Fakta Sedotan yang Jadi Limbah di Laut dan Cara Menguranginya
Apakah Moms dan keluarga sering menggunakan sedotan setiap harinya? Tanpa disadari, sedotan plastik memang menjadi salah satu barang yang banyak dipakai sehari-hari, terutama jika kita makan di restoran.
Ternyata, sampah sedotan plastik menduduki peringkat ke-5 penyumbang sampah plastik di dunia, termasuk Indonesia. Sedotan plastik ini susah diuraikan dan menjadi salah satu limbah utama di laut.
Kenapa sedotan bisa jadi limbah di laut dan bagaimana cara menguranginya?
Baca juga: 5 Cara Mengajarkan Anak Agar Cinta Lingkungan
Fakta Sedotan yang Jadi Limbah di Laut
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup, sekitar 70% sampah plastik di Indonesia bisa dan sudah didaur ulang. Tapi sedotan adalah pengecualian, karena nilainya yang rendah dan sulit didaur ulang. Makanya tidak ada pelaku daur ulang yang bersedia melakukannya.
Rata-rata orang menggunakan sedotan sekali pakai sebanyak 1-2 kali sehari. Perkiraan pemakaian sedotan di Indonesia mencapai 93.244.847 batang yang berasal dari restoran, minuman kemasan, dan sumber lainnya.
Ukuran sedotan bermacam-macam namun umumnya sedotan berbahan plastik tipe polypropylene dan dirancang untuk tahan seumur hidup sehingga butuh waktu yang sangat lama untuk dapat hancur dan terurai.
“Fakta ini berbahaya karena semakin lama keberadaannya di laut akan menjadi microbeads dan mudah termakan oleh hewan laut,” ujar Swietenia Puspa Lestari, pengagas Divers Clean Action (DCA).
Setiap tahunnya sekitar sepertiga biota laut termasuk terumbu karang, dan bahkan burung laut, mati karena sampah plastik termasuk sedotan plastik sekali pakai yang berakhir di lautan.
Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan mengingat terumbu karang berperan besar melindungi pantai dari erosi, banjir pantai, dan peristiwa perusakan lain yang diakibatkan oleh fenomena air laut. Terumbu karang juga merupakan tempat mencari makanan, tempat asuhan dan tumbuh besar bagi berbagai biota laut.
Baca juga: Ajari Anak Membuang Sampah Pada Tempatnya Dengan 4 Cara Mudah Ini
Gerakan #Nostrawmovement
Salah satu lembaga yang aktif mengurangi penggunaan sedotan adalah KFC. Gerai fast food ternama ini memiliki gerakan #Nostrawmovement yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran konsumen untuk lebih peduli terhadap sampah plastik dan sedotan.
Sejak dilaksanakan di 6 gerai sejak Mei hingga akhir tahun 2017, lalu meluas hingga ke 233 gerai KFC di Jabodetabek, pemakaian sedotan plastik secara bertahap mengalami penurunan hingga 45% di setiap gerainya.
Dengan adanya gerakan ini, diharapkan penggunaan sedotan plastik akan semakin berkurang demi menyelamatkan laut dan kehidupan di dalamnya.
Mulai sekarang, lebih baik Moms menggunakan sedotan berbahan plastik keras atau stainless yang bisa dicuci dan dipakai berulang kali. Atau lebih baik lagi jika berhenti total menggunakan sedotan plastik untuk mengurangi sampah dan limbah di laut!
(INT)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.