10 Karakteristik Anak Usia Dini yang Menandakan Tumbuh Kembangnya Berjalan Secara Optimal
Karakteristik anak usia dini harus diketahui orang tua agar Moms dan Dads dapat membangun sikap, prinsip, dan kecerdasan Si Kecil.
Menurut Perpres Nomor 60/2013 tentang PAUD-HI Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif, anak usia dini memiliki rentang usia dari sejak lahir hingga 6 tahun.
Karakternya dapat dipengaruhi oleh didikan Moms dan Dads, lingkungan sekitar, atau hal yang dipelajari anak selama masa tumbuh kembangnya.
Karena kecerdasan berkembang cepat saat usia dini, Moms dan Dads perlu mengetahui apa saja karakteristik anak dan bagaimana cara membangunnya.
Karakteristik Anak Usia Dini
Foto: Photo Stock Orami
Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada 10 karakteristik anak usia dini yang bisa diamati atau diketahui, berikut daftarnya:
1. Aktif
Menurut modul Hakikat Anak Usia Dini yang ditulis oleh Dr. Sri Tatminingsih, M.Pd. dan Iin Cintasih, S.Pd., M.Pd., anak usia dini memiliki karakteristik aktif.
Kemungkinan, Moms dapat merasa energi anak seperti tidak ada habisnya. Namun, tidak perlu khawatir karena hal ini normal.
Karakteristik ini dapat ditandai dengan fisik anak yang bergerak aktif, seperti berlari ke sana dan ke mari, menari, atau meloncat-loncat.
2. Punya Keunikan
Karakteristik unik artinya setiap anak memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Meskipun kembar, satu anak dengan yang lainnya tetap meemiliki minat, kesukaan, dan ciri yang berbeda.
Kendati pola pembelajaran yang diberikan sama, anak usia dini tetap memiliki keunikan atau perbedaan satu sama lain.
Baca Juga: 7 Aktivitas Pendukung Perkembangan Anak Usia Dini di Masa Pandemi, Yuk Ikuti!
3. Bersikap Spontan
Balita hingga anak usia prasekolah umumnya akan bersikap jujur atau tidak bisa berpura-pura, terutama saat melontarkan pertanyaan.
Mereka juga cenderung bersikap atau berpikir apa adanya untuk mengungkapkan perasaannya.
4. Ceroboh
Foto: Photo Stock Orami
Anak usia dini belum dapat berhati-hati terhadap tindakan yang mereka lakukan.
Karakteristik anak usia dini yang ceroboh dapat ditandai ketika mereka melakukan sesuatu tanpa berpikir risiko cedera atau terluka.
5. Egosentris
Masih dilansir dari Hakikat Anak Usia Dini, usia 0-6 tahun memiliki sifat yang cenderung egois. Anak dapat memiliki sudut pandang berdasarkan apa yang mereka pahami sendiri
Salah satu contohnya, Moms dapat menemukan sikap anak yang menganggap benda atau semua mainan adalah miliknya.
Ketika keinginannya tidak dipenuhi atau mainannya direbut, anak usia dini dapat merespons dengan tangisan.
Karakteristik ini masih termasuk ke dalam perkembangan kognitif atau berpikir anak.
6. Kreatif
Menurut laman Queensland Government, anak usia dini dapat memiliki rasa ingin tahu dan menemukan cara berpikir yang baru.
Kemungkinan, anak akan bertanya banyak hal dan maembuat kesimpulan baru terhadap hal yang ia pelajari atau ditemukan di sekitarnya.
7. Mampu Bercakap-cakap dengan Baik
Masih dilansir dari Queensland Government, anak usia dini mampu terlibat dalam percakapan dengan teman sebaya atau guru mereka.
Moms juga dapat mengamati perkembangan karakteristik anak ketika mereka sudah dapat mendengarkan secara aktif dan berbicara dengan penuh perhatian.
Di masa tumbuh kembang, kemungkinan besar anak juga sudah bisa mengekspresikan mengenai hal yang mereka pikirkan atau pelajari
Baca Juga: 7 Hal yang Perlu Dilakukan Orang Tua untuk Memberikan Contoh yang baik pada Anak
8. Senang Bermain
Foto: Photo Stock Orami
Dikutip dari How to Adult, anak usia dini senang bermain, salah satunya dengan meniru tindakan orang dewasa.
Misalnya, anak usia 2-3 tahun dapat berpura-pura memegang telepon sembari berbicara.
Tingkah gemasnya ini dapat ia tiru ketika melihat Moms atau orang rumah lainnya sedang menelepon seseorang .
Sementara itu, anak usia prasekolah, dapat menciptakan skenario fantasi dengan alur cerita yang detail saat bermain sendiri bersama mobil-mobilan atau bonekanya.
9. Punya Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
Rasa ingin tahu tinggi adalah karakteristik anak usia dini yang paling mudah diamati.
Contohnya, bayi yang ingin tahu dapat merangkak ke arah benda atau lingkungan yang menurutnya menarik.
Sementara itu, balita dapat mengeksplor konsep sebab dan akibat dengan melihat apa yang terjadi ketika mereka mendorong, menarik, membenturkan, atau menggoyangkan benda.
Sedangkan saat usia prasekolah, kemungkinan Moms akan sering mendengar kata tanya “mengapa?" yang menunjukkan keingintahuan anak untuk belajar lebih banyak.
