Serba-serbi Laktasi pada Ibu Hamil dan Menyusui, Simak!
Apakah Moms sudah tahu apa itu laktasi? Temukan informasi lengkapnya di sini!
Menurut dr. Nia Wulan Sari, CIMI, Dokter Umum dan Konselor Laktasi, di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, laktasi adalah proses dari produksi hingga konsumsi ASI oleh bayi.
Meski proses laktasi terjadi secara alami, tetapi setiap calon ibu harus mulai belajar laktasi sejak Si Kecil masih berada dalam kandungan.
Hal ini karena menyusui bisa menjadi suatu tantangan tersendiri bagi ibu dan bayi.
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai laktasi? Simak pembahasan lengkapnya, yuk Moms!
Baca Juga: Mengenal Relaktasi, Menyusui Kembali setelah Sempat Berhenti
Apa itu Laktasi?
Seperti yang sudah disebutkan laktasi adalah proses memproduksi dan melepaskan susu dari kelenjar susu ke payudara.
Laktasi dimulai pada kehamilan ketika perubahan hormon memberi sinyal pada kelenjar susu sebagai persiapan untuk kelahiran bayi.
Perlu Moms ketahui, seorang ibu siap untuk menghasilkan susu selama bulan kelima atau keenam kehamilan.
Selama tahap akhir kehamilan, ibu hamil akan memasuki tahap pertama laktogenesis.
Pada tahap ini, payudara membuat kolostrum, cairan kental berwarna kuning, juga dikenal sebagai ASI pertama yang diterima bayi.
Kolostrum sangat kaya akan imunoglobulin A yang meningkatkan kekebalan bayi baru lahir.
Ini membantu mencegah berbagai patogen menyerang tubuh bayi dan juga membantu mengurangi risiko alergi makanan.
Baca Juga: Tanya Jawab dengan Dokter soal Pelekatan Menyusui yang Benar
Kapan Laktasi Dimulai?
Pada umumnya, laktasi dimulai sejak awal kehamilan umumnya disebut sebagai periode antenatal atau masa kehamilan.
Pada tahap ini, ibu akan mengalami sejumlah perubahan fisik, seperti:
- Pertumbuhan payudara
- Perubahan warna areola menjadi lebih gelap
- Pertegasan atau penonjolan puting susu.
Selain perubahan fisik, ibu juga mengalami perubahan hormon selama masa ini.
Seperti, peningkatan hormon prolaktin dan oksitosin. Keduanya memiliki peran penting dalam persiapan laktasi.
Peningkatan hormon prolaktin berperan penting dalam mendukung produksi ASI.
Sementara, hormon oksitosin berperan dalam merangsang pengeluaran ASI.
Selain itu, kedua hormon ini juga memiliki dampak positif dalam menjaga kesejahteraan mental ibu, membuatnya merasa tenang, rileks, dan siap untuk memberikan ASI kepada bayinya.
Tanda Ibu Membutuhkan Konsultasi Laktasi
dr. Nia menjelaskan bahwa konsultasi laktasi berguna bagi ibu hamil yang memiliki pertanyaan tentang menyusui.
Ini juga membantu ibu menyusui yang kesulitan atau yang sedang merencanakan kembali bekerja setelah melahirkan.
"Mempersiapkan kembali bekerja setelah cuti melahirkan terkait manajemen ASIP," jelas dr. Nia.
Perawat bersalin atau konsultan laktasi rumah sakit dapat menawarkan tips menyusui, dimulai dengan cara memposisikan bayi dan memastikan dia menempel dengan benar.
Penyedia layanan kesehatan ibu hamil atau bayi mungkin juga bisa membantu.
Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang bisa menjadi tanda bahwa Moms perlu konsultasi laktasi, yaitu:
1. Sakit saat Menyusui
Nyeri saat menyusui sebenarnya tidak normal. Kondisi ini bisa disebabkan oleh pelekatan yang salah atau bayi yang memiliki masalah anatomi.
