25 Mei 2024

Ibu Melahirkan Sendiri di Rumah tanpa Bantuan, Apakah Aman?

Moms tidak dianjurkan memilih freebirth

Terkadang, beberapa ibu melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan karena berbagai alasan.

Ketika seorang wanita memilih untuk melahirkan sendiri di rumah atau di tempat lain tanpa bantuan seorang profesional kesehatan, hal ini dikenal juga dengan nama freebirth.

Tidak ada definisi khusus tentang freebirth ini, tetapi secara garis besar, seorang wanita bebas ketika dia dengan sengaja melahirkan bayinya tanpa bantuan atau kehadiran bidan dan dokter.

Beberapa wanita lebih suka menggunakan istilah "persalinan tanpa bantuan" atau unassisted childbirth untuk menggambarkan hal ini.

Baca Juga: 22 Sayuran yang Cocok Ditanam di Pekarangan Rumah, Apa Saja?

Namun, ibu melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan berbeda dari situasi di mana seorang ibu melahirkan tanpa dukungan medis yang tidak disengaja ya, Moms.

Ada juga persalinan karena ibu yang melahirkan sebelum bidan bisa sampai di sana.

Jika terjadi hal ini, digolongkan sebagai Born Before Arrival (BBA).

Di Amerika, ibu melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan adalah hal yang sepenuhnya legal untuk dilakukan, tetapi ada banyak pengalaman yang dibagikan karena melahirkan dengan cara ini, baik itu buruk atau baik.

Moms mungkin ingin mengetahui beberapa informasi mengenai ibu melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan.

Jika Moms ingin tahu metode ini aman atau tidak, simak penjelasannya ibu melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan di bawah ini yuk!

Baca Juga: Obat Mucosta untuk Atasi Masalah Lambung, Ketahui Dosis, Manfaat, serta Efek Sampingnya

Amankah Ibu Melahirkan Sendiri di Rumah tanpa Bantuan?

Kontraksi Rahim Pasca Melahirkan
Foto: Kontraksi Rahim Pasca Melahirkan (Orami Photo Stocks)

Ibu melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan adalah praktik yang masih jarang kita temui di Indonesia.

Namun, cara melahirkan seperti ini sudah sangat populer di Amerika Serikat.

Banyak blog dan video viral, yang membagikan banyak manfaat dari melahirkan di rumah atau bahkan di alam liar.

Sayangnya, kepercayaan itu tidak didasari dengan penjelasan ilmiah yang lebih lanjut.

Mengutip dari Thedailybeast.com, Profesor Obstetri dan Ginekologi New York University School of Medicine Bruce Young mengatakan, ibu yang melahirkan di rumah tanpa bantuan rata-rata bisa mengharapkan kelahiran rumah berjalan lancar sekitar 80%.

Tetapi sebanyak 20% lainnya kemungkinan akan berisiko terjadi komplikasi yang mengancam jiwa untuk ibu atau anak.

Namun di Indonesia sendiri, melahirkan sendiri di rumah masih ditentang dalam dunia kedokteran karena sangat berbahaya.

Bahkan bagi calon ibu yang sehat dan berisiko rendah sekalipun, kemungkinan kematian bayi tetap ada.

Tanpa penanganan yang tepat, detak jantung bayi dapat mendadak menurun drastis saat keluar dari tubuh ibunya.

Menurut Dr. Budihardja Singgih, Senior Government Advisor dari USAID Jalin, sesuai kebijakan Kemenkes (Kementerian Kesehatan), semua persalinan harus dilakukan di rumah sakit atau minimal fasilitas kesehatan tingkat pertama, yaitu Puskesmas.

Jadi kalau ada komplikasi, bisa segera dirujuk ke rumah sakit.

Baca Juga: Tanpa Pestisida, Ini 8 Kelebihan Sayur Organik untuk Kesehatan Keluarga

Risiko Ibu Melahirkan Sendiri di Rumah tanpa Bantuan

Ibu Hamil
Foto: Ibu Hamil (Orami Photo Stocks)

Beberapa risiko yang mungkin dapat terjadi bila ibu melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan medis adalah sebagai berikut.

1. Perdarahan Postpartum

Ibu melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan berisiko mengalami perdarahan.

Hal ini tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikontrol agar kehilangan darah tidak mencapai jumlah yang membahayakan nyawa ibu dan bayi.

