Cari Tahu Macam-Macam Gangguan Tidur, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Moms mungkin pernah merasa kesulitan tidur atau sering terbangun di malam hari. Kondisi ini merupakan salah satu gejala terjadinya gangguan tidur.
Gangguan tidur adalah sekelompok kondisi yang memengaruhi kualitas dari tidur Moms setiap hari. Hal ini bisa disebabkan oleh masalah kesehatan atau karena terlalu stress.
Jika mengalami kondisi ini, Moms perlu mendapatkan perhatian medis, karena penting untuk mendapatkan tidur yang berkualitas.
Baca Juga: 20+ Pilihan Nama yang Artinya Bulan untuk Bayi Perempuan
Pengertian Gangguan Tidur
Foto Ilustrasi Gangguan Tidur (Orami Photo Stock)
Sebuah penelitian StatPearls, menjelaskan gangguan tidur adalah masalah klinis paling umum yang ditemui oleh pasien.
Moms yang sibuk mungkin lebih sering mengalami stres, sehingga akan kesulitan untuk tidur, khususnya di malam hari.
Jika kondisi ini terjadi terus menerus dan mengganggu kehidupan sehari-hari, hal ini merupakan indikasi dari gangguan tidur.
Dalam beberapa kasus, gangguan tidur dapat menjadi gejala dari kondisi kesehatan medis atau mental lainnya.
Masalah tidur ini akhirnya bisa hilang begitu pengobatan diperoleh untuk penyebab yang mendasarinya.
Jika gangguan tidur tidak disebabkan oleh kondisi lain, pengobatan biasanya melibatkan kombinasi perawatan medis dan perubahan gaya hidup.
Moms sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gangguan tidur dalam waktu lama.
Karena jika tidak segera ditangani, efek negatif dari gangguan tidur dapat menyebabkan masalah kesehatan lebih lanjut.
Selain itu, hal ini juga dapat memengaruhi kehidupan Moms sehari-hari.
Baca Juga: 8 Jenis dan Manfaat Rempah-Rempah untuk Kesehatan, Wajib Tahu!
Macam-Macam Gangguan Tidur
Foto Ilustrasi Gangguan Tidur (Orami Photo Stock)
Ada macam-macam jenis gangguan tidur. Beberapa diantara merupakan gejala dari penyakit lain.
Berikut macam-macam gangguan tidur yang perlu Moms ketahui.
1. Insomnia
Insomnia mengacu pada ketidakmampuan untuk memejamkan mata atau tertidur dengan lelap di malam hari. Hal ini bisa disebabkan oleh jet lag, stres dan kecemasan, hormon, atau masalah pencernaan.
Jenis gangguan tidur ini mungkin juga merupakan gejala dari kondisi lain.
Melansir Indian Journal of Psychiatry, insomnia adalah keluhan umum dengan sejumlah gangguan kejiwaan misalnya, depresi, kecemasan, dan penarikan zat yang menekan fungsi otak.
Sayangnya, insomnia merupakan salah satu keadaan yang sangat umum terjadi.
Data University of California Santa Cruz menyebutkan kondisi ini terjadi pada 50% orang dewasa dan umumnya dialami wanita dewasa dan tua.
Ada tiga jenis insomnia yang perlu diketahui:
- Kronis: ketika terjadi terus menerus selama satu bulan.
- Intermiten: bila insomnia terjadi secara berkala.
- Sementara: ketika insomnia berlangsung hanya beberapa malam pada suatu waktu.
Insomnia juga dapat memengaruhi kualitas hidup, bahkan berpotensi menyebabkan beberapa kondisi berikut:
- Depresi.
- Sulit konsentrasi.
- Cepat marah.
- Penambahan berat badan.
- Masalah pada pekerjaan.
2. Sleep Apnea
Sleep apnea ditandai dengan terjadinya penghentian napas saat tertidur. Hal ini merupakan kondisi medis serius yang menyebabkan tubuh kekurangan oksigen.
Ada dua jenis sleep apnea, obstruktif dan central.
Canadian Medical Association Journal sleep apnea obstruktif (OSA) ditandai dengan episode berulang dari penghentian (apnea) atau pengurangan (hipopnea) aliran udara selama tidur yang disebabkan oleh obstruksi jalan napas bagian atas.
Sementara, central sleep apnea terjadi karena ada kesalahan dalam menghubungkan otak dengan otot pernapasan di dalam tubuh.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Lembaga dan Psikolog Balikpapan untuk Dewasa dan Si Kecil
3. Parasomnia
Parasomnia adalah sekumpulan gejala tidak menyenangkan yang terjadi saat hendak tidur, sudah terlelap, atau terbangun dari tidur.
Gangguan ini bisa berupa gerakan, perilaku, emosi, persepsi, hingga mimpi yang tidak wajar. Meski begitu, pengidap parasomnia tetap dalam keadaan tertidur sepanjang kejadian berlangsung.
