9 Dampak Buruk Membentak Anak, Bisa Bikin Trauma, Lho!

Beberapa orang tua mungkin terkadang membentak anak untuk mendisiplinkan.
Padahal, hal tersebut dapat memengaruhi proses tumbuh kembang mereka lho, Moms!
Setiap anak terlahir istimewa dengan keunikan dan sifat masing-masing.
Namun, membesarkan dan mendidik anak memang tak semudah yang diucapkan.
Ada kalanya emosi mendominasi kita sebagai orang tua saat berusaha mengajarkan Si Kecil dalam berbagai hal.
Ketika anak tidak patuh dengan orang tua, rasa ingin membentak anak itu ada, hal ini dilakukan agar ia dapat mengikuti apa yang dikehendaki orang tuanya.
Meskipun membentak anak adalah salah satu cara dalam mendidik, tedapat dampak dari tidndakan tersebut yang perlu Moms ketahui.
Dampak Membentak Anak

Seperti yang kita ketahui bahwa anak-anak dengan usia mulai dari 0–5 tahun masih berada dalam proses perkembangan yang meningkat pesat.
Di sinilah peran orang tua sangat penting dalam mendukung tumbuh kembangnya.
Namun bila orang tua malah melakukan sebaliknya, proses tumbuh Si Kecil akan terganggu, atau bahkan dapat menimbulkan efek negatif di masa depan.
Salah satu tindakan salah yang sering dilakukan oleh orang tua kepada anak mereka yang masih berkembang adalah membentak.
Membentak anak nyatanya dapat memicu sejumlah dampak yang berkaitan dengan perkembangan otak, mental, dan sikap.
"Membentak sekali memang belum dapat memberi efek yang signifikan pada anak.
Namun, jika orang tua membentak anak setiap hari maka dapat meningkatkan risiko perkembangan otak yang terganggu," jelas Samanta Elsener, M.Psi., Psikolog Anak dan Keluarga, dalam acara Webinar Orami Playdate Festival 2022.
Berikut ini efek atau dampak membentak anak yang perlu Moms ketahui.
1. Membuat Anak Menjadi Agresif
Menurut penelitian di National Institutes of Health, berteriak atau membentak anak dapat membuat anak-anak menjadi lebih agresif, secara fisik dan verbal.
Bentakan dapat membuat mereka juga ikut berteriak dan berperilaku agresif. Jika dilakukan berkali-kali, perilaku ini juga akan berkembang dan sulit dihilangkan.
2. Anak Merasa Tidak Aman dan Takut pada Orang Tua
Berteriak atau membentak anak adalah bentuk dalam meluapkan emosi.
Hal ini membuat takut anak-anak dan membuat mereka merasa tidak aman. Rasa aman dan takut di rumah dapat membuat anak tidak betah.
Jangan sampai anak merasa tidak nyaman di rumahnya sendiri, ya Moms!
3. Anak Menjadi Tertutup

Orang tua yang suka membentak anak tentu akan menimbulkan rasa takut bagi anak.
Anak-anak yang ketakutan sangat mungkin tumbuh menjadi pribadi yang tertutup. Ketika mereka tertutup, rasa untuk bercerita dengan orang tuanya akan berkurang.
Kondisi ini sangat memengaruhi psikologis anak dan membuat anak merasa tertekan ketika menghadapi masalah tanpa berkonsultasi dengan orang tuanya.
Ketika anak mulai mengasingkan diri dari orang tuanya, ia akan mencari perlindungan dari orang lain. Sehingga peran orang tua dalam mengasuh anak akan tidak diperhatikan.
5. Menjadi Pemberontak
Membentak anak akan memberikan dampak psikologis di masa depannya.
"Kalau kita menasihati anak dengan cara membentak mereka terus-menerus, bukan perilaku baik yang kita dapatkan, justru perilaku anak bahkan akan menjadi lebih buruk," jelas Samanta.
Anak yang sering dibentak oleh orang tuanya, akan memicu ia menjadi sosok pemberontak dan keras kepala.
Hal tersebut dapat membuat anak membantah atau tidak patuh dengan kehendak orang tuanya. Hal ini karena mereka merasa tidak dihargai.
Melakukan hal ini adalah salah satu cara meluapkan amarah orang tua terhadap anaknya, namun hal ini sangat menganggu kejiwaan anak dan tindakannya.
Semakin emosi orang tua, maka anak-anak akan semakin melawan dan membantah kita.
6. Tidak Percaya Diri

Ketika membentak Si Kecil karena kesalahan yang tidak terlalu besar atau sepele, ini membuat kepribadian anak tumbuh menjadi sosok yang kurang percaya diri dan minder.
Anak yang tidak percaya diri akan menyulitkan ia dalam menjalani aktivitas.
Ia akan merasa tidak dihargai, tidak berguna hingga merasa selalu berbuat salah.
Membentak membuat anak bertanya-tanya apakah kesalahan yang ia perbuat.
Anak akan merasa bersalah dalam jangka panjang dan memicu rasa tidak percaya dri.
Hal ini tidak baik untuk kesehatan mental yang akan memicu depresi.
7. Traumatik Jangka Panjang
Melansir penelitian yang diterbitkan pada jurnal Child Abuse & Neglect, dampak membentak buah hati akan memengaruhi psikologis anak sehingga membuat ia frustasi dan depresi.
Meluapkan emosi secara verbal terhadap anak-anak dapat memiliki efek yang bertahan lama setelah insiden terjadi.
Menurut penelitian ini, efek psikologis jangka panjang dari membentak anak dapat menyebabkan gejala berikut ini:
- Kegelisahan
- Tidak dihargai
- Pandangan negatif tentang diri sendiri
- Masalah sosial
- Masalah perilaku
- Agresif
- Depresi
- Memicu bullying
Bila anak mengalami hal tersebut, kehidupan mereka akan terganggu, terutama saat proses belajar.
"Anak-anak yang depresi tidak akan bisa berkonsentrasi saat belajar," ungkap Samanta.
Selain itu, anak-anak yang sering dibentak juga akan menjadi sulit untuk dapat tampil di sekolah atau sekadar berpresentasi dalam beberapa mata pelajaran.
Samanta juga menjelaskan bahwa beberapa anak yang sering dibentak akan cenderung menjadi orang yang sering grogi dan mengalami serangan panik.
Selain itu, membentak anak dapat menghasilkan efek jangka panjang di mana anak akan memiliki kecenderungan PTSD (post-traumatic stress disorder).
"Anak-anak yang PTSD sering kali merasa takut yang berlebihan dan menjadikan seluruh panca indra anak selalu merasa terancam.
Ini termasuk indra pendengaran, penglihatan, dan penciuman," papar Samanta.
8. Berdampak pada Kesehatan Fisik

