24 Mei 2024

Catat Frekuensi BAB Bayi Sesuai Usia 0-12 bulan, Penting!

Jangan khawatir Moms, berikut panduannya

Memantau frekuensi BAB bayi menjadi hal yang tidak kalah penting selain memantau tumbuh-kembang mereka.

Pasalnya, feses bayi baru lahir dapat memberi tahu bagaimana kondisi kesehatan bayi.

Kita sebagai Moms dapat tahu apakah mereka sudah mendapatkan cukup asupan ASI atau susu formula.

BAB bayi juga dapat memberi tahu Moms bahwa Si Kecil tidak mengalami konstipasi ataupun dehidrasi.

Baca Juga: 15 Cara Mudah Mengatasi Sembelit pada Bayi, Moms Harus Tahu!

Frekuensi BAB Bayi 0-12 Bulan

Tetapi, seberapa sering bayi seharusnya buang air besar dalam sehari?

Berikut merupakan daftar frekuensi BAB bayi sesuai usianya:

1. Bayi Usia 1 hingga 3 Hari

Frekuensi BAB Bayi Sesuai Usia (Babycenter.com)
Foto: Frekuensi BAB Bayi Sesuai Usia (Babycenter.com)

Dikutip dari What to Expect, kotoran bayi akan berubah dari hari ke hari.

Bayi yang baru lahir akan mengeluarkan kotoran lengket selama beberapa hari yang disebut meconium.

Warnanya hitam, seperti tar dan mengandung empedu dan zat lain yang ditelan bayi saat masih dalam kandungan.

Selanjutnya akan berubah menjadi hijau-kekuningan pada hari keempat.

Selama 24 jam pertama, bayi setidaknya harus BAB satu kali karena kolostrum tinggi gula dari ASI yang dikonsumsinya bertindak sebagai pencahar untuk mendorong meconium keluar.

Pada hari ke-3 kotoran ini menjadi tinja yang lebih ringan, cair, dan lebih mudah dibersihkan.

Baca Juga: Ini Perubahan Payudara saat Hamil Minggu Pertama Kata Dokter

2. Selama 12 Minggu Pertama Kehidupan

Bayi Merangkak (Kidspot.co.nz)
Foto: Bayi Merangkak (Kidspot.co.nz)

Todays Parent menyebutkan, frekuensi BAB bayi ASI selama 12 minggu pertama kehidupan berkisar antara satu hingga delapan kali dalam sehari, dengan rata-rata empat kali BAB setiap harinya.

Bergantung pada sistem pencernaan mereka, beberapa bayi ASI sering kali tidak BAB selama 7 hingga 10 hari.

Meski demikian, ini masih dianggap normal selama tidak disertai dengan gejala ketidaknyamanan.

Sementara bayi yang diberi susu formula rata-rata buang air besar 2 kali sehari, tetapi bisa juga lebih sering.

3. Usia 4 Bulan, Sebelum Mengonsumsi Makanan Padat

Tummy Time (Bundoo.com)
Foto: Tummy Time (Bundoo.com)

Terlepas dari apakah bayi mengonsumsi ASI, susu formula, atau keduanya, frekuensi BAB bayi akan menjadi lebih jarang seiring dengan bertambahnya usia.

“Pada usia 4 bulan, kebanyakan bayi rata-rata buang air besar sekitar dua kali sehari,” kata Bryan Vartabedian, M.D., ahli gastroenterologi anak di Houston, seperti dikutip dari Parents.

“Tetapi frekuensinya tidak sepenting konsistensi dan usaha yang diperlukan bayi untuk mengeluarkan kotorannya,” katanya.

“Tidak apa-apa jika bayi hanya BAB tiga hari sekali, selama fesesnya tetap lunak, berat badannya bertambah, dan ia tidak sakit perut atau kembung.”

Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Anak 3 Tahun Belum Lancar Bicara

4. Setelah Mengonsumsi Makanan Padat Pendamping ASI

Bayi Makan (Rollercoaster.ie)
Foto: Bayi Makan (Rollercoaster.ie)

Setelah bayi makan makanan pendamping ASI, yakni mulai usia sekitar 4 hingga 6 bulan, Moms mungkin akan mulai menghadapi perbedaan pada frekuensi BAB dan konsistensi feses bayi.


Frekuensi dan volume BAB bayi akan sangat bervariasi pada tahap ini.

Mengutip Parenting, Jon Vanderhoof, M.D., ahli gastroenterologi pediatrik di Boston Children’s Hospital, mengatakan bahwa bayi mungkin lebih jarang buang air kecil.

Namun, BAB-nya menjadi lebih teratur dari hari ke hari pada usia ini, Moms.

Meski demikian, segera hubungi dokter jika bayi sering mengalami diare, sembelit, atau belum juga buang air besar lebih dari seminggu.

Karena bisa jadi Si Kecil mengalami masalah pencernaan.

Baca Juga: Bayi 1 Bulan Susah BAB tapi Kentut Terus? Ini Kata Dokter

Tanda-Tanda BAB Bayi yang Perlu Diwaspadai

Setelah Moms mengetahui frekuensi BAB bayi sesuai usia 0-12 bulan, ketahui juga tanda-tanda BAB bayi yang perlu diwaspadai.

Berikut tanda yang harus Moms perhatikan:

1. Konstipasi

Bayi Menangis Saat Tidur
Foto: Bayi Menangis Saat Tidur (Orami Photo Stocks)

Jika bayi mengalami kesulitan atau jarang buang air besar, bisa jadi tanda konstipasi.

Bayi yang mengalami konstipasi mungkin menangis saat buang air besar atau menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan lainnya seperti mengejan.

2. Diare

Diare pada bayi ditandai dengan tinja yang sangat encer, seringkali disertai dengan peningkatan frekuensi buang air besar.

Diare yang berkepanjangan atau disertai dengan dehidrasi perlu dibawa ke dokter Moms!

3. Tinja Berdarah

Jika Moms melihat darah dalam tinja bayi, itu bisa menjadi tanda masalah pencernaan serius seperti infeksi, alergi makanan, atau intoleransi makanan tertentu.

Segera konsultasikan dengan dokter, ya.

4. Perubahan Perilaku atau Kesehatan

Jika Si Kecil menunjukkan gejala lain seperti demam tinggi, muntah berulang, atau penolakan makan, ini juga bisa menjadi tanda BAB pada bayi.

Baca Juga: Napas Anak Cepat saat Batuk Pilek? Ini Kata Dokter!

Konsistensi dan frekuensi BAB bayi memang penting untuk dipantau selama masa tahun pertama kehidupannya.

Moms mungkin melihat adanya beberapa perubahan dan ini biasanya normal serta menjadi tanda dari tumbuh-kembang bayi yang sehat.

Dokter anak umumnya juga menanyakan BAB dan BAK bayi dalam setiap pemeriksaan.

Jadi, konsultasikan langsung dengan dokter jika ada yang Moms ingin ketahui atau khawatirkan tentang BAB Si Kecil, ya!

  • https://www.whattoexpect.com/first-year/health-and-safety/newborn-infant-baby-poop/#:~:text=The%20number%20may%20vary%20from,t%20have%20to%20be%20concerned.
  • https://www.todaysparent.com/family/books/books-about-poop/
  • https://www.nytimes.com/article/baby-poop-guide.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.