20 Agustus 2024

Apakah Flek Paru-Paru Berbeda dengan TBC? Ini Penjelasannya!

Flek paru-paru bisa menyerang anak-anak hingga orang dewasa.

Moms dan Dads mungkin sudah tidak asing dengan istilah flek paru-paru.

Penyakit ini ditandai dengan kondisi batuk terus-menerus, yang tidak kunjung sembuh dengan pengobatan biasa.

Sebenarnya, seperti apa penyakit flek paru-paru?

Mari cari tahu jawabannya pada ulasan berikut ini!

Apa Itu Flek Paru-Paru?

Kondisi Flek Paru-Paru dari Tes Pencitraan
Foto: Kondisi Flek Paru-Paru dari Tes Pencitraan (Orami Photo Stock)

Flek paru-paru yang sering Moms dengar sebenarnya adalah penyakit tuberkulosis (TBC).

Penyakit ini bisa menular dan berpotensi menyebabkan kerusakan serius pada jaringan paru-paru.

Kerusakannya bisa berupa jaringan parut, yang bisa dilihat dari tampilan tes pencitraan seperti bintik-bintik tidak beraturan.

Nah, dari tampilannya inilah istilah flek paru-paru berasal.

Penyakit paru ini berasal dari infeksi bakteri yang dapat menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil (droplet) yang dilepaskan ke udara saat batuk dan bersin.

Baca Juga: Seperti Apa Kondisi Paru-Paru Pada Penderita Tuberkulosis?

Tanda dan Gejala Flek Paru-Paru

Gejala Flek Paru-Paru
Foto: Gejala Flek Paru-Paru (Freepik.com)

Meskipun bakteri penyebab TBC dapat masuk ke tubuh, sistem kekebalan biasanya dapat mencegah Moms dan Dads jatuh sakit.

Untuk alasan ini, ahli kesehatan membuat perbedaan, antara lain:

1. TBC Laten

Moms atau Dads memiliki infeksi TBC, tetapi bakteri dalam tubuh tidak aktif sehingga tidak menimbulkan gejala.

TBC laten, yang juga disebut TBC tidak aktif, memiliki sifat tidak menular.

Pada beberapa kasus, TBC laten dapat berubah menjadi TBC aktif sehingga pengobatan menjadi penting.

Adapun beberapa efek samping pengobatan TBC laten yang harus dilaporkan ke dokter:

  • Kehilangan nafsu makan, mual atau muntah yang tidak dapat dijelaskan, urin berwarna coklat, atau penyakit kuning (kulit atau mata menguning).
  • Kesemutan, mati rasa, atau terbakar di area tangan atau kaki secara terus-menerus.
  • Kelemahan persisten, kelelahan, demam, atau nyeri perut.
  • Mudah memar atau berdarah.
  • Penglihatan kabur.

2. TBC Aktif

Dalam kondisi ini, orang yang terinfeksi menjadi sakit, dan dalam banyak kasus dapat menyebar ke orang lain.

Hal ini dapat terjadi beberapa minggu atau tahun setelah infeksi bakteri TBC terjadi.

Pada orang yang memiliki penyakit flek paru-paru aktif, gejala yang dialami adalah:

  • Batuk selama tiga minggu atau lebih.
  • Batuk darah atau lendir.
  • Nyeri dada atau nyeri saat bernapas dan batuk.
  • Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
  • Kelelahan.
  • Demam.
  • Tubuh berkeringat di malam hari.
  • Kehilangan selera makan.

Tuberkulosis juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh, termasuk ginjal, tulang belakang, atau otak.

Ketika TB terjadi di luar paru-paru, tanda dan gejalanya bisa bervariasi, sesuai dengan organ yang terlibat.

Misalnya, TBC tulang belakang dapat menyebabkan sakit punggung.

Sementara itu, TBC di ginjal dapat menyebabkan adanya darah pada urine.

Gejala flek paru-paru yang disebutkan di atas dapat terjadi dari usia anak-anak hingga orang dewasa.


