Bronkitis: Gejala, Penyebab, Komplikasi, hingga Pengobatannya
Masalah pernapasan bukan hanya terkait pada asma, yang lebih parah adalah ketika penderita mengalami bronkitis.
Orang dengan kondisi ini mengalami pembengkakan dan peradangan di saluran saluran udara pernapasan.
Bagaimana gejala yang terlihat dan apa perbedaannya dengan sesak napas biasa? Simak penjelasannya lebih lanjut, Moms.
Gejala Bronkitis
Foto: verywellhealth.com
Mirip seperti asma, pada umumnya gejala bronkitis biasanya termasuk batuk, mengi, dan kesulitan bernapas.
Di luar itu, melansir Mayo Clinic, ada beberapa tanda ataupun gejala bronkitis lainnya, meliputi:
- Demam rendah dan menggigil
- Rasa sesak di dada
- Sakit tenggorokan
- Batuk terus-menerus yang dapat menghasilkan lendir
- Badan pegal-pegal
- Sesak napas
- Sakit kepala
- Hidung tersumbat dan sinus
Bronkitis pada ibu hamil pun biasanya ditandai dengan batuk yang berlangsung selama sampai beberapa minggu, atau bahkan bulan.
Ini terutama jika saluran pernapasan membutuhkan waktu lama untuk sembuh sepenuhnya.
Tak hanya itu, gejala bronkitis pun dapat kambuh secara teratur. Karenanya, perlu konsultasi dengan dokter secara rutin untuk melakukan perawatan lebih lanjut.
Baca Juga: 4 Komplikasi Bronkitis Kronis pada Ibu Hamil
Jenis-Jenis Bronkitis
Foto: prevention.com
Apakah bronkitis bisa menular? Penularan ini dapat terjadi dengan beberapa kondisi tertentu.
Perlu diketahui bahwa penyakit yang menyerang pernapasan ini dapat dibedakan menjadi tingkat keparahannya.
Berikut di bawah ini jenis-jenis bronkitis, antara lain:
1. Bronkitis Akut
Bronkitis akut berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Jenis ini biasanya mengikuti pola yang mirip dengan infeksi virus, seperti pilek atau flu. Bahkan, bisa berasal dari virus yang sama.
Orang yang memiliki risiko lebih tinggi terkena akut adalah mereka yang:
- Merokok atau menghirup asap rokok
- Memiliki asma atau alergi
- Riwayat keluarga
Untuk menghindari ini, perlu mencuci tangan secara teratur dan menghindari asap dan partikel lainnya.
2. Bronkitis Kronis
Bronkitis kronis memiliki gejala yang mirip dengan akut, tetapi merupakan penyakit yang berkelanjutan.
Dikatakan menderita penyakit ini apabila mengalami batuk terus menerus selama minimal 3 bulan dalam setahun.
National Library of Medicine menggambarkan ini sebagai jenis penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Di mana saluran pernapasan menghasilkan banyak lendir. Baik itu hilang ataupun kambuh sesekali.
Centers for Disease Control and Prevention mencatat bahwa seseorang yang memiliki diagnosis emfisema bersama bronkitis kronis akan mirip dengan PPOK (penyakit paru obstruktif kronis).
Ini adalah kondisi yang serius dan berpotensi mengancam nyawa.
Baca Juga: 5 Manfaat Lendir Bekicot untuk Paru-Paru yang Jarang Diketahui
Penyebab Bronkitis
Foto: Orami Photo Stocks
Penderita bronkitis mungkin juga mengalami kesulitan membersihkan lendir atau dahak dari saluran pernapasan.
Beberapa penyebab bronkitis yang sering dijumpai, antara lain:
1. Infeksi Virus
Infeksi virus adalah penyebab umum yang sering menyebabkan gangguan pernapasan.
Melansir Cleveland Clinic, flu dan pilek adalah salah satu contoh infeksi virus yang memicu bronkitis.
Jika ini disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, maka ada kemungkinan seorang penderita bronkitis lain yang menularkan ini.
Penularan infeksi melalui air liur saat batuk ataupun bersin. Untuk mengurangi risiko penularan infeksi virus, seseorang harus:
- Sering mencuci tangan
- Menutup mulut saat batuk
JIka Moms menderita bronkitis karena virus, menjauhlah dari anak kecil, orang tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.
2. Infeksi Bakteri
Foto: Orami Photo Stocks
Biasanya, bronkitis disebabkan oleh infeksi virus. Tapi, tak menutup kemungkinan, ini juga disebabkan oleh infeksi bakteri.