Keduanya dapat dinilai oleh konsultan laktasi bersertifikat. Diagnosis ikat lidah juga paling baik dilakukan dan dikonfirmasi oleh seorang ahli ikat lidah.
Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Anak 1 Tahun Susah Makan, Simak!
2. Bayi tidak Menempel pada Payudara saat Menyusu
Tanda lain yang seharusnya menjadi pertimbangan bagi Moms untuk konsultasi laktasi adalah ketika bayi tidak dapat menempel pada payudara.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab. Beberapa di antaranya ada hubungannya dengan bentuk puting ibu seperti puting yang terbalik atau datar.
Alasan lain bisa jadi ada hubungannya dengan lidah bayi atau ikatan bibir atau langit-langit mulut sumbing atau masalah lain seperti down syndrome atau lainnya.
Dengan melakukan konsultasi laktasi, Moms akan dapat mengetahui apa masalahnya dan kemudian membantu bayi menempel dengan sempurna saat menyusu.
Konsultan laktasi seringkali menggunakan teknik seperti membalikkan puting untuk membantu bayi menempel dengan baik.
Mereka juga mungkin merekomendasikan penggunaan pelindung puting bila diperlukan.
Namun, jangan menggunakan pelindung puting sebelum berdiskusi dengan konsultan laktasi terlebih dahulu.
Untuk masalah lain seperti down syndrome atau Hypotonia, konsultan laktasi dapat menggunakan teknik pelekatan yang berbeda untuk membantu bayi menyusu di payudara Moms.
3. Menyusui Menurunkan Berat Badan Bayi
Semua bayi biasanya kehilangan berat badan hingga 7-10% dari berat lahir mereka selama minggu pertama setelah kelahiran.
Namun, kehilangan berat badan di luar kisaran ini bisa menandakan masalah dengan pasokan susu atau kemampuan bayi untuk mengeluarkan susu dari payudara.
Baca Juga: Tanya Jawab dengan Dokter tentang Cara Mendidik Anak ADHD
Jika hal ini terjadi, Moms pun sebaiknya melakukan konsultasi laktasi pada ahlinya agar dapat menilai masalah dan memberikan dukungan apabila diperlukan.
Baik itu dengan mengoptimalkan pelekatan, atau dengan meningkatkan suplai susu sesuai kebutuhan sebelum beralih ke susu formula.
4. Berat Badan Bayi Baru Lahir Tidak Meningkat dalam Waktu 14 hari
Masalah ini mirip dengan masalah di atas, bayi mungkin menyusu dan berat badannya bertambah secara perlahan tetapi tidak dengan kecepatan yang sesuai dengan usianya.
Hal ini dinilai dengan memplot berat/umur, tinggi/umur, dan berat/tinggi sesuai tabel grafik WHO untuk bayi yang disusui.
Jika bayi jatuh dari persentil yang diharapkan dan tidak mendapatkan berat badan yang memadai, tindakan yang tepat harus diambil.
Ini termasuk mencoba meningkatkan suplai ASI setelah semua alasan medis lainnya telah dikecualikan.
Baca Juga: Berat Bayi Lahir Rendah, Apakah Memengaruhi Kecerdasannya?
5. Bayi Tak Mendapatkan ASI Sesuai Kebutuhan
Setiap bayi perlu mendapatkan ASI sesuai kebutuhannya, yang biasanya meningkat menjadi sebanyak 20-30 gram per makan setelah bayi berusia 14 hari.
Meski payudara tidak memiliki ukuran pasti terkait banyaknya kandungan ASI dan ibu menyusui tidak dapat mengetahui berapa banyak yang didapatkan bayi setiap kali menyusu.
Berat badan adalah indikator utama dari asupan ASI yang adekuat.
Oleh karena itu, perlu diawasi dengan hati-hati untuk mencegah risiko dehidrasi atau keterlambatan pertumbuhan pada bayi.