Gerakan dan perilaku yang tidak normal tersebut dapat berupa:
- Mengigau.
- Mengeluarkan rintihan.
- Mimpi buruk.
- Mengompol.
- Menggertakkan gigi.
- Mengatupkan rahang.
4. Restless Leg Syndrome
Restless leg syndrome (RLS) atau gelisah saat tidur adalah kondisi dimana Moms menggerakan kaki saat tidur. Dorongan ini terkadang disertai dengan sensasi kesemutan di kaki.
Meskipun gejala ini dapat terjadi pada siang hari, gejala ini paling sering terjadi pada malam hari.
RLS sering dikaitkan dengan kondisi kesehatan tertentu, termasuk attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dan penyakit Parkinson, tetapi penyebab pastinya tidak selalu diketahui.
5. Narkolepsi
Narkolepsi adalah tidur dengan cepat saat sedang terjaga. Kondisi ini biasanya akan ditandai dengan rasa sangat lelah dengan tiba-tiba dan tertidur tanpa peringatan.
Gangguan tersebut juga dapat menyebabkan kelumpuhan tidur, yang mungkin membuat Moms secara fisik tidak dapat bergerak segera setelah bangun tidur.
Meskipun narkolepsi dapat terjadi dengan sendirinya, namun kondisi ini juga sering dikaitkan dengan gangguan neurologis tertentu, seperti multiple sclerosis.
Baca Juga: Sambut Hari Ibu Nasional, Orami Ungkap Makna Berdaya bagi Moms
6. Gangguan Ritme Sirkadian
Umumnya setiap orang memiliki rutinitas harian yang terjadwal.
Jika rutinitas ini berubah sedikit saja, dampaknya bisa terasa, seperti Moms bangun lebih siang, sulit tidur, atau sulit berkonsentrasi. Ini tandanya jam biologis terganggu.
Kondisi itu biasanya disebut sebagai circadian rhythm disorders atau gangguan ritme sirkadian.
Jam biologis tubuh yang terganggu dapat terjadi pada orang dengan kebutaan total, kerja sistem shift, jet lag, atau karena sindrom fase tidur lanjut atau tertunda.
7. Kelumpuhan Tidur (Sleep Paralysis)
Sleep paralysis atau kelumpuhan tidur merupakan kondisi yang terjadi ketika memasuki tahap transisi dari terjaga ke tidur.
Kondisi ini yang mungkin menyebabkan Moms tidak dapat bergerak, berbicara, merasa tekanan, atau tersedak selama beberapa detik hingga menit.
Di Indonesia, kondisi ini sering kali disebut sebagai ketindihan yang diidentikkan dengan fenomena mistis.
Kelumpuhan tidur umumnya disebabkan oleh terputusnya hubungan antara pikiran dengan tubuh yang terjadi saat tidur.
Ada beberapa faktor lainnya yang dapat menyebabkan kelumpuhan tidur, yaitu:
- Kebersihan tidur yang buruk.
- Tidak memiliki jadwal tidur di waktu yang sama setiap harinya.
- Menderita gangguan tidur.
- Memiliki jadwal tidur yang terganggu.
Baca Juga: Mengenal Sapiosexual, Orang yang Menganggap Kecerdasan Menggairahkan
Penyebab Gangguan Tidur
Foto Ilustrasi Gangguan Tidur (Orami Photo Stock)
Ada banyak kondisi, penyakit, dan gangguan yang dapat menyebabkan gangguan tidur.
Dalam banyak kasus, gangguan tidur berkembang sebagai akibat dari masalah kesehatan yang mendasarinya.
1. Alergi dan Masalah Pernapasan
Alergi, pilek, dan infeksi saluran pernapasan atas dapat membuat Moms kesulitan bernapas di malam hari.
Ketidakmampuan bernapas melalui hidung juga dapat menyebabkan kesulitan tidur.
2. Sering Buang Air Kecil
Nokturia, atau sering buang air kecil, dapat mengganggu tidur dengan menyebabkan Moms terbangun di malam hari.
Ketidakseimbangan hormon dan penyakit saluran kemih dapat berkontribusi pada perkembangan kondisi ini.
Pastikan untuk segera menghubungi dokter jika sering buang air kecil disertai dengan pendarahan atau nyeri.
3. Sakit Kronis
Nyeri yang terus-menerus dapat membuat Moms sulit tidur. Bahkan mungkin dapat membuat Moms terbangun dari tidur yang sudah lelap.
Beberapa penyebab nyeri kronis yang paling umum adalah radang sendi, sindrom kelelahan kronis, fibromyalgia, penyakit radang usus, sakit kepala terus-menerus dan nyeri punggung bawah terus menerus.
Dalam beberapa kasus, nyeri kronis bahkan dapat diperburuk oleh gangguan tidur. Misalnya, dokter percaya perkembangan fibromyalgia mungkin terkait dengan masalah tidur.
