Istri Opick Meninggal Setelah Keguguran, Apa Saja Faktor yang Mungkin Jadi Pemicunya?
Istri kedua dari Opick, Wulan Mayasari, menghembuskan napas terakhirnya pada Minggu (18/3/2019) malam di rumah sakit setelah menjalani pemulihan pascakuretase. Istri kedua Opick memang harus menjalani kuretase karena anak yang dikandungnya lebih dulu meninggal dalam kandungan saat usianya 8 bulan.
Bahkan hal tersebut sudah berlangsung dua bulan lalu, karena memang meninggalnya di dalam perut. Sejak saat itu, kondisi Wulan Mayasari terus menurun. Bahkan, wanita 34 tahun itu harus bolak-balik rumah sakit untuk diopname. Kondisi Wulan Mayasari pun juga semakin memburuk pada beberapa hari terakhir.
Baca juga: 7 Penyebab Keguguran Paling Umum
Kuret Rahim
Prosedur kuretase merupakan prosedur yang melibatkan pelebaran serviks uterus sehingga jaringan lapisan (endometrium) uterus dapat diangkat dengan cara menggores atau disedot. Kuretase merupakan prosedur yang aman yang dilakukan karena kuretase merupakan operasi kecil yang biasanya merupakan prosedur diagnostik dan jarang bersifat terapeutik. Kuretase ini pula kerap prosedur tambahan untuk histeroskopi atau polipektomi.
Pada prosesnya, hal yang pertama dilakukan oleh dokter adalah dilatase, yakni membuka serviks untuk memasukkan kuret. Kemudian setelah serviks menjadi cukup lebar, dokter akan memasukan kuret, yang berbentuk seperti sendok untuk membersihkan bagian rahim. Dokter juga bisa menggunakan kanul untuk menyedot sisa-sisa isi di rahim. Saat proses ini berlangsung, biasanya kita akan merasa sedikit kram. Selanjutnya, sampel jaringan akan diperiksakan ke lab.
Baca juga: Apa Itu Stillbirth dan Perbedaannya dengan Keguguran?
Risiko Kuret
Setiap tindakan memiliki risikonya masing-masing, begitu pula dengan kuretase rahim memiliki risiko sebagai berikut:
1. Perdarahan
Pendarahan berat memang jarang terjadi, namun bisa terjadi jika alat yang digunakan melukai dinding rahim. Hal ini juga dapat terjadi jika terdapat fibroid yang tidak terdeteksi dipotong selama kuretase.
2. Infeksi
Selalu ada sedikit kemungkinan infeksi ketika terdapat benda yang dimasukkan ke dalam rahim. Namun sebagian besar infeksi dapat dengan mudah disembuhkan dengan antibiotik.
3. Perforasi rahim
Komplikasi ini dapat terjadi walaupun jarang dan lebih sering terjadi pada wanita yang memiliki infeksi rahim pada saat tindakan, terutama pada wanita pasca menopause, dan jika tindakan dilakukan untuk keguguran. Jika dokter menduga kondisi ini terjadi, maka bisanya dokter akan meminta pasien untuk tinggal di rumah sakit untuk observasi atau operasi lebih lanjut.
4. Sindrom asherman
Komplikasi ini jarang terjadi dan melibatkan pembentukan jaringan parut dalam rahim, yang disebabkan oleh goresan agresif atau reaksi abnormal pada gesekan. Bekas luka busuk juga bisa terjadi, di mana hal ini dapat menyebabkan infertilitas dan penghentian menstruasi.
Baca juga: Cara Mengatasi Trauma Pasca Keguguran
Persiapan Kuretase
Persiapan kuretase akan bergantung pada jenis anestesi yang digunakan dan biasanya akan ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti:
1. Menghindari obat yang tak perlu
Beberapa hari tindakan kuretase, berhentilah menggunakan obat-obatan seperti aspirin, yang dapat menyebabkan peningkatan risiko perdarahan. Hindari pula konsumsi alkohol dan tembakau. Banyak ahli bedah sekarang merekomendasikan pasien berhenti mengkonsumsi suplemen herbal setidaknya dua minggu sebelum operasi.
2. Aturan makan dan minum
Dokter akan menginstruksikan pasien untuk tidak makan atau minum selama 12 jam sebelum kuretase jika dilakukan dengan anestesi total (pasien benar-benar tertidur), atau selama 8 jam sebelum makan untuk anastesi local (misalnya, anestesi spinal, hanya bagian bawah tubuh Moms yang mati rasa)
3. Pemeriksaan kondisi pasien
Pada hari sebelum atau beberapa hari sebelum tindakan, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes, seperti tes urine untuk memastikan tidak ada masalah medis yang terlewatkan.
Jangan malas periksa keadaan Moms ke dokter setelah menjalani proses kuret ya.
(MDP)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.