Ini Jarak Pemberian ASI dan Susu Formula untuk Bayi!
Jarak pemberian ASI dan susu formula menjadi salah satu hal penting yang perlu Moms ketahui jika memilih memberikan kombinasi keduanya kepada Si Kecil.
Meski ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi, ada beberapa kondisi yang membuat pemberian susu formula menjadi solusi yang tidak terhindarkan.
Dalam situasi ini, Moms mungkin bertanya-tanya bagaimana mengatur waktu pemberian ASI dan susu formula agar tetap sesuai kebutuhan bayi.
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak untuk mendapatkan panduan yang tepat.
Yuk, simak artikel ini sampai selesai untuk mengetahui informasi lengkap tentang jarak pemberian ASI dan susu formula agar Si Kecil tetap mendapatkan nutrisi terbaik!
Baca Juga: 10+ Cara Meredakan Payudara Sakit saat Menyusui, Moms dan Bayi Jadi Nyaman!
Jarak Pemberian ASI dan Susu Formula
Melansir The New York Times, Freda Rosenfeld, Konsultan Laktasi di Brooklyn, New York jika bayi Moms telah disusui dengan ASI eksklusif dan ingin memberikannya susu formula, coba pilih dot dengan aliran lambat yang meniru bentuk dan aliran susu dari puting payudara.
Ini mengurangi kemungkinan bayi lebih menyenangi susu dari botol daripada payudara.
Namun, bayi yang berusia 3 bulan atau lebih bisa jadi frustasi dengan aliran botol yang lambat, apalagi jika aliran dari payudara ibu lebih cepat.
Coba cari aliran dot yang juga cepat.
Selain itu, jarak pemberian ASI dan susu formula baiknya beberapa jam.
Agar bayi tenang, senang, dan tidak terlalu lapar coba tawarkan susu dalam botol 1 hingga 2 jam setelah ia menyusu terakhir kali.
Sementara itu, mengenai jarak pemberian antar ASI dengan pemberian antar susu formula, ternyata ada perbedaan, Moms.
Mengutip Beingparent.com, jarak pemberian antar susu formula bisa lebih panjang dari jarak pemberian ASI.
Karena setelah minum susu formula, bayi bisa bertahan lebih lama hingga sesi minum susu selanjutnya.
Sementara jarak pemberian ASI ternyata lebih pendek karena ASI dicerna bayi dengan lebih cepat.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Susu untuk Kecerdasan Otak Anak, Dukung Akal Kreatif dan Inovatif!
Dampak Pemberian ASI dan Susu Formula
Setelah mengetahui jarak pemberian ASI dan susu formula, lantas, apa dampak pemberian ASI dan susu formula untuk Si Kecil?
Dampaknya, Si Kecil akan tetap menikmati manfaat ASI, meskipun Moms tidak menyusui secara eksklusif.
Misalnya, mereka masih mendapatkan beberapa antibodi yang akan melindunginya dari infeksi.
Satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah bahwa suplai ASI umumnya didorong oleh pemberian ASI yang sering dan efektif.
Ini berarti memberi menyusui Si Kecil sesering mungkin akan membuat suplai ASI meningkat.
Memberikan susu formula kepada bayi dapat memengaruhi suplai ASI Moms.
Artinya, bayi Moms lebih jarang menyusu sehingga tubuh Moms menghasilkan lebih sedikit ASI.
Dampak lain pemberian ASI dan susu formula adalah kemungkinan Si Kecil mengalami bingung puting karena sudah mengenal botol susu.
Namun, hal ini bisa dicegah dengan cara Moms tetap memberikan ASI secara langsung setiap hari saat memungkinkan.
Tips Mengombinasikan Pemberian ASI dan Susu Formula
Setelah memahami jarak pemberian ASI dan susu formula, pahami juga beberapa tips untuk Moms yang memberikan susu formula sebagai tambahan ASI untuk Si Kecil.
1. Prioritaskan Pemberian ASI
Tips mengatur jarak pemberian ASI dan susu formula yang pertama adalah prioritaskan pemberian ASI.
Bahkan jika Moms berniat menambahkan susu formula sebagai selingan suatu hari nanti, yang terbaik adalah memberikan ASI eksklusif terlebih dahulu.
Ini tidak hanya akan memastikan bahwa bayi belajar cara menyusui secara efektif, tetapi juga akan menghasilkan persediaan susu yang cukup untuk Si Kecil.
