Hal yang Perlu Dipertimbangkan sebelum Memberikan Susu Formula
Pentingnya ASI untuk dikonsumsi oleh bayi sejak lahir rasanya sudah menjadi pengetahuan umum untuk orang tua. Selama 6 bulan pertama kehidupannya, memang sebaiknya bayi hanya mendapatkan ASI eksklusif, tanpa makanan dan minuman pendamping apa pun.
ASI terbukti dapat membentuk sistem kekebalan tubuh bayi menjadi lebih baik, mendorong perkembangan sensorik dan kognitif bayi, serta dapat mencegah terjadinya stunting.
ASI juga dapat memperkuat ikatan antara ibu dan anak, untuk itu diharapkan bayi mendapatkan asupan gizi yang cukup.
Namun, dalam beberapa kasus, ada ibu yang tak dapat memberikan ASI kepada bayinya karena kurangnya produksi ASI. Hal ini dapat membuat galau, cemas, dan khawatir, ya, Moms.
Pada akhirnya, Si Kecil diberikan susu formula agar tetap mendapatkan gizi yang baik. Sebenarnya, tindakan ini harus dipertimbangkan sematang mungkin, mengingat terdapat bahaya pada susu formula pada bayi yang baru lahir. Ini ulasannya.
Baca Juga: Kapan Masa Kedaluwarsa Susu Formula?
Belum Tentu Cocok untuk Bayi
Foto: shutterstock
Susu formula tidak memiliki zat-zat alami dan bermanfaat seperti pada ASI. Namun, yang terpenting lagi, susu formula tidak memenuhi kebutuhan pada bayi terutama yang baru lahir.
Hal ini diungkapkan oleh dr. Aini, seorang konselor laktasi yang praktik di RSIA Permata Bekasi dan Kemang Medical Care ini.
“Komposisi susu formula tidak sesuai kebutuhan bayi. Selain itu, susu formula dapat dipalsukan, mudah terkontaminasi, dan dapat ditambahkan zat berbahaya. Untuk itu, mudah terjadi salah pengenceran. Susu formula juga sebenarnya tidak praktis dan tidak ekonomis,” ujar dr. Aini pada Kulwap Orami Community pada Kamis (19/2) lalu.
Susu formula juga sebenarnya belum tentu cocok dengan tubuh bayi karena bisa saja menyebabkan alergi. Faktanya, ada beberapa kondisi bayi yang mengalami alergi susu sapi dan intoleransi laktosa, sehingga tidak dapat menerima susu sapi.
Baca Juga: Seberapa Banyak Susu Formula yang Dibutuhkan Bayi?
Konsultasi sebelum Memberikan Susu Formula
Foto: nypost
Kebutuhan asupan gizi pada bayi yang baru lahir pasti mendapatkan perhatian bagi ibu sehingga ibu mudah stres jika tidak dapat produksi ASI secara optimal. Menurut dr. Aini, hal terpenting dilakukan adalah konsultasi sebelum memutuskan memberikan susu formula pada bayi.
“Jika ASI masih belum keluar di usia 3 hari setelah melahirkan, sebaiknya segera konsultasi dulu ke dokter laktasi sebelum ditambahkan susu formula. Perlu supporter yang kuat dan ilmu ASI yang tepat pada setiap ibu-ibu hamil sehingga mengurangi kemungkinan kegagalan memberikan ASI,” ujar dr. Aini.
Dan lagi, masih banyak ibu yang memberikan susu formula pada hari pertama kelahiran karena ASI-nya belum keluar. Hal ini sebenarnya dapat mengganggu produksi ASI ke depannya dan dapat menghambat suksesnya proses menyusui di kemudian hari.
Ketika diberikan susu formula, bayi akan lebih cepat kenyang dan enggan untuk menyusui. Hal ini juga dapat berakibat pada kesehatan ibu, yaitu pengosongan payudara baik dengan teknik marmet maupun dengan pompa ASI menjadi tidak baik dan meningkatkan risiko payudara membengkak serta menimbulkan rasa sakit.
Proses menyusui tidak boleh ditunda selama lebih dari 6 jam setelah melahirkan. Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui pengetahuan tentang menyusui sejak dari masa kehamilan, agar produksi ASI lancar serta ibu dan bayi selalu bahagia ya, Moms!
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Moms pertimbangkan sebelum memberikan susu formula kepada Si Kecil.
(DG/AND)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.