Mengenal Fase Phallic, Saat Anak Senang Memainkan Alat Kelamin Sendiri
Moms, pernah mendapati Si Kecil sedang asyik memainkan alat kelaminnya sendiri? Jangan panik dulu, itu adalah pertanda bahwa mereka telah memasuki fase phallic.
Anak-anak tidak hanya mengalami perkembangan fisik dan mental, tetapi juga perkembangan psikoseksual.
Tahap perkembangan ini memiliki beberapa fase, termasuk fase phallic, yang dapat ditentukan berdasarkan usia anak.
Fase phallic merupakan tingkatan ketiga dari perkembangan psikoseksual setiap manusia di masa kanak-kanak, yang ditandai dengan kecenderungan anak untuk menyentuh alat kelaminnya sendiri.
Perkembangan psikoseksual adalah teori psikologi yang menjelaskan bagaimana kepribadian seseorang berkaitan dengan perkembangan psikoseksualnya sejak usia dini.
Teori ini dikembangkan oleh Sigmund Freud, di mana ia menjelaskan bahwa setiap individu akan melalui beberapa fase psikoseksual dalam hidupnya, yang mulai terjadi pada masa kanak-kanak.
Fase-fase tersebut akan memengaruhi bagaimana karakter dan kepribadian seseorang ketika dewasa nantinya.
Tahapan Perkembangan Psikoseksual Anak
Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai fase phallic, ada baiknya kita memahami setiap tahapan perkembangan psikoseksual yang dapat terjadi pada anak.
Sigmund Freud percaya bahwa kepribadian manusia dapat berkembang melalui serangkaian tahap di masa kanak-kanak di mana rasa nyaman dan rasa senang terfokus pada area sensitif seksual tertentu.
Zona sensitif seksual merupakan area tubuh yang sangat sensitif terhadap suatu rangsangan atau sentuhan.
Terdapat lima tahap perkembangan ini, yaitu fase oral, fase anal, fase phallic, fase laten, dan fase genital.
Melansir laman Very Well Mind, setiap tahapan perkembangan psikoseksual anak ditandai dengan adanya konflik yang dapat membantu membangun pertumbuhan dan juga dapat pula menghambat perkembangan, tergantung bagaimana mengatasinya.
Jika tahap-tahap psikoseksual ini berhasil diselesaikan, kepribadian yang sehat adalah hasil yang didapatkan.
Berikut tahapan-tahapan perkembangan psikoseksual pada anak, antara lain:
1. Fase Oral
Ini merupakan tahap pertama perkembangan psikoseksual, di mana libido berpusat di mulut bayi.
2. Fase Anal
Pada tahap ini kesenangan anak bukan diperoleh dengan memasukkan benda ke dalam anus, tetapi mendorong keluar dari anus, atau saat buang air besar.
3. Fase Phallic
Pada tahap ini anak mulai memerhatikan dan senang memainkan alat kelaminannya sendiri.
4. Fase Laten
Tahap ini adalah saat ketika energi seksual disalurkan ke aktivitas aseksual lain seperti belajar, hobi, dan hubungan sosial.
5. Fase Genital
Pada tahap ini anak mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis.
Fase Phallic: Ketika Anak Senang Mengamati dan Menyentuh Alat Kelaminnya (Usia 3 - 5 Tahun)
Fase perkembangan ini terjadi saat anak berusia 3-5 tahun, di mana anak gemar mengamati dan menyentuh alat kelaminnya.
Kondisi ini terjadi karena zona sensitif seksual Si Kecil berada di sekitar alat kelamin.
Tahapan ini lebih cenderung terjadi pada anak laki-laki.
Pada tahapan ini, Si Kecil mulai sadar akan alat kelaminnya sendiri.
Mereka mengenal diri mereka sendiri baik sebagai laki-laki atau perempuan.
Orang tua tidak perlu khawatir jika pada fase ini anak cenderung sering menyentuh alat kelaminnya.
Perilakunya ini didasari oleh rasa ingin tahu dan kecenderungan anak untuk mengeksplorasi tubuhnya sendiri.
Perilaku tersebut juga tidak didasarkan pada hasrat seksual, di mana pada usia tersebut, hasrat seksual anak sudah pasti belum terbentuk.
Selain itu, Freud juga percaya bahwa di fase ini anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk mendapatkan kasih sayang dari sang ibu.
Hal ini disebut sebagai Oedipus Complex, yaitu kondisi di mana Si Kecil secara seksual ingin memiliki orang tua dengan jenis kelamin berbeda.
Cara Menghadapi Anak yang Sedang Berada dalam Fase Phallic
Moms dan Dads mungkin akan bingung ketika Si Kecil mulai mengamati dan memegang alat kelaminnya.
Namun, kondisi ini bukan merupakan aktivitas seksual hingga ia memasuki masa remaja.
Hal tersebut adalah kondisi yang wajar ketika mereka berusia 3-5 tahun, asalkan tidak dilakukan secara berlebihan.
Orang tua tidak perlu kaget saat melihat perkembangan ini pada anak, sebaliknya lakukan beberapa tips berikut dalam menghadapi fase phallic anak.
1. Menjelaskan pada Anak tentang Alat Kelamin
Moms dan Dads dapat menjelaskan kepada Si Kecil bahwa alat kelamin adalah organ sensitif yang akan terluka jika sering disentuh.
Selain itu, penting bagi anak-anak untuk menjaga kesehatan dan kebersihan secara umum.
Maka, sebagai orang tua pastikan higienitas anak tetap terjaga, ya.
2. Alihkan Perhatian Anak
Tips yang dapat Moms dan Dads lakukan selanjutnya adalah dengan mengalihkan perhatian anak untuk bermain, berolahraga, atau melakukan aktivitas lainnya.
Sehingga, mereka dapat berhenti melakukan kegiatan memainkan alat kelaminnya.
3. Jangan Membentak Anak
Jangan membentak atau memarahi anak saat memasuki fase ini.
Sebab jika melakukan hal tersebut, maka akan menimbulkan persepsi yang buruk terhadap konsep seksual bagi anak di kemudian hari.
Yang paling penting adalah agar Moms dan Dads tidak menunjukkan ekspresi tidak setuju ketika mereka melakukan kegiatan tersebut.
Perlu Moms dan Dads ingat bahwa, fase ini akan berlalu dengan sendirinya saat anak menginjak usia 6 tahun ke atas. Jadi jangan terlalu khawatir.
Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Pubertas Laki-Laki dan Tahapan Fasenya
Demikian ulasan megenai tahapan phallic yang penting untuk Moms dan Dads ketahui.
Dengan mengetahui tahap perkembangan psikoseksual anak ini, diharapkan para orang tua dapat lebih bijak saat membimbing Si Kecil dalam melewati prosesnya.
- https://www.simplypsychology.org/psychosexual.html
- https://www.verywellmind.com/freuds-stages-of-psychosexual-development-2795962
- https://www.rspondokindah.co.id/en/news/perlu-cemaskah-ketika-anak-sering-memegang-kelaminnya--i
- https://www.chegg.com/learn/psychology/introduction-to-psychology/phallic-stage
- https://www.healthline.com/health/psychosexual-stages#origin
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.