Ginjal Bocor, Ketahui Penyebab dan Gejalanya!
Menjaga kesehatan tubuh penting agar terhindar dari penyakit yang berbahaya. Salah satunya ginjal. Biasanya, penyakit ginjal yang umum yaitu batu ginjal. Namun, ada penyakit ginjal lain yang perlu diwaspadai, yaitu ginjal bocor.
Ginjal bocor, atau dikenal dengan istilah medis nefrotik, merupakan gangguan ginjal yang menyebabkan tubuh mengeluarkan terlalu banyak protein dalam urin.
Mengutip Mayo Clinic, sindrom nefrotik biasanya disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah kecil di ginjal yang bertugas menyaring limbah dan kelebihan air dari darah.
Ketahui lebih lanjut tentang penyebab dan gejala ginjal bocor berikut ini.
Baca Juga: Pentingnya Minum Air untuk Menghindari Batu Ginjal
Gejala Ginjal Bocor
Foto: Orami Photo Stock
Ada beberapa gejala ginjal bocor menurut The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK).
Gejalanya seperti pembengkakan parah (edema), terutama di sekitar mata dan di pergelangan kaki, urin berbusa yang bisa disebabkan kelebihan protein dalam urin.
Bisa juga berat badan bertambah karena retensi cairan berlebih, kelelahan, dan kehilangan selera makan. Jika Moms mengalami kondisi tadi, sebaiknya mulai berkonsultasi ke dokter.
Dalam Journal of Clinical Epidemiology, disebutkan bahwa baik anak-anak maupun orang dewasa, memiliki kondisi tahapan kebocoran ginjal yang sama.
Moms mungkin tidak tahu jika memiliki sindrom nefrotik atau ginjal bocor, sampai melakukan tes darah dan urin rutin ke dokter.
Hasil tes dapat menunjukkan bahwa Moms memiliki terlalu banyak protein dalam urin, tidak cukup protein dalam darah, atau terlalu banyak lemak atau kolesterol dalam darah.
Baca Juga: 5 Tanda Penyakit Ginjal Yang Mungkin Ada di Diri Kita
Penyebab Ginjal Bocor
Foto: Orami Photo Stock
Sindrom nefrotik atau ginjal bocor biasanya disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah kecil (glomeruli) ginjal. Glomeruli bertugas menyaring darah saat melewati ginjal, untuk memisahkan hal-hal yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan dibuang.
Glomeruli yang sehat menjaga protein darah untuk mempertahankan jumlah cairan dalam tubuh, agar tidak meresap ke dalam urin. Ketika glomeruli rusak, dampaknya protein darah banyak yang meninggalkan tubuh, dan mengarah ke sindrom nefrotik, atau ginjal bocor.
Mengutip Web MD, banyak penyakit dan kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan glomeruli dan menyebabkan sindrom nefrotik, termasuk:
1. Penyakit Perubahan Minimal
Ini merupakan penyebab utama sindrom nefrotik pada anak-anak. Jaringan ginjal dari penderita penyakit ini terlihat relatif normal di bawah mikroskop.
Dokter tidak tahu mengapa penyakit ini menghentikan ginjal untuk bekerja dengan semestinya. Beberapa penyebab potensial penyakit ini termasuk infeksi dari virus, reaksi alergi, minum obat tertentu, dan menggunakan obat antiinflamasi non steroid (NSAID).
2. Glomerulosklerosis Fokal Segmental
Ini juga disebut sebagai FSGS, adalah penyakit yang merusak glomeruli. Ini adalah penyebab utama paling umum dari sindrom nefrotik atau ginjal bocor pada orang dewasa.
FSGS dapat disebabkan oleh virus, seperti HIV, atau obat-obatan.
3. Nefropati Membranosa
Ini merupakan kondisi di mana membran glomeruli menebal dan bisa menyebabkan kondisi ginjal bocor. Penyebabnya mungkin termasuk kanker, malaria, hepatitis B, dan lupus.
4. Diabetes
Ini merupakan penyebab sekunder paling umum dari sindrom nefrotik pada orang dewasa. Ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal, yang dikenal sebagai nefropati diabetik.
5. Lupus
Lupus eritematosus sistemik merupakan penyakit kronis pada sistem kekebalan tubuh, dan dapat merusak ginjal secara serius.
6. Amiloidosis
Ini adalah kondisi yang terjadi ketika Moms memiliki penumpukan zat yang disebut protein amiloid dalam darah. Ini dapat merusak ginjal dan berisiko menyebabkan ginjal bocor.
Baca Juga: Terapi Laser Holmium, Bisa Hilangkan Batu Ginjal Tanpa Operasi?
Pengobatan Ginjal Bocor
Foto: Orami Photo Stock
Mengutip Kidney Fund, sampai saat ini tidak ada obat untuk mengatasi sindrom nefrotik atau ginjal bocor, tetapi ada perawatan yang dapat mengelola gejala dan mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.
