Hernia Nukleus Pulposus: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Hernia nukleus pulposus, dikenal juga dengan sebutan hernia diskus (herniated disc) mungkin menjadi penyakit yang kurang familiar di telinga.
Ini adalah kondisi ketika diskus tulang belakang bocor dan menekan akar saraf di dekatnya.
Akibatnya, penderitanya mengalami nyeri leher atau punggung, serta kesemutan, mati rasa, dan kelemahan satu atau kedua lengan atau kaki.
Bagian tubuh yang terdampak akan tergantung pada lokasi diskus tulang belakang yang terkena.
Yuk, simak lebih lanjut mengenai hernia nukleus pulposus!
Baca Juga: Akupresur, Teknik Pijat yang Bermanfaat Bagi Kesehatan Tubuh
Gejala Hernia Nukleus Pulposus
Foto: Orami Photo Stock
Untuk memahami dengan tepat apa itu hernia nukleus pulposus, penting untuk mengetahui anatomi leher dan punggung.
Di tulang belakang, ada sumsum yang merupakan bagian dari sistem saraf pusat.
Ini juga terhubung ke otak melalui batang otak.
Sumsum tulang belakang mengalir dari leher ke punggung bawah melalui lubang di tengah tulang belakang.
Di antara masing-masing tulang belakang, ada cakram karet yang bertindak sebagai peredam kejut dan memungkinkan pergerakan tubuh.
Setiap cakram terdiri dari dua komponen, yaitu lapisan luar yang keras (anulus fibrosus) dan bagian tengah seperti jeli (nukleus pulposus).
Hernia nukleus pulposus terjadi ketika zat seperti jeli di bagian dalam menekan lapisan luar diskus.
Jika lapisan dalam terus menekan lapisan luar cakram, zat seperti jeli bisa keluar dan mengiritasi atau menekan akar saraf di dekatnya.
Gejala awal dari hernia nukleus pulposus biasanya nyeri punggung.
Disertai dengan sensasi tercubit dan iritasi akar saraf tulang belakang di dekatnya, yang dikenal dengan sebutan radikulopati.
Gejala radikulopati meliputi:
- Perasaan geli.
- Mati rasa.
- Kelemahan.
- Sensasi tersetrum atau terbakar.
Area tubuh di mana gejala radikulopati dapat dirasakan tergantung pada lokasi hernia nukleus pulposus di tulang belakang.
Misalnya, jika akar saraf tulang belakang lumbar terpengaruh, seseorang mungkin mengeluh kesemutan, nyeri, atau mati rasa di punggung bawah atau bokong.
Baca Juga: Gejala dan Penyebab ARDS, Sindrom Gangguan Pernapasan Akut
Gejala tersebut dapat menyebar ke sisi lateral kaki ke kaki.
Kondisi ini lebih dikenal sebagai linu panggul.
Jika akar saraf tulang belakang teriritasi atau terjepit di tulang belakang leher, gejalanya termasuk nyeri di leher atau di antara tulang belikat.
Nyeri juga dapat menyebar ke lengan ke tangan atau jari.
Mati rasa atau kesemutan di bahu atau lengan juga bisa terjadi.
Penyebab dan Faktor Risiko Hernia Nukleus Pulposus
Foto: freepik.com
Ada beberapa penyebab hernia nukleus pulposus terjadi.
Penyebab paling umum adalah penuaan.
Seiring bertambahnya usia, cakram tulang belakang mulai menyusut dan merosot.
Ini membuatnya lebih rentan terhadap herniasi dengan ketegangan kecil atau gerakan memutar.
Selain itu, hernia nukleus pulposus juga dapat disebabkan oleh trauma atau cedera.
Misalnya benturan karena kecelakaan mobil atau karena mengangkat sesuatu yang terlalu berat.
Faktor genetik juga diduga menjadi salah satu penyebab hernia nukleus pulposus.
Penelitian yang diterbitkan pada 2009 di The Spine Journal mengungkapkan, beberapa orang secara genetik lebih rentan terhadap masalah diskus daripada yang lain.
Selain beberapa hal tadi, ada faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena hernia nukleus pulposus:
- Laki-laki berusia 20 hingga 50 tahun.
- Mengangkat benda berat dengan otot punggung, bukan otot kaki.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Terlibat dalam aktivitas regangan punggung yang berulang.
- Duduk dalam waktu lama, terutama saat mengemudi, karena getaran mesin mobil memberikan tekanan ekstra pada cakram.
- Memiliki gaya hidup pasif atau tidak banyak bergerak.
- Kebiasaan merokok.
Baca Juga: Cari Tahu Soal Sakit Pundak dan Cara Mengatasinya Menurut Ahli Ortopedi
Tes untuk Diagnosis Hernia Nukleus Pulposus
Foto: Orami Photo Stock
Diagnosis hernia nukleus pulposus dibuat melalui pemeriksaan riwayat medis dan pemeriksaan fisik.
