Lakukan Cara Ini untuk Menghadapi Anak yang Berbohong
Semua anak pasti pernah membuat kebohongan. Namun, ketika Si Kecil melakukannya apakah menghukumnya adalah pilihan yang tepat? Dikutip dari laman kesehatan Cleveland Clinic, memberikan hukuman pada anak berbohong bukanlah hal yang tepat.
Sebagai orang tua, Moms memainkan peran yang sangat penting untuk jangka waktu yang panjang.
Oleh karena itu, Moms harus bisa menjaga agar komunikasi bisa terjalin dengan baik dan terbuka.
Orang tua harus memahami bahwa pada waktu tertentu, anak pasti akan mulai berbohong. Ketika sampai pada masa itu, orang tua harus bisa menghindari rasa kecewa dan tidak melampiaskannya melalui hukuman.
“Justru ini merupakan kesempatan untuk mencari tahu mengapa Si Kecil merasa berbohong adalah satu-satunya pilihan yang terbaik. Selain itu, ketika anak berbohong Anda bisa mengindentifikasi jika mungkin ada kemampuan perlu dikembangkan darinya seperti kemampuan menyelesaikan masalah atau sosialisasi dengan lingkungan sekitar,” kata Kristen Eastman, PsyD, seorang psikolog anak di Twinsburg Family Health & Surgery Center, Amerika Serikat.
Baca Juga: Moms, Ketahui Ciri dan Penyebab Balita Berbohong
Menghadapi Anak yang Berbohong
Saat Moms menghukum anak yang berbohong, mereka akan merasa kesal dan justru akan belajar untuk berbohong dengan lebih baik. Hukuman juga akan membuat anak menjadi pribadi yang lebih tertutup.
Oleh karena itu, kita harus mencari cara lain untuk menghadapi anak berbohong.
Menurut Dr. Eastman, menghadapi anak berbohong berbeda-beda caranya sesuai dengan kelompok usianya karena kebohongan yang dilakukan berbeda penyebab dan tingkat keparahannya.
1. Anak Berbohong di Usia 2-3 Tahun
Foto: cefonline.com
Pada usia ini, Si Kecil berbohong karena mereka mulai memahami perbedaan antara fantasi dan realita. Biasanya kebohongan yang mereka lakukan sangat sederhana.
Salah satu contohnya, Si Kecil diam-diam memakan snack yang Moms simpan lalu menyisakan bekas di sekitaran mulutnya. Ketika ditanya, ia akan membantah kalau ia memakannya.
“Anak pada usia 2-3 tahun terlalu muda untuk memahami apa yang dimaksud dengan berbohong. Mereka tidak selalu berpikir sebelum bertindak sehingga mereka tidak mengantisipasi konsekuensi. Jadi, kebohongan yang mereka lakukan adalah bentuk reaksi kepada Moms yang terdengar marah,” kata Dr. Eastman.
Untuk anak usia 2-3 tahun, hadapi kebohongan dengan menunjukkan fakta. Jangan menegurnya dengan nada tinggi atau bahkan menghukumnya.
Moms bisa menunjuk mukanya yang memiliki remah makanan dan kemasan snack tersebut, lalu jelaskanlah padanya dengan halus bahwa apa yang dilakukannya bukan hal yang benar.
Ajak Si Kecil untuk menjelaskan dengan jujur dan katakan bahwa Moms tidak akan memarahinya.
Dengan menerapkan ini, secara tidak langsung Moms mengajarkan Si Kecil untuk lebih berani jujur dan terbuka.
Baca Juga: Kalau Balita Berbohong, Lakukan 3 Hal Ini dengan Kasih Sayang
2. Anak Berbohong di Usia 4-5 Tahun
Foto: pbskids.org
Untuk anak usia 4-5 tahun, Moms harus menjelaskan betapa pentingnya berkata jujur.
Moms juga bisa membiasakan Si Kecil membaca buku yang isinya tentang pentingnya kejujuran.
Moms juga harus memastikan untuk memberikan contoh yang baik dengan selalu berlaku jujur.
Misalnya ketika Moms menjanjikan sesuatu, tepatilah sehingga Si Kecil tidak menganggapnya sebagai kebohongan.
Jika Moms menemukan anak usia 4-5 tahun berbohong, jangan jadikan itu sebuah isu yang besar. Di usia tersebut mereka masih dalam tahap mengeksplorasi dan mencoba-coba.
Jelaskan dengan baik bahwa berbohong bukan pilihan yang benar. Jelaskan juga alasan serta bagaimana seharusnya Si Kecil bertindak.
Baca Juga: 5 Cara Efektif untuk Mengajarkan Balita Jujur, Ikuti Yuk!
Menghadapi anak berbohong tidak harus selalu dengan emosi. Berikanlah contoh yang nyata seperti pengalaman pribadi Moms dan beritahu Si Kecil bahwa kebohongan adalah suatu hal yang bisa menjadi kebiasaan buruk sampai ia beranjak dewasa.
Jangan lupa untuk memberikan penghargaan atas kejujuran yang sudah dilakukan supaya Si Kecil memahami bahwa ia melakukan hal yang benar dan selalu termotivasi untuk melakukannya sampai dewasa.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.