Jika ginjal berhenti bekerja, seseorang butuh dialisis atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup. Pihak layanan kesehatan dapat memberi tahu jenis obat-obatan tertentu untuk mengobati gejala sindrom nefrotik.
Mengubah pola makan juga dapat membantu dalam mengelola gejala sindrom nefrotik. Penting untuk menjaga kadar kolesterol tetap terkendali.
Misalnya, dengan membatasi konsumsi garam (natrium) untuk membantu mencegah pembengkakan dan menjaga tekanan darah pada tingkat yang sehat.
Mengubah pola makan sangat penting untuk menghindari kerusakan ginjal. Karena kelainan ini diakibatkan oleh hilangnya protein, beberapa orang mungkin mengatasi kehilangan ini dengan makan makanan kaya protein.
Namun, diet protein tinggi tidak disarankan untuk sindrom nefrotik. Terlalu banyak protein berbahaya karena dapat merusak nefron (unit fungsi ginjal) dan menyebabkan insufisiensi ginjal.
Asupan protein rendah hingga sedang dianjurkan, tergantung kondisi ginjal. Diet rendah natrium juga dianjurkan dengan sindrom nefrotik.
Terlalu banyak natrium melalui diet dapat menyebabkan retensi cairan lebih lanjut dan retensi garam, mengakibatkan pembengkakan dan hipertensi yang tidak nyaman.
Untuk membantu mengelola kondisi ginjal bocor ini, penting untuk memahami makanan apa yang harus dan tidak boleh makan.
Makanan untuk dimakan dengan diet sindrom nefrotik termasuk daging tanpa lemak (unggas, ikan, kerang), kacang kering, selai kacang, kedelai, buah segar atau beku (apel, semangka, pir, jeruk, pisang), sayuran segar atau beku (kacang hijau, selada, tomat), sayuran kaleng rendah sodium, kentang, nasi, biji-bijian, makanan ringan tanpa garam (keripik kentang, kacang-kacangan, popcorn), tahu, susu, dan mentega atau margarin.
Sementara, makanan yang perlu dibatasi dan harus dihindari pada diet sindrom nefrotik seperti keju olahan, daging tinggi natrium (bologna, ham, bacon, sosis, hot dog), frozen food dan hidangan pembuka, daging kalengan, acar sayuran, keripik kentang asin, popcorn, dan kacang-kacangan, dan roti asin.
Perlu diingat bahwa bumbu tertentu juga memiliki kandungan garam yang tinggi. Pilihan rendah natrium termasuk saus tomat, bumbu dan rempah-rempah, cuka, jus lemon, dan campuran bumbu tanpa atau rendah natrium.
Sindrom nefrotik atau ginjal bocor tidak dapat dicegah, tetapi mengobati penyakit ginjal yang mendasari dan membuat perubahan pola makan dapat mencegah memburuknya gejala.
Pilihan pengobatan mungkin termasuk obat tekanan darah, diuretik, pengencer darah, obat penurun kolesterol, atau steroid jika penyakit ginjal menyebabkan peradangan. Dokter mungkin juga merujuk pasien ke ahli diet, ahli diet dan nutrisi.
Baca Juga: 3 Cara Menjaga Kesehatan Ginjal, Rajin Minum Air!
Komplikasi Ginjal Bocor
Foto: Orami Photo Stock
Mengutip National Health Service (NHS), meskipun sindrom nefrotik atau ginjal bocor dapat menyerang orang dari segala usia, biasanya sindrom ini pertama kali didiagnosis pada anak berusia antara 2 dan 5 tahun.
Penyakit ini memengaruhi lebih banyak anak laki-laki daripada perempuan. Sekitar 1 dari setiap 50.000 anak didiagnosis dengan kondisi tersebut setiap tahun.
Selain itu, kondisi ini juga cenderung lebih sering terjadi pada keluarga dengan riwayat alergi atau berlatar belakang Asia, meskipun tidak jelas apa yang menyebabkannya.
Ada beberapa komplikasi yang terjadi jika mengalami kondisi ginjal bocor.
Mengutip Kidney Fund, ketika Moms memiliki sindrom nefrotik, protein penting yang disebut albumin bocor ke dalam urin, ketimbang disaring oleh ginjal sebagaimana mestinya.
Albumin membantu tubuh membuang cairan ekstra. Ketika seseorang tidak memiliki cukup albumin dalam darah, cairan dapat menumpuk di tubuh, menyebabkan pembengkakan di tungkai, kaki dan pergelangan kaki.
Selain itu, seseorang juga dapat mengalami masalah lain seperti pembekuan darah dan infeksi.
Dengan sindrom nefrotik, kolesterol juga menumpuk di darah. Jika ada terlalu banyak kolesterol dalam darah, gumpalan terbentuk di dalam pembuluh darah dan arteri, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Sindrom nefrotik juga dapat menyebabkan masalah kesehatan serius lainnya seperti anemia, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penumpukan cairan, cedera ginjal akut, dan penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau gagal ginjal.
Itu dia Moms, penjelasan mengenai kondisi sindrom nefrotik atau ginjal bocor.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.