Sempat Viral, Cari Tahu Serba-serbi tentang Husband Stitch Usai Persalinan Pervaginam
Beberapa hari lalu jagat media sosial Twitter diramaikan dengan salah satu cuitan yang membahas mengenai husband stitch.
Cuitan tersebut ditulis oleh pemilik akun Pink Ranger di akun Twitternya
“Baru tau ada banyak kejadian pasca kelahiran yang namanya ‘husband stitches’ atau ‘jahitan untuk suami’,” seperti dikutip dari cuitan akun Twitter @memekriot.
Dalam cuitan tersebut, sang pemilik akun menjelaskan secara singkat mengenai husband stitch yang mendapatkan banyak respon hingga menjadi viral.
Melihat dari tanggapan cuitan tersebut, tak banyak orang yang telah mengetahui informasi mengenai husband stitch.
Menjadi seorang perempuan dan mengalami proses persalinan, penting halnya bagi para Moms untuk mengetahui informasi mengenai husband stitch ini.
Simak beberapa informasi mengenai husband stitch di bawah ini ya, Moms!
Baca Juga: 4 Hal Penting untuk Bertahan Menghadapi Depresi Pascapersalinan
Apa itu Husband Stitch?
Foto: Orami Photo Stock
Tak semua orang paham dan mengetahui mengenai husband stitch. Jika mengacu pada namanya, husband stitch sering dikatakan sebagai “jahitan suami”.
Dilansir dari Medical News Today husband stitch adalah sebuah jahitan tambahan setelah persalinan pervaginam yang menyebabkan perineum robek.
Persalinan normal dapat menyebabkan robekan pada vagina, Moms. Robekan ini terkadang meluas ke rektum.
Jahitan mungkin diperlukan, namun seharusnya jahitan tidak boleh meluas ke lubang vagina.
Umumnya setiap wanita yang menjalani proses persalinan pervaginam mendapati jahitan.
Namun husband stitch merupakan jahitan ekstra yang ditujukan untuk memperbaiki robekan alami saat melahirkan atau luka dari episiotomi.
Pada dasarnya, tujuan dari “jahitan suami” adalah untuk mengencangkan vagina ke kondisi sebelum melahirkan.
Mengutip dari Healthline, saat memperbaiki episiotomi atau robekan sejak lahir, beberapa penyedia memberikan jahitan ekstra.
Namun prosedur ini diikuti dengan konsekuensi menyakitkan bagi Moms pascamelahirkan.
Baca Juga: Penting bagi Moms, Ini Penyebab Janin Belum Masuk Panggul Jelang Persalinan
Sejarah Husband Stitch
Foto: Orami Photo Stock
Jika membahas mengenai husband stitch, Moms akan mengetahui bahwa jahitan suami ini berasal dari pertengahan 1950-an.
Melansir Medical News Today, awal mula terkenalnya jahitan suami digunakan dokter untuk memperbaiki robekan persalinan pervaginam atau episiotomi.
Pada saat itu, dokter kandungan mengambil keputusan mengencangkan pintu masuk vagina perempuan tersebut dengan menambahkan jahitan ekstra.
Selesai melakukan tindakan, dokter tersebut mengatakan prosedur ini dapat meningkatkan kesejahteraan perempuan dengan menjaga ukuran dan bentuk vagina.
Tak hanya itu, dokter juga menjelaskan bahwa kelebihan dari jahitan ekstra ini bermanfaat untuk kehidupan seks pasutri yang lebih baik, yaitu:
- Meningkatkan frekuensi orgasme
- Meningkatkan kenikmatan pria dalam hubungan seksual
Sehingga, dengan penjelasan yang dipaparkan oleh dokter tersebut membuat jahitan ekstra dikenal sebagai husband stitch atau jahitan suami.
Baca Juga: 15 Tips Ibu Hamil 9 Bulan agar Persalinan Lancar Yuk, Coba!
Apakah Husband Stitch Diperbolehkan?
Hal penting yang perlu Moms ketahui adalah, ternyata jahitan suami bukanlah prosedur medis resmi.
Belum ada penelitian yang dapat membuktikan pentingnya prosedur husband stitch dilakukan atau berapa banyak perempuan yang menerima jahitan ini.
Sebagian besar cerita dan pengalaman perempuan yang dibagikan di media sosial, mereka mengaku telah menerima husband stitch tanpa persetujuan mereka.
Padahal, menurut peraturan WHO, rumah sakit atau dokter perlu mendapatkan persetujuan dan memberikan anestesi lokal yang efektif sebelum melakukannya.
Dampak Husband Stitch pada Kesehatan
Foto: Orami Photo Stock
Selain bukan sebuah prosedur medis resmi, proses yang dilakukan tanpa persetujuan ini membuat husband stitch mendapat banyak penolakan.
Tak hanya masalah persetujuan, ternyata husband stitch juga menghasilkan beberapa dampak negatif bagi kesehatan dan psikologis perempuan.
Meskipun kebanyakan perempuan yang menerima tindakan ini dapat sembuh tanpa masalah, namun beberapa mengalami dampak dari episiotomi atau jahitan suami.
Beberapa dampak yang dirasakan ini mungkin termasuk:
- Peningkatan rasa sakit di sayatan
- Pendarahan persisten atau meningkat
- Kebocoran urin atau feses
- Tanda-tanda infeksi, seperti nanah, bau tidak sedap, atau pembengkakan di tempat sayatan
- Rasa sakit yang terus-menerus pada vagina
- Ketidakmampuan untuk menggunakan tampon
- Peningkatan risiko harus menjalani episiotomi lagi pada kelahiran berikutnya
- Pembentukan jaringan parut
- Prolaps dari rahim
- Trauma emosional
Baca Juga: Melahirkan dengan Induksi Persalinan, Adakah Dampaknya bagi Janin?
Nah, Moms itulah penjelasan mengenai husband stitch. Pastikan Moms memberikan persetujuan sebelum menerima tindakan apa pun dari dokter ya, Moms!
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/husband-stitch#fa-qs
- https://www.healthline.com/health-news/husband-stitch-is-not-just-myth
- https://www.sirensconference.org/news/2020/03/faye-bi-a-wife-should-have-no-secrets-unthinking-privilege-and-privacy-in-carmen-maria-machados-the-husband-stitch/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.