4.Stres dan Kecemasan
Stres dan kecemasan (anxiety) seringkali berdampak negatif pada kualitas tidur.
Mungkin Moms sulit untuk tertidur atau tetap tertidur.
Moms juga mungkin akan mengalami mimpi buruk, berbicara saat tidur, atau berjalan dalam tidur. Hal ini tentu dapat membuat kualitas tidur Moms menurun.
Baca juga: 5 Gangguan Tidur yang Bikin Anak Susah Terlelap di Malam Hari
Cara Mengatasi Gangguan Tidur
Foto Ilustrasi Cara Mengatasi Gangguan Tidur (Orami Photo Stock)
Perawatan untuk gangguan tidur dapat bervariasi tergantung pada jenis dan penyebab yang mendasari. Namun, umumnya masalah ini dapat diatasi dengan perawatan medis dan perubahan gaya hidup.
1. Perawatan Medis
Perawatan medis untuk gangguan tidur dapat dilakukan dengan cara seperti memberikan obat sesuai dengan penyebabnya. Misalnya jika Moms tidak bisa tidur karena gangguan pernapasan atas, dokter akan memberikan obat flu atau alergi.
Namun, jika gangguan tidur lebih para seperti sleep apnea, dokter akan memberikan alat bantu pernapasan atau tindakan operasi.
Sementara, dokter akan memberikan pelindung gigi jika Moms mengalami gangguan tidur menggertakan gigi.
2. Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup dapat sangat meningkatkan kualitas tidur Moms, terutama jika dilakukan bersamaan dengan perawatan medis. Beberapa perubahan gaya hidup antara lain,
- Konsumsi sayuran dan ikan lebih banyak serta mengurangi asupan gula.
- Mengurangi stres dan kecemasan dengan berolahraga dan peregangan
- Mengatur jadwal tidur lebih teratur
- Minum lebih sedikit air sebelum tidur
- Membatasi asupan kafein, terutama di sore atau malam hari
- Mengurangi rokok dan alkohol
- Konsumsi makanan rendah karbohidrat yang lebih kecil sebelum tidur
- Menjaga berat badan yang sehat berdasarkan rekomendasi dokter Anda
Perlu diingat juga Moms, tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari juga dapat meningkatkan kualitas tidur secara signifikan.
Meskipun Moms mungkin tergoda untuk tidur lebih banyak di akhir pekan, hal ini dapat membuat Moms lebih sulit untuk bangun dan tertidur selama minggu kerja.
Baca Juga: Jangan Dipercaya! Ini 10 Mitos Menstruasi yang Ternyata Salah
3. Psikoterapi
Cara mengatasi gangguan tidur akibat faktor gangguan mental tentu dengan mengobati masalah psikologis yang dihadapi.
Jika gangguan mental sudah teratasi, maka gangguan tidur pun dapat berkurang atau hilang dengan sendiri. Dengan begitu kualitas tidur pun semakin baik.
Metode yang dijalankan adalah terapi perilaku kognitif, yang bertujuan untuk mendorong proses berpikir yang lebih positif dan realistis.
Dengan menjalani terapi ini, Moms akan terdorong pada kebiasaan tidur yang baik, yaitu tidur berkualitas di malam hari dan gangguan selama tidur pun hilang.
Ada juga sejumlah terapi relaksasi dan metode pengurangan stres yang mungkin bisa dicoba untuk merilekskan pikiran dan tubuh sebelum tidur.
Misalnya, relaksasi otot progresif (dengan rekaman audio), teknik pernapasan dalam, meditasi, dan biofeedback.
4. Penggunaan Alat Khusus Ketika Tidur
Pada penderita gangguan tidur hipersomnia, dokter biasanya akan menganjurkan penggunaan alat khusus ketika tidur yang dinamakan continuous positive airway pressure (CPAP).
CPAP adalah sebuah alat yang memberikan tekanan udara melalui masker yang ditempatkan di atas hidung dan/atau mulut saat tidur.
Menurut Sleep Foundation, CPAP bekerja dengan memberikan tekanan positif pada saluran napas atas secara konstan.
Dengan begitu, saluran napas pada tenggorokan tetap terbuka selama tidur dan volume udara pada paru pun dapat dipertahankan.
Moms mungkin perlu waktu untuk merasa nyaman menggunakan CPAP. Jadi, jangan menyerah untuk menerapkan terapi ini beberapa kali hingga hasil perawatannya bisa dirasakan.
Baca juga: 7+ Makanan Khas Lampung yang Tidak Boleh Dilewatkan, Nikmat!
Demikian penjelasan mengenai macam-macam gangguan tidur, penyebab dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat ya Moms.
- https://www.healthline.com/health/sleep/disorders
- https://www.ucsfhealth.org/conditions/insomnia
- https://www.sleepfoundation.org/sleep-disorders
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5714700/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5310097/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560720/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.