Sebagian besar bronkitis ini disebabkan oleh bakteri seperti:
- Streptococcus pneumoniae
- Haemophilus influenza
- Moraxella catarrhalis
Infeksi bakteri di sini agak berbeda dengan virus. Tingkat kesembuhannya akan lebih mudah diatasi dengan pengobatan antibiotik.
Namun, perlu konsumsi obat dengan rutin agar tidak terjadi resistensi antibiotik.
3. Paparan Rokok
Sudah rahasia umum bahwa dampak merokok bagi kesehatan tidak baik. Paparan rokok pun menjadi salah satu penyebab bronkitis.
Perokok aktif maupun pasif sama-sama memiliki risiko yang tinggi terkena gangguan pernapasan.
Baca Juga: 13 Manfaat Kuning Telur untuk Kesehatan dan Kecantikan
4. Penyakit GERD
Foto: Orami Photo Stocks
Risiko dapat meningkat bagi yang memiliki penyakit refluks gastroesofageal (GERD). GERD adalah penyakit yang menyerang sistem perncernaan.
Pada kasus yang parah, ini bisa memengaruhi sistem pernapasan yang berujung pada sesak napas.
Tak jarang, kadang sulit membedakan pasien GERD dengan bronkitis karena gejala yang terlihat mirip.
5. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga pun penyebab seseorang terkena gangguan pernapasan ini.
Apabila ada salah satu anggota keluarga pernah mengalaminya, tinggi risikonya akan terkena juga.
Paparan zat yang mengiritasi paru-paru pun salah satu faktor yang mempengaruhinya. Ini seperti asap tembakau, debu, asap, uap, dan polusi udara.
Cara Mendiagnosis Bronkitis
Foto: Orami Photo Stocks
Beberapa hari pertama ketika gejala timbul, akan sulit untuk membedakan tanda atau gejala bronkitis dengan flu biasa.
Selama pemeriksaan fisik, dokter akan menggunakan stetoskop untuk memperhatikan suara ataupun frekuensi ketika bernapas.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan beberapa tes berikut:
1. X-Ray
Rontgen dada dapat membantu menentukan apakah seseorang menderita pneumonia atau kondisi lain. Dokter akan mencari tahu penyakit lain yang berkaitan dengan batuk.
Ini sangat penting jika penderita pernah atau telah lama menjadi perokok aktif.
2. Tes Lendir Dahak
Dahak adalah lendir yang dikeluarkan bersama batuk dari paru-paru. Ini dapat diuji untuk melihat apakah Moms memiliki penyakit yang dapat diobati dengan antibiotik.
Dahak juga dapat diuji untuk melihat tanda-tanda alergi pada seseorang.
Baca Juga: Alami Migrain Saat Hamil? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
3. Tes Paru-Paru
Tes fungsi paru juga diperlukan untuk mendiagnosis bronkitis. Selama tes fungsi paru, penderita akan meniup ke alat yang disebut spirometer.
Ini untuk mengukur seberapa banyak udara yang dapat ditampung paru-paru. Seberapa cepat mengeluarkan udara pun menjadi faktor penilaian lain.
Tes ini pun sering dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda asma atau emfisema pada seseorang.
Komplikasi Bronkitis
Foto: Orami Photo Stocks
Pneumonia adalah komplikasi bronkitis yang paling umum terjadi. Sekitar 1 dari 20 kasus gangguan pernapasan ini menyebabkan pneumonia.
Itu terjadi ketika infeksi menyebar lebih jauh ke paru-paru, menyebabkan kantung udara kecil terisi dengan cairan.
Orang-orang yang berisiko lebih tinggi terkena pneumonia apabila meliputi:
- Lansia
- Perokok aktif
- Memiliki riwayat penyakit jantung, hati, atau ginjal
- Sistem kekebalan yang lemah
Selain bronkitis, penyakit menular seperti COVID-19 pun bisa membuat penderitanya mengalami pneumonia.
Baca Juga: Ketahui Penyebab dan Bahaya Paru-paru Basah
Pengobatan Bronkitis
Foto: parenting.firstcry.com
Benjamin T. Kopp, MD, MPH, anggota fakultas dari divisi kedokteran paru di Nationwide Children's Hospital di Columbus, Ohio, menyebutkan bahwa bronkitis adalah peradangan pada saluran udara sedang dan besar.