Baca Juga: Tanya Jawab Dokter tentang Perbedaan BBLR dan Prematur
6. Popok Basah atau Kotor Cenderung Sedikit
Popok basah atau kotor adalah ukuran lain dari asupan ASI yang memadai.
Pada hari pertama, biasanya bayi akan buang air besar satu kali.
Setelah itu, frekuensi buang air besar meningkat menjadi dua kali pada hari kedua, tiga kali pada hari ketiga, empat kali pada hari keempat, dan seterusnya.
Moms juga harus bisa melihat popok basah yang serupa berkisar antara 4-6 keluaran urin pucat.
Jika hal ini tidak terjadi, coba tanyakan kepada konsultan laktasi untuk memastikan tidak ada masalah dengan suplai susu atau ekstraksi susu sebelum memeriksa alasan medis.
Baca Juga: 12+ Rekomendasi ASI Booster Terbaik, Hadir Banyak Rasa!
7. Mastitis
Mastitis sering terjadi pada wanita dengan kelebihan pasokan ASI, wanita yang mencampur susu formula dengan ASI, dan wanita yang memompa ASInya.
Jika Moms ingin memompa selama hari-hari awal pastikan untuk melakukannya pada waktu yang sama setiap hari agar tidak membingungkan tubuh.
Baca Juga: 5 Adab Menyusui Bayi Menurut Islam, Salah Satunya Baca Basmalah Sebelum Menyusui
Apabila Moms curiga mengalami mastitis, atau mulai mengembangkan mastitis, segera hubungi konsultan laktasi agar tidak semakin parah.
Tanda-tanda mastitis adalah pembengkakan, kemerahan, nyeri, demam, dan kelelahan selama proses menyusui Si Kecil.
Waktu yang Dianjurkan untuk Konsultasi Laktasi
Menurut WHO, ada 7 waktu yang diperlukan bagi ibu melakukan konsultasi laktasi, yakni:
- Ketika kehamilan berusia 28 minggu, membahas anatomi payudara, proses produksi ASI, dan cara menyusui.
- Ketika kehamilan berusia 36 minggu, membahas manajemen menyusui dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi.
- Setelah melahirkan, bimbingan kontak kulit dini antara ibu dengan bayi saat IMD.
- 24 jam setelah melahirkan, bimbingan posisi menyusui yang baik (posisi tidur atau duduk) dan membantu perlekatan mulut bayi pada payudara.
- Satu minggu setelah melahirkan, diskusi mengenai kesulitan atau kendala yang dihadapi.
- Satu bulan setelah melahirkan, untuk mendiskusikan kesulitan yang mungkin masih dialami oleh ibu menyusui.
- Dua bulan setelah melahirkan. Untuk membahas persiapan kembali bekerja, bagaimana memerah ASI, penyimpanan dan pemberian ASI perah, dan lainnya.
Manfaat Konsultasi Laktasi bagi Ibu dan Bayi
dr. Nia menjelaskan, akan ada banyak hal yang dipelajari oleh Moms jika melakukan konsultasi laktasi.
Ini termasuk mempelajari cara menyusui yang benar dan mencari solusi atas kesulitan menyusui.
"Memperkenalkan alat bantu menyusui, manajemen ASI perah, memperkenalkan MPASI, cara pemberian MPASI, serta masalah sekitar MPASI," ujarnya.
Selain itu, konsultasi laktasi berguna untuk memperlancar proses menyusui dan setiap ibu dapat memenuhi kebutuhan ASI untuk bayinya setelah melahirkan.
Dengan konsultasi laktasi, ibu menyusui juga akan bisa mengatasi masalah-masalah yang terjadi selama proses menyusui.
Selain memberikan semua bantuan teknis dan fisik yang mungkin dibutuhkan saat menyusui, ada juga aspek emosional.
Konsultan laktasi Moms kemungkinan akan menjadi salah satu rekan tepercaya dan akan memberikan dukungan emosional untuk membantu Moms dalam melalui seluruh proses menyusui.
