Hybrid Learning: Pengertian, Manfaat, dan Kekurangannya
Hybrid learning menjadi salah satu inovasi dalam dunia pendidikan yang menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka.
Metode ini hadir sebagai jawaban atas kebutuhan pembelajaran yang fleksibel dan adaptif, terutama sejak pandemi COVID-19 melanda.
Dengan hybrid learning, siswa memiliki kesempatan untuk belajar kapan saja dan di mana saja, sambil tetap merasakan interaksi sosial melalui tatap muka di kelas.
Konsep ini tidak hanya relevan di masa pandemi, tetapi juga diproyeksikan menjadi model pembelajaran masa depan di era digital.
Apa Itu Hybrid Learning?
Hybrid learning adalah metode pembelajaran yang menggabungkan proses pembelajaran tatap muka (face-to-face) di kelas dengan aktivitas pembelajaran daring (online).
Melansir laman Penn State University, hybrid learning mengurangi durasi pembelajaran di kelas tradisional dan memindahkan sebagian besar proses belajar ke platform digital.
Dalam hybrid learning, siswa dapat memanfaatkan waktu di kelas untuk belajar secara kolaboratif, sementara komponen daring mencakup materi yang diperkaya multimedia dan diskusi berkelanjutan.
Manfaat Hybrid Learning
Hybrid learning menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka, yang memberikan berbagai manfaat bagi siswa, guru, dan institusi pendidikan.
Berikut ini beberapa manfaat utama hybrid learning:
1. Lebih Fleksibel
Salah satu keunggulan utama dari hybrid learning adalah fleksibilitas yang ditawarkannya, baik bagi siswa maupun pendidik.
Fleksibilitas ini mencakup aspek waktu, lokasi, dan metode belajar.
Model ini tidak hanya mendukung proses pembelajaran yang lebih adaptif, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa dan pendidik untuk tetap produktif dalam berbagai kondisi.
2. Efisien dari Segi Waktu dan Biaya
Melansir laman Bay Atlantic University, hybrid learning membantu menciptakan model pembelajaran yang lebih efisien dari segi waktu dan biaya.
Hal ini karena dalam hybrid learning, siswa tidak perlu hadir di sekolah atau kampus setiap hari.
Pembelajaran daring memungkinkan mereka mengikuti kelas dari rumah, sehingga menghemat waktu yang biasanya dihabiskan untuk perjalanan.
Siswa juga tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk kebutuhan seperti makan di luar, membeli perlengkapan khusus untuk kegiatan di sekolah, atau biaya cetak materi pelajaran.
Sebab, banyak bahan belajar yang tersedia secara digital, sehingga lebih hemat dan praktis.
3. Meningkatkan Keterampilan Digital
Dalam hybrid learning, siswa dan pendidik dihadapkan pada penggunaan perangkat digital, seperti komputer, tablet, dan ponsel pintar, serta aplikasi pembelajaran daring.
Pengalaman ini secara langsung melatih mereka untuk memahami dan menggunakan teknologi dengan lebih terampil.
Kemampuan ini menjadi aset penting di era digital, di mana teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dalam pendidikan dan pekerjaan.
4. Melatih Kemandirian
Metode hybrid memungkinkan siswa mengakses berbagai sumber belajar digital, seperti modul, video, atau artikel daring.
Siswa dituntut untuk belajar secara mandiri tanpa pengawasan langsung dari guru.
Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan dalam memahami materi dan mencari solusi atas masalah yang mereka hadapi.
Metode tersebut dapat membentuk karakter mandiri yang sangat dibutuhkan dalam pendidikan lanjutan dan dunia kerja.
5. Pemahaman Materi yang Lebih Baik
Hybrid learning menyediakan akses ke berbagai sumber belajar, seperti video pembelajaran, modul interaktif, simulasi daring, dan diskusi tatap muka.
Kombinasi ini memungkinkan siswa untuk mempelajari materi dari berbagai sudut pandang dan memilih metode yang paling efektif bagi mereka, sesuai dengan gaya belajar masing-masing.
Jadi, siswa dapat memahami materi secara lebih efektif.
Kekurangan Hybrid Learning
Meski memiliki banyak manfaat, ada juga beberapa kekurangan dari hybrid learning.
1. Keterbatasan Interaksi Sosial
Dalam hybrid learning, sebagian besar pembelajaran dilakukan secara daring.
Hal ini berarti siswa hanya memiliki waktu terbatas untuk bertemu langsung dengan guru dan teman-teman mereka.
Frekuensi interaksi sosial yang lebih sedikit dapat membuat hubungan sosial menjadi kurang erat dan berdampak pada kemampuan siswa untuk bekerja sama atau berbagi pengalaman secara langsung.
2. Ketergantungan terhadap Koneksi Internet
Salah satu kelemahan utama dari hybrid learning adalah ketergantungannya yang tinggi pada koneksi internet.
Dalam model pembelajaran ini, komponen daring memegang peran penting, sehingga koneksi internet yang stabil menjadi kebutuhan utama.
Namun, tidak semua peserta didik dan pendidik memiliki akses yang memadai terhadap internet berkualitas, sehingga dapat berpotensi menimbulkan masalah.
3. Kesulitan dalam Penilaian dan Monitoring
Hybrid learning memadukan pembelajaran tatap muka (luring) dengan pembelajaran daring (online), yang masing-masing memiliki metode penilaian dan monitoring berbeda.
Dalam lingkungan daring, guru tidak dapat secara langsung memantau aktivitas siswa, seperti keterlibatan mereka dalam diskusi atau kehadiran mereka secara fisik.
Sebaliknya, dalam pembelajaran tatap muka, interaksi langsung memungkinkan pemantauan lebih baik.
Ketidakkonsistenan ini dapat mempersulit guru untuk mendapatkan gambaran yang utuh tentang kinerja siswa.
Baca Juga: Pendekatan Belajar Deep Learning dari Mendikdasmen, Ini Penerapannya!
Demikian penjelasan seputar hybrid learning yang perlu orang tua ketahui.
Apakah sekolah Si Kecil juga menerapkan metode pembelajaran yang satu ini, Moms?
- https://sites.psu.edu/hybridlearning/what-is-hybrid/
- https://bau.edu/blog/what-is-hybrid-learning/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.