Kapan Bayi Boleh Makan Agar-agar?
Agar-agar adalah salah satu bahan makanan yang terbuat dari ekstrak rumput laut. Umumnya agar-agar dikemas dalam bentuk batangan, bubuk atau lembaran dan dapat diolah menjadi makanan pencuci mulut dengan beraneka macam varian rasa.
Tetapi kapan bayi boleh makan agar-agar? Apakah agar-agar aman dikonsumsi bayi di bawah 12 bulan?
Agar-agar Sebagai Makanan Bayi 6 - 12 Bulan
Foto: spicesnflavors.com
Emedicine Health menyebutkan bahwa agar-agar cukup aman ketika diberikan secara oral kepada bayi untuk periode waktu yang singkat.
Dengan catatan, agar-agar yang diberikan diolah dengan baik menggunakan air yang cukup sehingga teksturnya lebih lembut dan mudah dikunyah ataupun ditelan oleh bayi.
Meskipun belum ada cukup data mengenai kapan bayi boleh makan agar-agar, makanan pencuci mulut yang satu ini dinilai lebih aman diberikan setelah bayi memiliki beberapa gigi atau setelah diperkenalkan dengan finger food.
Baca Juga: Nikmati Segarnya Berbuka Puasa dengan Es Kopi Jelly
Bermanfaat Untuk Sistem Pencernaan Bayi
Foto: seasaltwithfood.com
Mengutip Indigo Herbs UK, serat yang ditemukan di dalam agar-agar memiliki banyak manfaat kesehatan pencernaan seperti menyerap racun dari usus dan saluran pencernaan serta mengeluarkan limbah beracun secara aman dari tubuh.
Agar-agar juga seringkali digunakan sebagai obat untuk meringankan sembelit. Hal tersebut dikarenakan agar-agar mengandung serat larut yang sangat tinggi, mencapai 55 - 70% tergantung pada jenis dan kondisi pertumbuhan rumput laut yang digunakan, sebagaimana disebutkan dalam sebuah studi yang diterbitkan PubMed.
Di mana, serat larut yang ditemukan pada agar-agar tersebut memiliki kemampuan untuk menyerap air di usus dan mengubahnya menjadi pencahar alami.
Baca Juga: Kapan Bayi Boleh Makan Agar-agar?
Hanya Berikan Agar-agar, Bukan Jeli
Foto: pixabay.com
Agar-agar cenderung memiliki tekstur yang halus dan berair sehingga dianggap cukup aman diberikan pada bayi. Namun, bagaimana dengan jeli siap makan yang banyak dijual di pasaran?
Berbeda dengan agar-agar, jeli cenderung lebih padat dan kenyal sehingga disarankan untuk tidak memberikannya pada bayi.
Pasalnya, jeli yang terlalu kenyal dapat menghalangi kerongkongan dan menyebabkan bayi tersedak. Apalagi bayi belum boleh makan sesuatu yang memiliki tekstur keras dan kenyal sampai berusia minimal 12 bulan.
“Makanan keras atau kenyal harus dihindari sampai bayi memiliki gigi dan mampu mengunyahnya,” kata Dr. Abdullah Sakarcan, seorang dokter anak dan direktur medis Penn State Health Medical Group All About Children di West Reading, seperti dikutip dari readingeagle.com.
Baca Juga: 5 Ide Olahan Agar-agar Nikmat Untuk Si Kecil
Selain itu, dikutip dari Daily Mail, Dr. Stephen Marriage dari Bristol Childrens Hospital, yang pernah menangani kasus bayi tersedak jeli mengungkapkan bahwa kebanyakan jeli memiliki ukuran yang cukup kecil untuk ditelan tetapi terlalu besar untuk melewati laring. Maka dari itu, jeli lebih rentan menyebabkan bayi tersedak.
Ditambah lagi, jeli biasanya memiliki rasa yang lebih manis karena mengandung gula tambahan. Padahal bayi di bawah 12 bulan belum boleh mengonsumsi makanan ataupun minuman yang mengandung gula.
Berapa Banyak Agar-agar Yang Aman Dikonsumsi Bayi?
Foto: gesundestube.de
Selain belum ada cukup data dan penelitian mengenai kapan bayi boleh makan agar-agar, studi terkait dosis yang dianggap aman untuk diberikan juga belum cukup memadai.
Dikutip dari Emedicine Health, pertimbangan dosis yang tepat dapat tergantung pada beberapa faktor seperti usia, kesehatan, dan beberapa kondisi lainnya. Namun, perlu diingat bahwa produk alami tidak selalu aman dikonsumsi dalam jumlah tertentu.
Oleh karena itu, disarankan untuk selalu mengikuiti petunjuk pada kemasan produk dan konsultasikan dengan dokter sebelum memberikannya pada Si Kecil.
Jadi Moms, untuk mengetahui secara pasti kapan bayi boleh makan agar-agar, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Supaya dokter dapat menyarankan waktu dan dosis yang tepat sesuai dengan kondisi Si Kecil.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.