Kontrol perdarahan setelah persalinan dilakukan oleh tenaga penolong dengan mengevaluasi adanya trauma pada jalan lahir dan pemberian obat untuk memperkuat kontraksi uterus.

Selain itu, retensi plasenta yaitu kondisi plasenta yang tidak dapat dikeluarkan atau tersisa sebagian di dalam rahim, juga bisa menyebabkan perdarahan tidak berhenti.

Kondisi ibu melahirkan sendiri tanpa bantuan ini sangat berbahaya karena Moms tidak dapat melakukan tindakan yang diperlukan untuk menghentikan perdarahan.

Kehilangan banyak darah bisa menyebabkan Moms kehilangan nyawanya.

2. Gawat Janin

Gawat janin merupakan hal selanjutnya yang bisa terjadi yang mengancam nyawa Si Kecil.

Risikonya, Si Kecil nyawanya tidak akan bisa diselamatkan. Kekurangan oksigen juga bisa menyebabkan gawat janin.

Kondisi lainnya adalah anemia pada ibu, hipertensi dalam kehamilan, serta cairan ketuban yang kurang dan bercampur dengan mekonium.

Lilitan tali pusar pada bayi juga bisa membuat bayi tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.

Makanya Moms harus berhati-hati jika melahirkan tanpa bantuan janin.

3. Proses Persalinan yang Memanjang

Risiko ibu melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan selanjutnya adalah proses persalinan yang memanjang.

Melansir National Center for Biotechnology Information, persalinan yang panjang ini terjadi apabila ibu melahirkan dalam jangka waktu yang lebih lama dari jangka waktu normal biasanya.

Hal ini disebabkan oleh tidak adanya kemajuan dalam bukaan persalinan.

Seorang ibu akan dikatakan mengalami persalinan memanjang apabila proses persalinan berlangsung lebih dari 20 jam pada kelahiran pertama dan lebih dari 14 jam pada kelahiran berikutnya.

Saat melahirkan sendiri, Moms tidak mengetahui ukuran bayi dan besaran panggul yang merupakan jalan lahir bayi.

Kedua hal ini penting dalam menentukan apakah bayi dapat dilahirkan secara normal atau tidak.

Bayi yang terlalu besar atau panggul yang sempit menyebabkan bayi tidak dapat lahir dan membahayakan calon bayi nantinya.

Jika terjadi proses persalinan yang memanjang dan tidak ada penolong untuk membantu, Moms akan semakin takut dan stres menghadapi persalinan sendiri.

Upaya mendorong bayi keluar yang sebelumnya juga akan menyebabkan ibu hamil kelelahan dan tidak dapat memberikan tenaga yang optimal.

Baca Juga: Zakat Penghasilan: Besaran, Nisab, Hukum, dan Cara Menghitung

4. Masalah Plasenta

Melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan medis profesional dapat meningkatkan risiko komplikasi yang berhubungan dengan plasenta, organ penting yang menghubungkan ibu dan bayi selama kehamilan.

Plasenta bertanggung jawab untuk pertukaran nutrisi dan oksigen dari ibu ke bayi dan mengeluarkan limbah dari darah bayi.

Masalah dengan plasenta selama persalinan dapat menimbulkan risiko serius bagi baik ibu maupun bayi, terutama jika tidak ada bantuan medis yang memadai.

Beberapa masalah plasenta yang dapat terjadi dan risikonya jika terjadi di rumah tanpa pengawasan medis:

  • Plasenta Previa

Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh bukaan serviks.

Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan berat sebelum atau selama persalinan dan memerlukan pengawasan medis ketat.

Melahirkan secara normal dengan plasenta previa bisa sangat berbahaya dan biasanya memerlukan persalinan caesar.


  • Plasenta Abruption

Plasenta abruption adalah kondisi di mana plasenta lepas dari dinding rahim sebelum bayi lahir, yang bisa menyebabkan pendarahan internal dan mengurangi pasokan oksigen ke bayi.

Ini adalah keadaan darurat yang memerlukan perawatan medis segera.

Baca Juga: 15 Makna Warna Pup Bayi, Bisa Menandakan Masalah Kesehatan

  • Retensio Plasenta

Ini terjadi ketika sebagian atau seluruh plasenta tidak terlepas secara alami setelah bayi lahir.

Biasanya, plasenta harus keluar dalam waktu 30 menit setelah kelahiran bayi.