Jauh lebih mudah untuk mengurangi pemberian ASI saat mulai mengenalkan susu formula pada bayi.
Jika Moms terlalu cepat mengenalkan susu formula, tubuh Moms mungkin tidak menghasilkan cukup ASI, sehingga bayi mungkin tidak cukup menyusu, yang selanjutnya akan menghambat produksi ASI.
Ini mungkin akan membuat Moms dan bayi merasa frustrasi.
2. Berikan Susu Formula secara Bertahap
Mengutip dari National Childbirth Trust di Inggris, jika Moms ingin mengurangi pemberian ASI untuk memperkenalkan susu formula, ibu dan bayi akan lebih mudah menyesuaikan diri jika Moms mengurangi jumlah menyusu secara bertahap.
Mengurangi pemberian ASI secara bertahap akan mengurangi kemungkinan payudara membengkak dan bocor dengan tidak nyaman.
Hal ini juga akan mengurangi risiko terkena mastitis sekaligus membantu untuk mengurangi frekuensi menyusui.
Melansir National Health Service, biasanya bayi tidak menyusui dengan baik saat pembiasaan pemberian ASI yang diselingi susu formula karena perbedaan cara menghisap yang berbeda.
Tak jarang ada juga bayi yang malah bingung puting.
Hal ini dapat membuat menyusui menjadi lebih sulit, terutama dalam beberapa minggu pertama penyesuaian.
Yang terbaik adalah melakukannya secara bertahap.
Selain untuk memberi tubuh Moms waktu adaptasi guna menghindari peluang payudara bengkak atau mastitis, juga agar Si Kecil menyesuaikan diri dengan proses mengisap yang berbeda.
Jika ingin mengganti ASI dengan susu formula, mungkin diperlukan waktu sekitar 5 hingga 7 hari bagi payudara Moms untuk menyesuaikan diri dengan mengurangi satu sesi menyusui dalam sehari.
Nah, ketika Moms mengganti beberapa sesi menyusui dengan memberikan susu formula, kemungkinan akan memperpanjang jarak pemberian ASI.
Ini juga akan memberi sinyal pada payudara untuk membuat lebih sedikit ASI.
Moms dapat secara bertahap mengurangi frekuensi menyusui.
Namun, jika Moms memberikan susu formula sebagai tindakan sementara dan berencana memberikan ASI eksklusif nantinya, Moms bisa memerah ASI di waktu Moms seharusnya menyusui untuk meningkatkan jumlah ASI.
Dengan cara ini, Moms bisa tetap menjaga suplai ASI.
3. Mengatur Jarak Pemberian ASI dan Susu Formula
Moms dapat menawarkan susu formula sebelum atau setelah menyusui.
Bicarakan dengan dokter Moms atau konselor laktasi tentang hal ini, karena pilihan yang berbeda akan sesuai dengan keadaan yang berbeda. Dan juga akan tergantung pada apa yang ingin Moms capai pada akhirnya.
Ada beberapa kasus ketika susu formula mungkin diberikan sebelum menyusui.
Misalnya, pada bayi yang sakit atau rentan yang tidak menyusu dengan baik.
4. Buat Jadwal Pemberian ASI dan Susu Formula
Agar pemberian ASI dan susu formula lancar, perhatikan jarak pemberian ASI dan susu formula dengan buat jadwalnya.
Setelah bayi telah mengenal rasa susu formula, Moms bisa membuat jadwal pemberian ASI yang diselingi susu formula.
Misalnya, Moms dapat menghilangkan 1 kali jadwal menyusui dan menggantinya dengan memberikan susu formula.
Cara ini akan membuat Moms merasa nyaman, karena juga bisa memberi waktu untuk Dads memberikan susu pada bayi.
Saat Dads melakukannya, Moms bisa sedikit beristirahat.
Untuk mencegah pembengkakan, Moms bisa memerah ASI namun tetap berhati-hati untuk tidak terlalu merangsang payudara.
Karena hal itu malah bisa membuat Moms menghasilkan lebih banyak ASI.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Bra Menyusui dan Tips Memilihnya
5. Berikan Susu Formula sebagai Hidangan Penutup
Selain mengatur jadwal jarak pemberian ASI dan susu formula, sebaiknya susu formula diberikan sebagai hidangan penutup.
Dengan opsi ini, Moms memberi bayi semua ASI yang Moms miliki untuk disusui dan kemudian menawarkannya susu formula setelah botol ASI jika dia masih lapar.
