Simak 10+ Jenis Patah Tulang yang Perlu Diwaspadai!
Terdapat beberapa jenis patah tulang yang bisa terjadi sehingga Moms dan Dads perlu waspada.
Kecelakaan bisa saja terjadi pada siapa saja dan mengenai bagian tubuh mana pun, termasuk tulang yang paling kuat.
Beberapa jenis patah tulang tersebut memiliki istilah fraktur dalam dunia medis.
Meski sebenarnya tulang merupakan bagian tubuh yang paling kuat selain gigi, tetapi tulang tetap bisa patah, apalagi pada orang-orang lanjut usia yang kekuatan tulangnya semakin menurun.
Mengutip Cleveland Clinic, tulang bisa patah karena terkena hantaman benda yang sangat keras, seperti saat seseorang terlempar ke bagian depan dalam kecelakaan mobil, aktivitas yang berhubungan dengan kekuatan berulang, misalnya berlari juga dapat mematahkan tulang.
Selain itu, menurut penelitian yang diterbitkan dalam U.S National Library of Medicine menyebutkan bahwa kerapuhan tulang dan risiko patah tulang dapat meningkat karena osteoporosis yang ditandai dengan pengurangan massa tulang dan perubahan arsitektur tulang.
Jadi, Moms dan Dads yang mungkin telah menuju usia senja sebaiknya berhati-hati dengan risiko ini.
Sebaliknya, apabila Moms dan Dads masih dalam usia yang sehat, sebisa mungkin untuk menjaga kesehatan tulang untuk menghindarinya.
Baca Juga: 3 Kelainan Bentuk Tulang Belakang Akibat Kebiasaan Duduk Anak, Yuk Cari Tahu!
Jenis Patah Tulang
Foto: Orami Photo Stock
Lalu, apa saja jenis patah tulang (fraktur) yang bisa terjadi pada manusia? Berikut penjelasan lengkapnya yang perlu Moms dan Dads ketahui, dikutip dari berbagai sumber.
1. Fraktur Transversal
Melansir South Shore Orthopedics, fraktur transversal adalah jenis patah tulang yang berada pada garis lurus melintasi tulang.
Jenis fraktur ini dapat disebabkan oleh peristiwa traumatis seperti jatuh atau kecelakaan mobil.
2. Fraktur Spiral
Seperti namanya, ini adalah jenis patah tulang yang melingkar di sekitar tulang. Fraktur spiral terjadi pada tulang panjang di tubuh, biasanya di tulang paha, tibia, atau fibula di kaki.
Namun, juga dapat terjadi pada tulang panjang lengan.
Fraktur spiral disebabkan oleh cedera terpelintir yang diderita selama olahraga, selama serangan fisik, atau dalam kecelakaan.
Baca Juga: Mengenal Craniosynostosis, Kelainan Tulang Tengkorak pada Bayi
3. Fraktur Greenstick
Jenis patah tulang ini adalah fraktur parsial yang paling sering terjadi pada anak-anak. Ditandai dengan kondisi tulang yang bengkok dan patah, tetapi tidak terpisah menjadi dua bagian terpisah.
Anak-anak paling mungkin mengalami patah tulang jenis ini karena tulang mereka lebih lunak dan lebih fleksibel.
4. Fraktur Kompresi
Fraktur kompresi merupakan jenis patah tulang yang ditandai dengan adanya keretakan pada tulang. Tulang yang patah pun akan terlihat lebih lebar dan rata daripada sebelum cedera.
Fraktur kompresi ini paling sering terjadi di tulang belakang dan dapat menyebabkan tulang belakang benar-benar rapuh.
Jenis keropos tulang yang disebut osteoporosis adalah penyebab paling umum terjadinya fraktur kompresi.
Baca Juga: Kenali Anatomi dan Fungsi Sumsum Tulang Belakang pada Tubuh, Yuk!
5. Fraktur Kominutif
Foto: Orami Photo Stock
Fraktur kominutif adalah jenis patah tulang dimana tulang patah menjadi 3 bagian atau lebih. Ada juga fragmen tulang yang ada di lokasi fraktur.
Jenis patah tulang ini terjadi ketika ada trauma berdampak tinggi, seperti kecelakaan mobil.
6. Fraktur Avulsi
Fraktur avulsi terjadi ketika sebuah fragmen ditarik dari tulang oleh tendon atau ligamen. Jenis patah tulang ini lebih sering terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.
Terkadang ligamen anak dapat menarik cukup keras hingga menyebabkan lempeng pertumbuhan mereka patah.
Baca Juga: 9+ Manfaat Udang untuk Si Kecil, Bisa Bantu Perkembangan Otak dan Tulang lho!
7. Fraktur Terbuka
Fraktur terbuka menggambarkan situasi di mana patah tulang yang terjadi dapat menembus ke luar kulit.
8. Fraktur Tertutup
Sebaliknya, jika cedera tidak membuka kulit, itu disebut jenis patah tulang tertutup.
9. Fraktur Segmental
Fraktur segmental merupakan kondisi tulang yang retak di 2 tempat sehingga meninggalkan segmen tulang yang “mengambang” di antara kedua patahan tersebut.
Fraktur ini biasanya terjadi pada tulang panjang seperti pada kaki.
Jenis patah tulang ini mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh atau menyebabkan komplikasi.