10. Berjiwa Petualang
Masih berhubungan dengan karakteristik anak usia dini yang punya rasa rasa ingin tahu tinggi.
Usia 0-6 tahun umumnya punya keinginan untuk menjelajah atau mengamati hal-hal lebih dalam dari sekitarnya.
Tak jarang, Moms akan mendapati anak senang mengeksplor benda atau lingkungan di sekitarnya.
Baca Juga: Normalkah Sikap Balita Yang Selalu Ingin Tahu?
Yuk, pantau berat badan, tinggi badan, hingga lingkar kepala Si Kecil sesuai dengan usianya, dengan tools Pertumbuhan dari Orami Apps.
Fitur ini akan memudahkan para orang tua untuk memastikan buah hati tumbuh sehat sekaligus dapat mendeteksi gangguan pertumbuhan sejak dini.
Lakukan Ini untuk Membangun Karakter Anak Usia Dini
Foto: Photo Stock Orami
Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Indonesia mengeluarkan seri bacaan untuk orang tua dengan judul Membangun Karakter Anak Usia Dini (2011).
Dirangkum dari bacaan tersebut, berikut empat cara yang dapat Moms dan Dads lakukan untuk membangun karakter positif Si Kecil.
1. Menerapkan Kedisiplinan
Moms dan Dad dapat memberi tahu anak mengenai tanggung jawab dan batasan mereka. Orang tua juga dapat menjelaskan hal apa yang menjadi tanggung jawab anak.
Dengan demikian, Si Kecil mengetahui perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Apabila suatu saat anak melanggar batasan yang telah dibuat, Mom dan Dads dianjurkan bersikap ajek.
Ajek adalah tetap pada sikap yang sama (tidak berubah). Dianjurkan untuk tidak bersikap galak atau keras karena dapat menimbulkan disiplin yang semu pada anak.
Hindari pula bersikap lemah dalam menegakkan disiplin. Sikap tersebut dapat membuat anak punya sikap masa bodoh dan tidak bertanggung jawab.
2. Terlibat Penuh Saat Membangun Karakter Anak
Moms dan Dads harus mempraktikkan hal atau nilai yang akan ditanamkannya kepada anak.
Contoh, bila ingin menanamkan rasa tanggung jawab kejujuran, dan kesopanan, Moms atau Dad bisa menerapkan hal tersebut di dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya, jika Moms dan Dads tidak menjalani nilai-nilai tersebut, kemungkinan anak usia dini dapat mengalami kebingungan.
Dampaknya, anak tidak akan menerapkan karakter yang diinginkan oleh Moms dan Dads.
Baca Juga: Anak Suka Meniru, Ini 6 Tips Agar Kebiasaan Buruk Moms Tidak Dilakukan di Depannya
3. Memberikan Contoh yang Baik
Foto: freepik.com
Dibandingkan dengan kata-kata, anak cenderung meniru perilaku Moms dan Dads.
Oleh sebab itu, orang tua dianjurkan berperilaku sesuai nilai-nilai yang ingin diterapkan pada karakter anak.
Misalnya, Moms dan Dads bisa menunjukkan kepribadian positif yang ramah, penuh cinta, dan pengertian. Orang tua perlu bersikap demikian kepada anak maupun orang lain.
Orang tua juga bisa menciptakan pengalaman bernilai dan bermakna bersama anak.
Salah satu caranya dengan menanyakannya kepada anak tentang bagaimana cara yang baik untuk mengambil pilihan atau keputusan.
Baca Juga: 12 Latihan Koordinasi untuk Merangsang Keterampilan Motorik Anak
4. Menanamkan Nilai Utama Pada Anak
Untuk menumbuhkan karakteristik anak usia dini yang positif, Moms atau Dads perlu melakukan beberapa hal berikut ini:
- Jelaskan kepada anak usia dini yang sudah dapat diajak berdiskusi mengenai pendapatnya terhadap nilai dari karakter yang ingin dibangun.
- Jelaskan dampak perilaku positif maupun negatif yang dilakukan anak Contoh, ketika anak membereskan mainan. Moms bisa mengatakan bahwa ia akan lebih mudah menemukan mainannya jika ditumpuk rapi.
- Bila anak berbuat salah misalnya dengan memecahkan gelas, Moms bisa mengatakan bahwa itu akan membuatnya terluka dan tidak bisa bermain kembali.
- Berikan rewards kepada anak yang berperilaku baik dengan memuji, memeluk, atau mengatakan “terima kasih”. Dengan begitu, Si Kecil dapat termotivasi melakukan perilaku yang positif.
- Tanamkan nilai atau karakteristik anak usia dini lewat dongeng atau cerita positif yang mengisahkan perbuatan baik. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti agar anak dapat memahami isi cerita.
Kini Moms dan Dads sudah mengetahui apa saja karakteristik anak usia dini serta bagaimana cara mengarahkan kepada hal yang positif, kan?
Moms dan Dads juga bisa meminta dukungan keluarga lain, seperti nenek, kakek, atau kakak untuk bersama-sama memberikan contoh positif yang baik bagi anak usia dini.
- https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/CAUD010102-KDT.pdf
- https://howtoadult.com/children-learn-write-16241.html
- https://earlychildhood.qld.gov.au/early-years/age-appropriate-pedagogies/characteristics/responsive
- http://repositori.kemdikbud.go.id/567/1/21%20MEMBANGUN%20KARAKTER.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.