Kapan Boleh Memberikan Keju Pada Bayi?
Keju bukan hanya enak, tetapi juga bergizi dan mengandung protein, kalori, serta vitamin A, D, dan B12.
Sehingga Moms mungkin ingin memberikan keju pada bayi untuk memperkenalkan rasa baru dan sebagai nutrisi tambahan.
Tetapi, kapan sih keju boleh diberikan pada bayi? Apakah keju bisa menyebabkan alergi pada bayi?
Kapan Bayi Boleh Mulai Makan Keju?
Pada umumnya, bayi boleh mulai makan keju segera setelah terbiasa mengunyah berbagai jenismakanan padat, sekitar usia 6-9 bulan.
Tetapi bagi bayi yang memiliki eksim kronis atau alergi makanan, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Meskipun keju bukan termasuk penyebab utama alergi makanan pada bayi, tetapi masih bisa menyebabkan alergi karena mengandung protein susu.
Divisi Alergi dan Imunologi American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan bahwa sebagian besar bayi bisa mulai makan keju setelah makan beberapa jenis makanan padat seperti sereal bayi, daging, sayuran, dan buah-buahan, tanpa menunjukkan reaksi alergi.
Bahkan bayi dengan eksim ringan, riwayat alergi makanan, atau asma boleh makan keju selama mentolerir makanan padat yang lainnya.
Selain itu, AAP mengingatkan agar memperkenalkan keju kepada bayi di rumah, bukan di tempat penitipan anak atau restoran, dengan penyajian setidaknya 3-5 hari sebelum memperkenalkan makanan baru lainnya.
Di mana ini akan memudahkan Moms untuk memantau reaksi alergi Si Kecil dan mengetahui penyebabnya.
Baca Juga: Selain Mozzarella, Ada 5 Jenis Keju Lain Yang Tak Kalah Lezat
Apa Manfaat Keju untuk Bayi?
Beberapa manfaat keju yang bisa didapatkan oleh bayi antara lain:
- Baik untuk perkembangan tulang dan gigi bayi.
- Kalori dalam keju bisa menjadi sumber energi yang dibutuhkan bayi sepanjang hari.
- Bayi dengan alergi susu diketahui mampu mengatasi alerginya lebih cepat ketika mulai mengonsumsi keju.
- Kaya akan protein dan vitamin penting yang dibutuhkan oleh tubuh bayi, seperti vitamin D, A, dan B12.
Baca Juga: Resep Mac and Cheese Khusus Untuk Si Penggemar Keju
Keju Apa yang Baik Diberikan Pada Bayi Pertama Kali?
Ketika memilih keju untuk bayi, pertimbangkan apakah keju tersebut terbuat darisusu sapi, domba, atau kambing. Selain itu, pastikan bahwa keju yang akan dibeli dipasteurisasi (biasanya tertulis pada label kemasan).
Keju yang terbuat dari susu yang tidak dipasteurisasi tidak boleh diberikan pada bayi karena berpotensi terkontaminasi listeria monocytogenes, suatu bentuk bakteri yang bisa menyebabkan penyakit fatal akibat makanan, terutama pada bayi.
Namun, Moms tidak perlu khawatir tentang intoleransi laktosa. Karena laktosa yang terdapat dalam keju hanya sedikit dan bayi biasanya tidak kesulitan mencernanya.
Baca Juga: Resep: Cilok Keju
Bagaimana Cara Aman Memberikan Keju Pada Bayi?
“Anak-anak di bawah 15 bulan umumnya belum memiliki gigi molar pertama mereka dan gigi susunya juga masih belum lengkap. Meskipun biasanya beberapa gigi mereka sudah tumbuh, mereka masih belajar mengunyah menggunakan giginya secara efektif,” ujar Dr. Catherine Sandberg, seorang dokter anak yang tergabung di UnityPoint Clinic Pediatrics di West Moines Lowa, seperti dikutip dari Unitypoint.org.
Dr. Sandberg menyarankan agar keju dipotong menjadi potongan-potongan kecil yang mudah digigit dan dikunyah oleh bayi.
Sementara potongan-potongan yang cenderung besar sangat tidak direkomendasikan karena bayi biasanya akan menggigit potongan yang terlalu besar untuk mereka kunyah dan bisa menyebabkanbayi tersedak.
Beberapa cara lain untuk menyajikan keju secara aman untuk bayi adalah:
- Mencampurkan keju dengan puree pisang atau alpukat.
- Dipanaskan hingga lumer dengan ditambahi sejumput lada dan bawang putih atau bawang merah bubuk.
- Dihaluskan dengan lentil atau kacang tumbuk.
Pada dasanya keju adalah makanan pelengkap yang baik untuk bayi. Moms bebas melakukan berbagai macam percobaan penyajian untuk mengetahui menu seperti apa yang paling disukai buah hati.
Jangan lupa share menunya melalui kolom komentar yang ada di bawah artikel ini ya, Moms. Selamat berkreasi dengan keju!
(RGW/INT)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.