, lho.
Artinya, Moms tidak hanya mementingkan kepentingan sendiri, tapi juga kepentingan tim secara keseluruhan.
Hal ini menunjukkan kalau Moms memiliki etos kerja yang tinggi, sikap yang positif, dan bisa diandalkan dalam kelompok.
Dengan begitu, perusahaan bisa menilai bahwa Moms peduli dengan proses perkembangan perusahaan.
Baca Juga: 7 Metode yang Bisa Dilakukan untuk Trauma Healing, Tertarik Mencobanya?
Nah, itu dia informasi seputar etos kerja dan cara mewujudkannya. Semoga bermanfaat, ya!
- https://www.researchgate.net/publication/352915416_Relationships_between_work_ethic_and_motivation_to_work_from_the_point_of_view_of_the_self-determination_theory
- https://www.personio.com/hr-lexicon/work-ethic/
- https://hbr.org/2022/09/how-to-develop-a-strong-work-ethic
- https://www.complianceandethics.org/top-5-characteristics-that-demonstrate-a-strong-work-ethic/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.