Tidak hanya dari dalam saja, nyatanya membentak anak juga bisa berdampak pada fisik anak.
"Anak yang sering dibentak sering kali memiliki postur yang bungkuk, yang mencerminkan postur seseorang yang tidak percaya diri," tutur Samanta.
Jika terus dibiarkan, hal tersebut dapat menyebabkan obesitas, daya tahan tubuh menurun, darah tinggi, hingga darah rendah, serta beberapa gangguan fisik lainnya.
9. Merusak Otak

Mendidik anak dalam fase balita adalah hal yang perlu diperhatikan.
Usia balita merupakan masa-masa golden age anak di mana miliaran sel otak anak berkembang amat pesat di umur 0-6 tahun.
Itu sebabnya dalam fase emas ini, apa yang diserap anak dari kesehariannya diyakini dapat mempengaruhi sikap, karakter, kecerdasan, serta skill lainnya di kemudian hari.
Termasuk ketika ia tumbuh dewasa. Nah, sel otak tersebut akan berkembang sempurna tergantung pada stimulasinya.
Jadi, jika anak lebih sering dibentak dibanding diberi stimulasi terkait kecerdasan, maka bukan tak mungkin sel-sel otak tersebut akan rusak.
Sebab secara ilmiah jika sering membentak anak, ia akan merasa takut. Ketika itu terjadi, produksi hormon kortisol di otak meningkat.
Semakin tinggi produksi hormon itu akan memutuskan sambungan sel-sel di otaknya.
Cara yang Bisa Dilakukan untuk Menghindari Membentak Anak

Terkadang orang tua membentak anak karena merasa kesal dengan tingkah laku anak.
Ketika amarah dirasa mulai akan memuncak, ini yang bisa Moms lakukan menurut Samanta Elsener, M.Psi., agar tidak terbiasa membentak anak:
1. Tenangkan Diri
Tenangkan diri dengan menjauh untuk sementara waktu dari anak dan melakukan introspeksi diri, namun pastikan anak masih dalam pengawasan.
2. Atur Intonasi Suara
Ubah bahasa tubuh menjadi lebih kalem dan atur intonasi suara menjadi kecil sehingga Moms terhindar dari teriak-teriak saat berbicara.
3. Berkomunikasi dengan Jujur
Berkomunikasilah dengan anak sejujurnya tentang perasaan Moms.
Jelaskan dan berikan pemahaman dengan kalimat sederhana, serta memberikan kalimat reflektif yang membuat anak dapat berpikir.
Tanyakan perasaan anak dengan tujuan meregulasi emosi mereka, sehingga anak menjadi terbuka pada orang tuanya
Sebelum balig, orang tua sebaiknya mengantar anak hingga tertidur dengan membacakan buku bersama atau berbicara bersama.
Hal ini dapat menenangkan hati anak sebelum tidur.
4. Beri Contoh yang Baik
Coba beri contoh yang baik untuk anak-anak agar Moms terhindar dari perilaku membentak mereka.
Seperti yang Moms ketahui, anak-anak cenderung meniru perilaku yang mereka lihat sehari-hari daripada hanya mendengarkan instruksi atau perintah.
Ketika orang tua secara konsisten menunjukkan perilaku yang tenang, sopan, dan terkendali saat menghadapi masalah, anak-anak lebih mungkin untuk meniru perilaku tersebut.
5. Beri Pujian saat Anak Berperilaku Baik
Jangan ragu untuk memberikan pujian pada Si Kecil ketika mereka berperilaku baik.
Pujian yang diberikan Moms dapat memotivasi anak untuk terus berperilaku baik dan membangun rasa percaya diri serta harga diri mereka.
Sebaiknya pujian yang diberikan spesifik dan mendeskripsikan perilaku yang tepat yang ingin Moms dukung.
Misalnya, bukan hanya mengatakan, "Kamu anak yang baik," tetapi lebih spesifik, seperti, "Mama suka cara kamu berbagi mainan dengan adikmu hari ini, itu sangat baik hati."
Berilah pujian secara konsisten untuk perilaku yang baik, tapi hindari pujian yang berlebihan yang bisa membuat anak menjadi tergantung pada pengakuan eksternal (validasi).
Baca Juga: 6+ Cara Menghadapi Anak Suka Memukul, Yuk Disiplinkan Si Kecil!
Itulah informasi terkait dampak membentak anak dan hal-hal yang bisa Moms dan Dads dalam menghadapinya.
Sebisa mungkin tidak perlu membentak anak dan pastikan selalu mendidik anak dengan penuh cinta dan kasih sayang, ya Moms!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2888480/pdf/nihms-198378.pdf
- https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0145213411002031?via%3Dihub
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Baca selanjutnya
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.