10. Fraktur Miring
Foto: kevinmcmanuslaw
Fraktur miring terjadi ketika patahnya diagonal melintasi tulang. Fraktur jenis ini paling sering terjadi pada tulang panjang.
Fraktur miring dapat terjadi akibat pukulan tajam yang datang dari sudut karena jatuh atau trauma lainnya.
11. Fraktur Stres
Fraktur stres juga disebut fraktur garis rambut. Jenis fraktur ini terlihat seperti retakan dan sulit didiagnosis dengan sinar-X biasa. Fraktur stres sering kali disebabkan oleh gerakan berulang, seperti berlari.
Baca Juga: 6 Kebiasaan yang Menjadi Penyebab Osteoporosis, Hindari Sekarang!
Gejala Patah Tulang
Foto: Orami Photo Stock
Gejala patah tulang bergantung pada bagian tulang mana yang patah. Misalnya, Moms dan Dads mungkin akan langsung tahu jika memiliki masalah dengan lengan, kaki, atau jari.
Namun apabila tidak yakin, pertimbangkan kemungkinan gejala berikut yang dapat mengindikasikan Moms atau Dads mengalami patah tulang:
- Kesulitan menggunakan anggota tubuh
- Benjolan atau puntiran yang terlihat dan tidak biasa
- Sakit parah di bagian tubuh yang terluka
- Pembengkakan
- Deformitas yang jelas, seperti tulang mencuat keluar dari kulit
- Memar atau kemerahan dan kehangatan di anggota tubuh tertentu.
Diagnosis Patah Tulang
Foto: Orami Photo Stock
Apabila sudah mengalami salah satu tanda dari gejala yang telah disebutkan di atas, apalagi usai Moms atau Dads jatuh atau kecelakaan, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.
Dalam mendiagnosis patah tulang, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan anggota tubuh yang cedera.
Dokter juga mungkin akan melakukan tes pencitraan untuk melihat seberapa parah tulang yang terkena. Beberapa tes tersebut, antara lain:
- X-rays: Alat yang bekerja dengan sinar X ini akan menghasilkan gambar dua dimensi dari patahan pada tulang sehingga dapat membantu dokter untuk melakukan diagnosis dengan lebih mudah.
- Pemindaian tulang: Dokter akan menggunakan pemindaian tulang untuk menemukan patah tulang yang tidak muncul pada sinar-X. Pemindaian ini membutuhkan waktu lebih lama dan biasanya dilakukan 2 kali kunjungan dengan selang waktu 4 jam, tetapi dapat membantu dokter dalam menemukan beberapa patah tulang.
- CT scan: CT scan menggunakan komputer dan sinar X untuk membuat irisan rinci atau penampang tulang.
- MRI: MRI menciptakan gambar yang sangat detail menggunakan medan magnet yang kuat. MRI sering digunakan untuk mendiagnosis fraktur stres.
Baca Juga: 5 Olahraga untuk Memperkuat Tulang dan Menghindari Keropos
Perawatan Patah Tulang
Foto: Orami Photo Stock
Jika dokter telah mengetahui bagian tulang mana yang patah, maka biasanya pasien akan menjalani proses redruksi faktur.
Jadi, ujung-ujung tulang yang patah perlu diluruskan, proses ini juga dikenal sebagai pengurangan patah tulang.
Biasanya, pasien akan diberikan anestesi umum saat reduksi fraktur dilakukan. Reduksi fraktur dapat dilakukan dengan manipulasi, reduksi tertutup (menarik fragmen tulang), atau pembedahan.
Setelah reduksi, dokter kemudian melakukan imobilisasi sesegera mungkin sehingga pasien dapat sembuh dengan optimal. Imobilisasi ini mungkin saja termasuk:
- Gips plester atau kawat gigi fungsional plastik untuk menahan tulang pada posisinya sampai sembuh.
- Pelat dan sekrup logam, tetapi saat ini prosedur tesebut mungkin dilakukan dengan menggunakan teknik invasif minimal.
- Paku intra-medulla, batang logam internal yang ditempatkan di tengah tulang panjang.
- Fiksator eksternal, alat ini dapat terbuat dari logam atau serat karbon; mereka memiliki pin baja yang langsung masuk ke tulang melalui kulit.
Biasanya, area tulang yang retak diimobilisasi selama 2-8 minggu. Durasi tergantung pada tulang mana yang terkena dan apakah ada komplikasi, seperti masalah suplai darah atau infeksi.
Meskipun perbaikan fraktur biasanya mengembalikan organ rangka yang rusak ke komposisi seluler, struktur, dan fungsi biomekanik sebelum cedera, tetapi menurut Journal of HHS Public Acces sekitar 10% fraktur tidak akan sembuh secara normal.
Baca Juga: Cara Mencukupi Kebutuhan Vitamin D Anak untuk Pertumbuhan Tulang
Itu dia beragam jenis patah tulang, berikut gejala dan cara mengatasinya.
Moms dan Dads dapat menghindari patah tulang tersebut dengan mencegah cedera, rajin berolahraga serta mengonsumsi makanan bergizi agar memiliki tulang yang sehat dan kuat!
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15241-bone-fractures
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6059859/
- https://www.southshoreorthopedics.com/common-types-of-bone-fractures/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4464690/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.