Intip Kapan dan Berapa Banyak Bayi Boleh Diberi Tuna
Setelah bayi mulai makan makanan padat, memutuskan apa yang harus diberikan kepada Si Kecil tentu menjadi kesenangan tersendiri.
Melihat apa yang biasa diberikan, tentunya kini bayi punya makanan favorit yang membuatnya lahap makan.
Pada awalnya, memberikan puree saja sudah cukup mudah karena hanya berisi buah-buahan dan sayuran lembek, dengan beberapa oatmeal yang memiliki tekstur.
Tetapi seiring bertambahnya usia, Moms dapat mulai menambahkan daging, telur, dan bahkan makanan laut ke dalam makanannya.
Ternyata, ikan tuna adalah tambahan sehat untuk makanan apapun. Ikan tuna juga merupakan varietas kalengan yang tidak mahal dan mudah diakses.
Tuna mengandung asam lemak omega-3, protein, selenium, dan vitamin D, yang semuanya memberi banyak manfaat kesehatan yang luar biasa.
Meski begitu, sulit untuk tidak khawatir tentang tingginya kadar merkuri dalam tuna.
Baca Juga: 4 Inspirasi Hidangan Berbahan Ikan Tuna
Memilih Ikan Tuna untuk Bayi
Foto: parenting.firstcry.com
Jadi apa masalahnya? Haruskah Moms menghindari ikan tuna untuk diberikan kepada bayi?
Menurut Florencia Segura, MD, FAAP, dari Einstein Pediatrics, makanan laut adalah tambahan yang bagus untuk makanan bayi.
"Ikan sangat kaya akan protein, vitamin, dan mineral berkualitas tinggi, serta omega -3 asam lemak seperti DHA dan EPA yang penting untuk perkembangan otak anak, sistem saraf, dan penglihatan," jelasnya.
Namun, Florencia mengingatkan agar Moms menghindari memberi makan bayi ikan yang mengandung merkuri tingkat tinggi karena dapat berbahaya bagi perkembangan sistem saraf bayi.
The Federal Food and Drug Administration (FDA) menyarankan untuk menghindari: hiu, ikan todak, raja makarel, dan tilefish karena memiliki kandungan merkuri tertinggi.
Tetapi itu tidak berarti semua tuna harus dihindari: tuna ringan adalah pilihan yang bagus untuk bayi dan anak.
Environmental Protection Agency (EPA) mencantumkan ikan tuna kaleng sebagai opsi ikan dengan kandungan merkuri rendah.
Setelah bayi berusia 6 bulan lebih, ikan tuna kalengan untuk bayi bisa dikonsumsi.
"Tuna ringan berarti dia memiliki warna merah muda. Tuna berwarna putih atau albacore dan tuna sirip kuning yang juga memiliki daging putih, mengandung merkuri tiga kali lebih banyak daripada tuna ringan kalengan," jelas Florencia.
Baca Juga: Ini Alasan Menteri Susi Kampanyekan Makan Ikan
Waktu dan Porsi Pemberian Ikan Tuna untuk Bayi
Foto: healthylittlefoodies.com
Ada beberapa rekomendasi tentang kapan dan seberapa sering bayi kecil dapat menikmati ikan tuna.
Moms bisa mulai menyajikan tuna sejak usia 6 bulan atau lebih. Adapun berapa banyak yang seharusnya dikonsumsi itu tergantung tergantung pada usia bayi.
"Untuk anak-anak di atas usia 2, EPA dan FDA telah mengeluarkan pedoman yang merekomendasikan satu hingga tiga porsi tergantung pada jenis ikan.
Untuk anak-anak, satu porsi adalah 1 ons pada usia 2 tahun dan terus meningkat hingga 4 ons pada usia 11,” tambahnya.
Kacie Barnes, ahli gizi ahli gizi terdaftar yang bekerja dengan orang tua dari bayi dan balita dan pendiri Mama Knows Nutrition, mengatakan, bayi tidak bisa mengkonsumsi ikan tuna setiap hari.
"Sekitar satu hingga dua kali per minggu adalah jumlah tuna yang tepat untuk bayi. Meskipun saya merekomendasikan memberi makan mereka ikan lain juga untuk variasi nutrisi dan rasa,” jelas Kacie.
Baca Juga: Kapan Ya, Bayi Boleh Makan Ikan?
Moms bisa mulai dengan memberikan sekitar satu sendok makan ikan tuna untuk bayi saat makan, tetapi boleh memberikan lebih bayi masih menginginkankannya.
"Tidak apa-apa membiarkan bayi memiliki lebih banyak jika mereka masih lapar. Tidak berbahaya bagi mereka untuk makan beberapa porsi tuna," kata Kacie.
Meski dianggap aman, tetap saja Kacie menekankan bahwa sushi mentah tidak boleh diberikan untuk bayi.
"Tuna mentah atau sushi mentah tidak dianggap aman untuk bayi," jelasnya.
Baca Juga: 5 Makanan Jepang Populer Selain Sushi Dan Ramen. Sudah Coba Semuanya?
Risiko Memberikan Ikan Tuna untuk Bayi
Foto: healthline.com
Setiap kali Moms memperkenalkan makanan baru kepada bayi, waspadalah terhadap reaksi alergi.
Tidak terkecuali saat Moms hendak memperkenalkan ikan tuna untuk bayi. Ini sebabnya penting untuk mengetahui tanda-tanda alergi makanan, sehingga Moms bisa segera memberikan perawatan kepada bayi.
“Pedoman yang lebih tradisional direkomendasikan untuk menghindari makanan laut dan ikan untuk tahun pertama. Namun rekomendasi baru mengatakan bahwa pengenalan ikan sejak dini ke dalam makanan dapat melindungi terhadap alergi,” kata Dr. Timothy Spence, dokter anak yang berbasis di Austin.
Dia menjelaskan, ikan tuna tidak termasuk di antaranya.
“Tuna secara khusus bukan makanan yang berhubungan dengan alergi. Sebagian besar alergi makanan laut dikaitkan dengan udang atau kerang," tambahnya.
Tanda-tanda alergi makanan biasanya terlihat saat bayi gatal-gatal, terdapat ruam, adanya pembengkakan seperti di bibir, sekitar mata, dan lidah, kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, bersin, sakit perut, muntah, diare, dan terlihat pusing.
Pada dasarnya, memberikan ikan tuna pada bayi benar-benar aman dan bergizi. Asal tidak memberikannya secara berlebihan.
Baca Juga: Alergi Kacang pada Anak, Ini yang Harus Diperhatikan
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.