Bila TBC menyerang anak, penyakit ini dapat menyebabkan berat badan tidak bertambah, terlihat lesu, dan rewel.

Jika Moms, Dads, atau anggota keluarga di rumah menunjukkan gejala flek paru-paru seperti yang dijelaskan, maka segera periksa ke dokter, ya!

Baca Juga: TBC Usus Bisa Sebabkan Muntah dan Diare, Ini yang Perlu Diketahui

Gejala Flek Paru-Paru pada Anak

Gejala TBC pada Anak
Foto: Gejala TBC pada Anak (Freepik.com)

Dilansir dari Stanford Medicine, ada beberapa gejala flek paru atau TBC pada anak.

Gejala TB aktif yang paling umum pada anak-anak meliputi:

  • Demam
  • Penurunan berat badan
  • Pertumbuhan yang buruk
  • Batuk
  • Kelenjar membengkak
  • Menggigil

Gejala TB aktif yang paling umum terjadi pada remaja meliputi:

  • Batuk yang berlangsung selama lebih dari 3 minggu
  • Nyeri di bagian dada
  • Dahak tercampur darah
  • Lemah fisik
  • Lebih cepat lelah
  • Kelenjar membengkak
  • Penurunan berat badan
  • Nafsu makan berkurang
  • Demam
  • Berkeringat di malam hari
  • Menggigil.

Baca Juga: Asma Bisa Sembuh dengan Terapi, Bagaimana Caranya?

Penyebab Flek Paru-Paru

Hasil Rontgen Paru-Paru
Foto: Hasil Rontgen Paru-Paru (Shutterstock)

Flek paru-paru disebabkan oleh bakteri yang menyebar dari orang ke orang melalui tetesan mikroskopis (droplet) yang dilepaskan ke udara.

Hal ini dapat terjadi ketika seseorang dengan bentuk aktif tuberkulosis yang tidak diobati terbatuk, berbicara, bersin, meludah, tertawa, atau bernyanyi.

Pada beberapa orang, risiko terkena penyakit ini mungkin lebih besar karena faktor berikut:

  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Melakukan traveling ke wilayah dengan kasus TBC yang tinggi.
  • Merokok, paparan bahan kimia di lingkungan, atau tinggal dengan pengidap TBC.

Ada dua jenis tes yang bisa digunakan untuk mendeteksi bakteri TBC dalam tubuh, yaitu tes kulit TB (TST) dan tes darah TB.

Tes kulit TB positif atau tes darah TB hanya memberikan informasi awal bahwa seseorang telah terinfeksi bakteri TB.

Tes ini tidak dapat menjelaskan apakah orang tersebut memiliki infeksi TB laten (LTBI) atau telah berkembang menjadi penyakit TB.

Tes lainnya seperti rontgen dada dan sampel dahak, diperlukan untuk melihat apakah orang tersebut memiliki penyakit TB atau tidak.

Orang yang baru saja berintraksi dengan penderita TBC sebaiknya menjalani tes sesegera mungkin.

Termasuk anak-anak yang baru pulang dari negara dimana banyak ditemui kasus TBC, seperti Amerika Latin, Karibia, Afrika, Asia, Eropa Timur, dan Rusia.

Apa Saja Pilihan Pengobatan Flek Paru-Paru?

Pengobatan Flek Paru-Paru
Foto: Pengobatan Flek Paru-Paru (Freepik.com)

Tidak cuma mengganggu, flek paru-paru juga bisa meningkatkan risiko terjadinya komplikasi, seperti:

  • Nyeri punggung dan kekakuan adalah komplikasi umum dari tuberkulosis.
  • Kerusakan sendi biasanya mempengaruhi pinggul dan lutut.
  • Infeksi pada selaput yang menutupi otak (TBC meningitis).
  • Masalah pada hati dan penyakit ginjal.
  • Infeksi jantung.

Kabar baiknya juga, penyakit TBC bisa diobati jika pasien mengikuti pengobatan secara rutin hingga tuntas.

Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa tahapan pengobatan flek paru-paru, di antaranya:


1. Pengobatan TBC Tahap Awal

Pengobatan diberikan setiap hari dengan tujuan menurunkan jumlah kuman yang ada di dalam tubuh pasien.

Selain itu, ini juga bertujuan untuk meminimalkan pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan.

Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru harus diberikan selama 2 bulan.

Pada umumnya, dengan pengobatan secara teratur dan tanpa adanya penyulit, risiko penularan akan menurun.

2. Pengobatan TBC Tahap Lanjutan

Pengobatan TBC tahap lanjutan bertujuan untuk membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman persisten, sehingga pasien dapat sembuh.

Di samping itu, tujuan dari pengobatan ini adalah untuk mencegah infeksi kembali kambuh.

Flek paru-paru disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu, pengobatannya menggunakan antibiotik, seperti rifampisin.

Obat ini, dan antibiotik jenis lainnya, hanya boleh dikonsumsi berdasarkan resep dari dokter.

Mengonsumsi antibiotik jenis apa pun, termasuk rifampisin, secara sembarangan malah bisa menyebabkan efek samping merugikan.

Penyakit TBC pada ibu hamil juga harus segera diobati. Jika tidak, efeknya akan sangat serius bagi kesehatan ibu dan janin.

Pengobatan TBC untuk ibu hamil harus dilakukan ketika sudah menunjukkan gejala sedang hingga berat.

Sebab, bayi yang lahir dari wanita penderita TBC yang tidak diobati mungkin memiliki berat badan lahir yang lebih kecil daripada bayi yang lahir dari wanita tanpa TBC.

Selain itu, dalam beberapa kasus, bayi tersebut mungkin lahir dengan penyakit TBC.

Baca Juga: 16 Obat Herbal TBC yang Bantu Ringankan Gejala Penyakit

Pengobatan Flek Paru-Paru pada Anak

Pengobatan TBC Anak
Foto: Pengobatan TBC Anak (Freepik.com)

Dilansir dari CDC, penyakit TBC pada anak-anak dapat diobati dengan mengonsumsi beberapa obat anti-TBC selama 4, 6, atau 9 bulan, tergantung pada tingkat keparahan.

Jika seorang anak berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai, maka kondisi penyakitnya bisa jadi lebih parah.

Bila obat tidak diminum dengan benar, bakteri yang masih hidup dapat menjadi resisten terhadap obat-obatan lain.

TBC yang resisten terhadap obat-obatan lebih sulit dan lebih mahal untuk diobati, dan pengobatan berlangsung lebih lama (18 hingga 24 bulan).

Pencegahan Flek Paru-paru

Paru-paru
Foto: Paru-paru (IStockphoto.com)

Untuk mencegah penyakit TBC, vaksinasi BCG merupakan langkah penting dan termasuk dalam vaksin wajib untuk anak-anak.

Vaksin ini biasanya diberikan pada bayi yang baru lahir atau pada usia 1 bulan, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terinfeksi TBC.

Biaya vaksin BCG dapat bervariasi tergantung pada klinik atau rumah sakit yang menyediakan layanan, serta jenis vaksin yang digunakan.

Penting untuk mengedukasi diri mengenai gejala, penularan, hingga pengobatan dari penyakit flek paru-paru alias TBC.

Pasalnya, semakin cepat penyakit terdeteksi, semakin besar pula peluang untuk sembuh.

Jadi, jangan sampai lalai, ya, Moms!

  • https://www.nhs.uk/conditions/tuberculosis-tb/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250
  • https://www.webmd.com/lung/understanding-tuberculosis-basics
  • http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._67_ttg_Penanggulangan_Tuberkolosis_.pdf
  • https://www.who.int/publications/i/item/9789240046764
  • https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=tuberculosis-tb-in-children-90-P02548
  • https://www.cdc.gov/tb/topic/treatment/children.htm#:~:text=TB%20disease%20in%20children%20is,body%20weight%20below%2040%20kilograms.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.