Jika tidak, ini dapat menyebabkan pendarahan pasca-partum yang berat dan infeksi.

  • Inversio Uteri

Meskipun jarang, inversio uteri adalah kondisi serius di mana rahim terbalik ketika plasenta terlepas dengan keras atau tidak tepat.

Ini biasanya terjadi selama upaya untuk menarik plasenta keluar secara manual.

5. Distosia Bahu

Distosia bahu adalah sebuah keadaan darurat obstetrik yang terjadi ketika bahu bayi macet di belakang tulang kemaluan ibu setelah kepala bayi sudah lahir.

Ini adalah komplikasi yang serius selama proses persalinan dan dapat membahayakan baik ibu maupun bayi jika tidak ditangani dengan tepat.

Risiko yang mungkin akan terjadi pada bayi:

  • Hipoksia

Karena bahu bayi terjebak, sirkulasi darah dapat terhambat dan bayi mungkin tidak mendapatkan oksigen yang cukup.

Kekurangan oksigen yang berkepanjangan bisa menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian.

  • Cedera Saraf Brakial

Tarikan atau tekanan pada leher bayi selama usaha untuk membebaskan bahu dapat menyebabkan cedera pada jaringan saraf di sekitar leher dan bahu, dikenal sebagai palsy brachial.

Kondisi ini bisa berakibat pada kelemahan atau kelumpuhan sementara atau permanen pada lengan yang terpengaruh.

  • Patah Tulang

Usaha untuk membebaskan bahu yang terjebak juga bisa menyebabkan patah tulang klavikula atau tulang lengan bayi.

Ibu Melahirkan di Rumah Tetap Butuh Pendampingan

Ibu Hamil
Foto: Ibu Hamil (Orami Photo Stocks)

Untuk mencegah berbagai risiko berbahaya yang bisa timbul akibat ibu melahirkan di rumah tanpa bantuan, bisa meminta bantuan seorang doula.

Menurut American Pregnancy Association doula berarti pelayanan wanita.

Doula adalah seorang praktisi non medis yang telah melakukan pelatihan secara profesional dalam membantu persalinan ibu hamil.

Seorang doula akan mendampingi ibu hamil dan mendukungnya secara emosional, fisik, dan juga edukasi pada pasangan suami istri untuk menyambut kelahiran buah hati.

Mereka akan membantu ibu hamil mendapatkan pengalaman bersalin yang aman, berkesan, nyaman, lancar, dan minim rasa sakit.

Namun Moms perlu ingat, bahwa doula tidak bisa menggantikan posisi seorang dokter kandungan atau bidan yang membantu proses persalinan.

Seorang doula tugasnya hanya sebagai asisten saja.

Melansir studi di The Journal of Perinatal Education, doula memberikan manfaat baik saat persalinan seperti:

  • Mempersingkat waktu kelahiran.
  • Mengurangi komplikasi saat persalinan.
  • Mengurangi rasa sakit saat.
  • Melahirkan secara vaginal.
  • Mengurangi pemakaian alat bantu kelahiran.
  • Mengurangi stres saat proses persalinan.
  • Membantu melakukan proses kelahiran normal tanpa caesar.

Baca Juga: Gundah Usai Melahirkan? Yuk Kelola Stresnya, Moms!

Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa Moms sedang berada dalam kondisi yang baik.

Menurut American Pregnancy Association, Moms boleh bersalin di rumah dengan syarat:

  • Ibu dalam kondisi sehat dan tidak memiliki risiko komplikasi.
  • Moms berniat untuk mengurangi atau bahkan menghindari episiotomi, epidural, atau intervensi lainnya.
  • Tidak pernah melahirkan caesar atau persalinan prematur sebelumnya.
  • Ingin bisa melahirkan dengan posisi yang paling nyaman.
  • Merasa lebih nyaman dan tenang jika melahirkan di rumah.

Itulah penjelasan mengenai ibu melahirkan sendiri di rumah tanpa bantuan.

Sebaiknya, Moms memilih bentuk persalinan yang minim risiko dan ditangani dengan baik oleh dokter atau bidan.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3647727/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544290/
  • https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/labor-and-birth/having-a-doula/
  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/home-birth-vs-hospital-birth
  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/home-birth/art-20046878
  • https://www.babycenter.com/pregnancy/your-body/emergency-home-birth_169

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.