Melalui cara tersebut, Moms akan meminimalkan pemberian susu formula karena Si Kecil sudah terlebih dahulu kenyang minum ASI.
Dengan cara ini juga, Moms bisa mengontrol pemberian ASI tetap lebih utama dan lebih banyak ketimbang susu formula.
Namun, Moms tetap harus menyiapkan diri untuk sedikit kerepotan karena harus menyusui langsung atau memberikan ASI dalam botol dan membuat susu formula dalam botol. Ini tentu tidak praktis.
6. Bersiaplah untuk Perubahan pada Bayi
Tips mengatur jarak pemberian ASI dan susu formula yang selanjutnya adalah bersiapkan untuk perubahan pada bayi.
Karena komposisi ASI dan susu formula sangat berbeda, pemberian susu formula kepada bayi yang mendapatkan ASI ekslusif sebelumnya dapat menyebabkan beberapa perubahan dalam pergerakan usus bayi.
Menurut penelitian yang diterbitkan Frontiers Cellular and Infection Microbiology, ASI memiliki susunan mikroba yang jauh berbeda dari susu formula.
Jadi, jangan khawatir jika kotoran bayi tiba-tiba berubah warna.
Perhatikan juga jika bayi tampak tidak nyaman, lebih sering muntah, atau tampak sembelit.
Sebaiknya Moms berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Bisa jadi mengganti susu formula untuk Si Kecil adalah solusinya.
7. Berikan Susu Formula Beberapa Minggu sebelum Kembali Masuk Kerja
Beberapa Moms merupakan ibu bekerja yang akan kembali ke kantor setelah cuti melahirkan.
Jika Moms berencana memberikan ASI dan susu formula pada Si Kecil saat kembali bekerja, lakukan pengenalan terlebih dahulu.
Kenalkan Si Kecil pada susu formula beberapa minggu sebelum Moms kembali masuk kerja.
Ini akan membuat Si Kecil beradaptasi dengan rasa baru dari susu formula sehingga saat Moms kembali bekerja, ia sudah terbiasa.
Baca Juga: 12 Rekomendasi Sterilizer Botol Bayi Terbaik, Yuk Dipilih!
8. Minta Bantuan Orang Lain untuk Memberikan Susu di Botol
Jika Moms jadi orang pertama menawarkan botol, bayi mungkin menolak dan bersikeras menyusu langsung dari payudara.
Mintalah pasangan atau pengasuh untuk menawarkan botol pertama.
Siapa pun yang memberikan botol harus rileks.
Bayi bisa merasakan stres dan mungkin menolak botol jika orang yang menawarkannya tampak cemas.
Jika bayi menolak botol pada awalnya, jangan memaksanya untuk minum.
Tunggu dan coba lagi nanti, 1 atau 2 jam setelah makan berikutnya.
Itulah beberapa tips mengatur jarak pemberian ASI dan susu formula.
Moms bisa membantu pengenalan tersebut dengan memberikan botol saat bayi senang dan santai, bukan ketika Si Kecil sangat lapar.
Posisikan bayi seperti saat Moms akan memberikan ASI dengan menggendongnya, dan mendekatkannya ke payudara agar tercium aroma ASI.
9. Konsultasikan dengan Dokter atau Konselor Laktasi
Sebelum Moms memulai kombinasi pemberian ASI dan susu formula, ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak atau konselor laktasi.
Diskusi ini penting untuk memastikan rencana pemberian susu formula sesuai dengan kebutuhan nutrisi Si Kecil serta kondisi Moms.
Dokter atau konselor laktasi juga dapat memberikan panduan yang tepat tentang cara mengombinasikan ASI dan susu formula, sehingga Moms bisa memberikan yang terbaik untuk bayi tanpa mengganggu proses menyusui.
Pemberian ASI dengan diselingi susu formula membutuhkan waktu untuk beradaptasi bagi Moms dan Si Kecil.
Tentunya semua untuk kebaikan Moms dan bayi, jadi tetap semangat ya, Moms!
- https://www.nhs.uk/conditions/baby/breastfeeding-and-bottle-feeding/bottle-feeding/combine-breast-and-bottle/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3472256/
- https://www.beingtheparent.com/combining-bottle-breastfeeding/
- https://www.nct.org.uk/baby-toddler/feeding/practical-tips/mixed-feeding-combining-breastfeeding-and-bottle-feeding
- https://www.nytimes.com/article/combination-breast-bottle-feeding.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.