Ini biasanya menyebabkan batuk yang terdengar basah. Sehingga, pengobatan ini terbilang lebih rumit dibandingkan batuk ringan biasanya.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi bronkitis yakni, meliputi:
1. Konsumsi Obat Batuk
Batuk berguna untuk mengeluarkan lendir dari saluran bronkial atau pernapasan.
Namun, sering kali seseorang sulit untuk mengeluarkan lendir tersebut. Dibutuhkan obat pereda batuk untuk mengurangi gejalanya.
Sudah banyak aneka obat di apotek untuk dikonsumsi orang dewasa ataupun anak-anak.
Selain itu, obat juga meredakan gejala batuk terus menerus yang mengganggu pada malam hari.
Konsumsi 2 sendok madu pun dapat meredakan gejala batuk secara alami.
2. Beristirahat
Foto: Orami Photo Stocks
Tubuh memerlukan waktu untuk pulih dengan sepenuhnya. Seorang dokter mungkin menyarankan penderita bronkitis untuk beristirahat sepenuhnya.
Ini diikuti minum cairan dan juga minum obat bebas (OTC) seperti ibuprofen.
Aturlah posisi bantal yang nyaman apabila batuk ataupun pilek mengganggu tidur.
3. Nyalakan Diffuser
Pada waktunya, bronkitis akan hilang, sering kali tanpa pengobatan.
Gunakan cara-cara alami seperti memanfaatkan diffuser untuk meredakan gejala batuk.
Diffuser adalah pelembap udara yang membantu melonggarkan lendir, aliran udara, serta meredakan napas mengi.
Baca Juga: Cara Tepat Melakukan Bulking untuk Menambahkan Massa Otot
4. Hindari Zat Iritan
Foto: Orami Photo Stocks
Gejala bronkitis kronis dapat sembuh atau membaik untuk sementara waktu.
Namun, dapat kembali atau menjadi lebih buruk lagi, terutama jika ada paparan asap atau pemicu lainnya.
Karena itu, hindari zat iritan yang bisa menyebabkan bronkitis timbul kembali.
5. Obat Antiradang
Diperlukan obat antiradang ataupun steroid untuk mengurangi peradangan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Ini bisa mudah dijumpai obat di apotek berdasarakan rekomendasi dokter.
Dalam kasus yang parah, seseorang mungkin memerlukan oksigen tambahan untuk memudahkan pernapasan mereka.
6. Membilas Hidung
Foto: Orami Photo Stocks
Tak jarang, gejala bronkitis lainnya bisa membuat hidung menjadi tersumbat ataupun tidak nyaman.
Untuk perawatan yang baik, bisa meniup hidung saat terasa penuh ataupun membilas dengan garam.
Cara alami ini membantu mengurangi sinus yang bisa menyebabkan batuk.
7. Konsumsi Obat Antibiotik
Selain orang dewasa, anak-anak pun berisiko mengalami bronkitis.
"Seorang anak berusia 14 atau lebih muda yang didiagnosis dengan bronkitis bakteri berkepanjangan, harus diobati dengan antibiotik selama 2 minggu,” kata Kopp, mengutip pedoman yang diterbitkan pada April 2017 di CHEST Journal.
Baca Juga: Mengenal Vaksin IPD untuk Melindungi Si Kecil dari Meningitis dan Infeksi Paru-Paru
Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang bronkitis.
Jika Moms, Dads, atau Si Kecil menunjukkan gejalanya, segera lakukan pemeriksaan ke dokter ya.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bronchitis/symptoms-causes/syc-20355566#:~:text=Bronchitis%20is%20an%20inflammation%20of,be%20either%20acute%20or%20chronic.
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3993-bronchitis
- https://medlineplus.gov/chronicbronchitis.html
- https://www.cdc.gov/copd/basics-about.html
- https://journal.chestnet.org/article/S0012-3692(17)30075-2/fulltext
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/ppul.23351?systemMessage=Please+be+advised+that+we+experienced+an+unexpected+issue+that+occurred+on+Saturday+and+Sunday+January+20th+and+21st+that+caused+the+site+to+be+down+for+an+extended+period+of+time+and+affected+the+ability+of+users+to+access+content+on+Wiley+Online+Library.+This+issue+has+now+been+fully+resolved.++We+apologize+for+any+inconvenience+this+may+have+caused+and+are+working+to+ensure+that+we+can+alert+you+immediately+of+any+unplanned+periods+of+downtime+or+disruption+in+the+future
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.