Tragis! Jasad Aisyah di Temanggung Ditemukan Seperti Mumi, Sempat Dirukiah Karena Dianggap Kerasukan
Masyarakat Indonesia dikejutkan dengan sebuah berita viral yang dibagikan melalui utas dari akun Twitter @mazzini_gsp dan menjadi viral.
Utas tersebut membahas tentang penemuan jenazah seorang anak perempuan berusia tujuh tahun di rumahnya sendiri. Anak tersebut bernama Aisyah, dan diduga sudah meninggal sejak empat bulan lalu.
Adapun penyebabnya diduga Aisyah dibawa ke dukun untuk dirukiah karena nakal.
Tetapi bukannya membaik, Aisyah kembali dengan kondisi tidak sadarkan diri. Namun dukun tersebut beralasan, nantinya Aisyah akan bangun sendiri.
Berita meninggalnya Aisyah setelah dirukiah pertama kali diunggah di Facebook milik Eris Riswandi pada tanggal 17 Mei 2021. Lalu berita tersebut di-repost melalui utas akun Ttwitter milik @mazzini_gp. Inilah kornologi lengkapnya.
Baca Juga: Aurel Hermansyah Ceritakan Kronologi Kegugurannya, Ternyata Sempat Alami Pendarahan
1. Dibawa Ke Dukun Karena Nakal
Foto: Orami Photo Stock
Aisyah seorang gadis kecil asal Dusun Paponan, Temanggung, dibawa kedua orang tuanya ke dukun guna "mengobati" kenakalannya.
Orang tua Aisyah berharap, anaknya akan menjadi anak penurut setelah dirukiah. Naas, anaknya tidak kunjung bangun setelah dirukiah oleh dua orang dukun tersebut.
2. Diduga Kerasukan Genderuwo
Foto: Orami Photo Stock
Pelaku dukun tersebut adalah Haryono (56 tahun) dan Budiono (43 tahun). Mereka tak lain adalah tetangga korban, yang sudah dikenal oleh keluarga korban dengan baik.
Saat itu, keduanya memberi penjelasan bahwa nakalnya Aisyah adalah akibat kerasukan genderuwo. Lalu salah satu cara menghilangkannya adalah menenggelamkan gadis itu di dalam bak mandi.
Baca Juga: Selain Aurel Hermansyah, Simak Daftar Artis Lain yang Keguguran di Kehamilan Pertamanya
3. Aisyah Tidak Kunjung Bangun
Foto: Orami Photo Stock
Haryono dan Budiono menyerahkan Aisyah yang sudah meninggal karena kehabisan napas tersebut kembali ke orang tuanya.
Walau sudah jelas Aisyah meninggal dunia, keduanya meminta orang tua Aisyah untuk meletakkan anaknya di tempat tidur karena suatu hari akan bangun kembali.
Orang tua Aisyah yang percaya akan nasihat dukun, akhirnya membawa pulang anaknya. Namun berselang beberapa minggu, tubuh Aisyah sudah membusuk sehingga orang tuanya meletakkan kamper atau pengharum ruangan.
4. Ditemukan oleh Budhe Aisyah
Foto: Orami Photo Stock
Jenazah Aisyah kemudian ditemukan karena budhenya yang menaruh curiga, mengapa keponakannya tersebut tidak kunjung datang mengunjungi kakeknya di hari lebaran.
Setelah mengetahui dari kakeknya bahwa Aisyah sudah tidak berkunjung selama empat bulan, keduanya lantas segera mengunjungi rumah keponakannya tersebut.
Kakek dan budhenya lalu menemukan Aisyah yang sudah menjadi mayat dan hampir menjadi kerangka, dibungkus dengan kain jarik seperti mumi.
Kakek dan budhenya yang kaget lalu menanyakan apa yang terjadi, kemudian ibu Aisyah menjelaskan bahwa anaknya sedang dirawat setelah dirukiah empat bulan lalu karena nakal.
Baca Juga: Simak Potret Terbaru Ayus dan Nissa Sabyan, Hingga Kini Bungkam Soal Isu Perselingkuhannya
5. Dua 'Dukun' yang Tengah Diusut oleh Kepolisian
Foto: instagram.com/lambe_turah
Menemukan cucunya sudah meninggal, kakek Aisyah segera melaporkan hal tersebut ke Polsek Bejen.
Pihak Kepolisian Bejen langsung mengunjungi TKP di rumah Aisyah, dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai kronologi insiden rukiah yang menewaskan seorang anak perempuan.
"Kami melakukan pemeriksaan terhadap ibu dan bapak dari anak tersebut serta dua tetangganya," kata Kapolres Temanggung AKBP Benny Setyowadi, dilansir dari Antara, Selasa (18/5).
Tubuh Aisyah yang sudah mengering kemudian dibawa ke rumah sakit untuk menjalani otopsi.
Sementara Haryono dan Budiono selaku pihak dukun yang menenggelamkan Aisyah sudah berhasil ditangkap dan sedang menjalani pemeriksaan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.