Tes pencitraan dapat digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan/atau menyingkirkan diagnosis lainnya.
Berikut ini penjelasannya, yaitu:
1. Pemeriksaan Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik
Selain meninjau gejala, dokter biasanya juga melakukan pemeriksaan neurologis untuk mengakses kekuatan otot, refleks, dan sensasi.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan muskuloskeletal untuk melihat apakah gerakan yang berbeda memicu rasa sakit.
Selain itu, jika diduga terjadi hernia nukleus pulposus di punggung bawah, dokter kemungkinan melakukan tes kaki lurus.
2. Tes Pencitraan
Setelah melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik, dokter juga melakukan tes pencitraan. Misalnya pemeriksaan rontgen atau sinar-X.
Namun, pemeriksaan sinar-X hanya memberikan petunjuk apakah seseorang memiliki hernia nukleus pulposus atau tidak.
Menurut sebuah ulasan yang diterbitkan di Current Reviews in Musculoskeletal Medicine pada 2017, standar emas atau tes definitif untuk mengkonfirmasi keberadaan hernia nukleus pulposus adalah magnetic resonance imaging (MRI).
Jika seseorang tidak dapat menjalani MRI atau tidak dapat mentolerir MRI, myelogram computed tomography (CT) dapat dilakukan.
Misalnya jika memiliki alat pacu jantung atau menderita klaustrofobia.
Tes ini dilakukan dengan bahan kontras disuntikkan ke dalam ruang yang berisi cairan serebrospinal.
Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Cara Penanganan Lutut Bengkak Berikut Ini!
Pengobatan untuk Hernia Nukleus Pulposus
Foto: Orami Photo Stock
Pada kebanyakan kasus, hernia nukleus pulposus dapat diobati dengan tindakan konservatif non-bedah.
Tindakan ini berfokus pada penghilang rasa sakit dan rehabilitasi.
Untuk gejala yang persisten atau parah, pembedahan mungkin diperlukan.
Berikut ini dijabarkan satu-persatu:
1. Terapi Non-Bedah
Untuk mengatasi hernia nukleus pulposus, terapi non-bedah yang dapat dijalani adalah:
- Modifikasi Aktivitas
Misalnya untuk melakukan aktivitas fisik tingkat rendah selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
- Kompres Dingin
Kompres dingin ke area yang terkena beberapa kali sehari selama tidak lebih dari 15 hingga 20 menit setiap kali.
- Minum Obat
Tujuannya untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.
Biasanya, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) direkomendasikan.
- Terapi
Terapi untuk mengendurkan otot-otot di punggung.
Relaksasi otot dan kompres hangat mungkin berguna.
- Suntikan Epidural
Obat steroid dapat disuntikkan ke bagian belakang di dalam ruang di sekitar saraf yang terkena untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan.
- Terapi Fisik
Misalnya dengan peregangan dan latihan punggung, untuk meredakan nyeri dan menstabilkan otot punggung.
- Terapi Pelengkap
Ini termasuk akupunktur, farmakopunktur racun lebah, dan manipulasi tulang belakang.
2. Pembedahan
Bagi orang yang terus mengalami gejala meski sudah mencoba terapi non-bedah, operasi tulang belakang bisa menjadi pilihan.
Terutama jika gejala tidak membaik setelah enam minggu perawatan non-operasi.
Rujukan bedah mendesak diperlukan jika seseorang mengalami gejala neurologis yang memburuk, anestesi sadel, atau masalah usus/kandung kemih.
Prosedur bedah paling umum yang digunakan untuk mengobati hernia nukleus pulposus adalah mikrodisektomi.
Prosedur ini mengharuskan pengangkatan diskus hernia dan setiap fragmen terkait yang mungkin menjepit saraf di dekatnya.
Itulah pembahasan mengenai hernia nukleus pulposus.
Dapat diketahui, kondisi ini tidak boleh disepelekan, karena dapat mengganggu aktivitas.
Baca Juga: Jari Tangan Bengkak Tiba-Tiba? Ketahui Kemungkinan Penyebabnya Berikut Ini!
Jika Moms mengalami hernia nukleus pulposus, konsultasikan segera dengan dokter.
Biasanya, dokter menyarankan pengobatan terbaik sesuai kondisi yang dialami.
Hernia nukleus pulposus adalah kondisi yang cukup umum terjadi.
Kebanyakan orang dapat sembuh dengan perawatan konservatif.
Jadi, jangan ragu untuk memeriksakan diri jika mengalami gejalanya, ya!
- https://doi.org/10.1016/j.spinee.2008.11.011
- https://link.springer.com/article/10.1007/s12178-017-9441-4
- https://www.verywellhealth.com/what-are-herniated-disc-symptoms-296740
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/191979
- https://www.healthline.com/health/herniated-disk
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.