Cinta dan dukungan ini sama pentingnya dengan nasihat konsultan laktasi, lho.
Penggunaan Alat Bantu Laktasi
Selain melakukan konsultasi Moms juga bisa melakukan laktasi dengan menggunakan alat bantu laktasi.
Lactation Aid atau alat bantu laktasi membantu ibu memberikan asupan tambahan kepada bayi saat menyusui.
Asupan tambahan yang diberikan melalui alat bantu laktasi bisa berupa ASI perah, susu formula, air glukosa dengan tambahan kolostrum, atau air glukosa biasa.
Baca Juga: Bikin Deras, Ini 14 Makanan Pelancar ASI yang Harus Dicoba
Kapan Perlu Menggunakan Alat Bantu Laktasi?
Terdapat beberapa alasan Moms perlu menggunakan alat bantu laktasi di antaranya adalah:
- Ketika aliran persediaan ASI dari payudara Moms terlalu sedikit, bayi membutuhkan tambahan dari ASI perah
- Jika bayi kurang berat badan, ia memerlukan kalori tambahan, yang harus dikonsultasikan dengan dokter.
- Beberapa bayi mudah lelah ketika menyusui, jadi alat bantu laktasi memudahkan bayi mendapatkan nutrisi lebih cepat.
- Bagi Moms yang sedang melakukan relaktasi, alat bantu laktasi bisa membantu agar bayi belajar menyusui lagi
Baca Juga: Panik Tangan dan Kaki Bayi seperti Kejang? Ini Kata Dokter!
Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat Bantu Laktasi
Alat bantu laktasi memiliki kelebihan dibandingkan metode lainnya karena bayi berada di payudara dan menyusui.
Selain itu, alat bantu laktasi memiliki banyak manfaat seperti:
- Memungkinkan bayi mendapat ASI tambahan tanpa perlu teknik baru.
- Bayi lebih banyak berlatih menyusui dengan benar. Jika bayi tidak menyusu dengan benar, ASI tidak akan naik tabung
- Ibu dapat menikmati pengalaman penuh menyusui.
- Mengurangi risiko bayi memilih dot botol dan bingung puting.
- Suplemen payudara meningkatkan aliran ASI dan mengurangi frustrasi bayi akibat aliran ASI lambat.
- Payudara dirangsang untuk menghasilkan lebih banyak ASI dengan menyusui tambahan.
- Bayi merasa bahwa menyusui dengan payudara membuatnya kenyang sehingga memperkuat keinginannya untuk menyusui.
Selain banyak manfaatnya, ada beberapa kelemahan penggunaan alat bantu laktasi yang perlu moms perhatikan.
Dikutip dari breastfeedingusa.org, Lauren Fruehan, seorang konsultan laktasi, menjelaskan kelemahan alat bantu laktasi, yang di antaranya:
- Bagi pemula, penggunaan alat bantu laktasi terkesan rumit untuk dipelajari dan menyebabkan frustrasi
- Kendala biaya juga bisa menjadi faktor karena harga alat bantu laktasi cukup mahal
- Bayi mungkin lebih suka alat bantu laktasi karena aliran susu yang lebih cepat.
- Membersihkan alat bantu laktasi cukup memakan waktu
- Kebutuhan memasang alat bantu laktasi saat menyusui bisa membuat Moms ragu menggunakannya di depan orang lain.
Itulah informasi penting terkait laktasi dan konsultasi laktasi. Semoga dapat bermanfaat bagi Moms, ya.
- https://byjus.com/biology/lactation/
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/breast-feeding/art-20047138
- https://www.latchpal.com/5-benefits-of-finding-a-lactation-consultant/
- https://mypediaclinic.com/blog/signs-you-need-to-see-a-lactation-consultant-ibclc-by-mirna-sabbagh-nutritionist-and-ibclc
- https://breastfeedingusa.org/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.