Kebahagiaan Ibu PH Survivor dalam Merawat Dua Anak yang Terlahir Prematur
Oleh Triana Febrianny (31 tahun), Ibu dari Dilan Dierja Ramadhan (4 th) dan Anindya Ninggar Rarsari (2 th), Member WAG Orami Orami Working Moms (3)
Menjadi ibu adalah anugerah yang luar biasa dan suatu pencapaian tertinggi sebagai seorang perempuan. Predikat ibu menjadi pelengkap kesempurnaan seorang perempuan, apapun caranya.
Bukan semata-mata menjadi seseorang perempuan yang melahirkan seorang anak, arti ibu yang dimaksud lebih luas. Menjadi ibu asuh misalnya, juga butuh perjuangan, keberanian, komitmen dan ketangguhan, karena menjadi ibu adalah tugas mulia dengan penghargaan mahal, yaitu surga, bagi yang mampu menjalaninya.
Siapapun perempuan tersebut, tidak memandang latar belakang pendidikan, asal, pekerjaan, dan suku, menjadi seorang ibu adalah kebahagiaan terbesar yang tak dapat digantikan oleh apapun.
Begitupun dengan aku, walaupun terdiagnosa dengan Pulmonary Hypertension (PH), aku sungguh menikmati peranku sebagai seorang ibu dengan dua orang anak, satu putra dan satu putri.
Ya, aku sungguh merasa sangat bahagia dan sangat terberkati karena memiliki dua anak yang sehat.
Terlepas dengan kondisi kesehatan yang kala itu sebagai PH survivor, aku dapat menjalani kedua persalinan anakku dengan selamat, dan putri kedua juga tumbuh sehat tanpa kekurangan suatu apapun.
Baca Juga: Butuh Perjuangan untuk Berdamai dengan Preeklampsia
Persalinan Dua Anak dengan Kondisi Prematur
Foto: Orami/Triana Febrianny
Kedua anakku lahir prematur, tetapi dengan usia kandungan dan proses melahirkan yang berbeda. Anak laki-lakiku lahir secara normal dan prematur di usia 35 minggu, sementara anak perempuanku lahir secara caesar di usia kandungan 33 minggu.
Walaupun keduanya lahir secara prematur, itu tidak mengubah sedikit pun kebahagiaan yang aku rasakan sebagai seorang ibu.
Masya Allah Tabarakallah, mereka tumbuh sehat, dan tumbuh kembang mereka juga normal seperti anak lainnya. Rasa bahagia ini tidak dapat tergantikan oleh apapun.
Membesarkan dua anak yang lahir prematur menjadi pengalaman menyenangkan yang sedikit menegangkan di satu sisi. Tapi sangat membahagiakan untukku pribadi karena butuh perhatian lebih, perawatan, serta kasih sayang di sisi lain.
Umumnya, bayi lahir prematur memiliki berat badan yang lebih rendah dari bayi yang lahir normal, serta lebih rentan terkena virus penyakit. Jasi, aku harus memberikan ekstra perhatian untuk merawat keduanya.
ASI eksklusif menjadi hal wajib yang harus mereka dapatkan. ASI eksklusif mampu menunjang tumbuh kembang mereka saat bayi sekaligus melindungi mereka dari berbagai penyakit yang rentan menyerang mereka.
Dengan kondisi sebagai PH survivor, merawat kedua anakku juga menjadi sebuah tantangan tersendiri. Aku wajib meminum obat sebagai penunjang kestabilan kesehatan. Karena itu, aku tidak bisa memberikan ASI untuk kedua buah hatiku.
Baca Juga: Dengan Mantap! Saya Menyekolahkan Anak-Anak ke Sekolah Berbasis Agama
Proses Merawat Anak dengan Kondisi PH Survivor
Foto: Orami/Triana Febrianny
Tapi aku beruntung, karena dikelilingi support system yang sangat menyayangiku. Sehingga kedua anakku bisa tetap merasakan ASI eksklusif selama enam bulan walaupun dengan bantuan donor ASI.
Namun, aku tetap bahagia menjalani proses membesarkan anak yang tidak biasa ini. Karena cintaku kepada anak, aku yakin semua pasti ada jalannya.
Sewaktu mereka bayi, di pagi hari aku rutin menjemur kedua anakku, selama kurang lebih 30 menit. Kegiatan pijat bayi juga menjadi salah satu rutinitas yang dilakukan setelah mandi.
Selain itu, kedua anakku juga rajin melakukan pijat dengan seorang terapi setiap dua minggu sekali dan sampai saat ini masih melakukan rutinitas pijat ini.
Melakukan pijatan adalah perawatan yang dianjurkan para ahli kesehatan, termasuk dokter spesialis anak. Pijatan dan perawatan penuh kasih sayang, dapat meningkatkan berat badan pada bayi prematur.
Selain pijatan, aku juga memberikan vaksinasi lengkap demi kesehatan mereka. Dengan kondisi mereka saat lahir prematur, vaksinasi menjadi keharusan untuk proteksi kesehatan kedua anakku terhadap virus.
Baca Juga: Belum Rela Titip Anak di Daycare, Suami Pilih Jadi Bapak Rumah Tangga
Pemberian Kasih Sayang Membantu Kondisi Kesehatanku Semakin Membaik
Foto: Orami/Triana Febrianny
Kondisiku dan kedua anakku mungkin tidak seperti yang lainnya, tetapi bukan berarti aku menjadi lemah hanya karna aku seorang Pulmonary Hypertension survivor.
Kasih sayang dan cinta untuk mereka tidak aku bedakan, malah justru semakin berlimpah. Semua kuberikan dengan sepenuh hati dan segenap jiwa.
Aku sungguh menikmati kebahagiaan menjadi seorang ibu. Selalu semangat dalam memberikan yang terbaik bagi kedua anakku membantu kondisi kesehatanku yang juga semakin membaik.
Ketika menginjak usia balita, mereka mencoba banyak hal baru dengan ragam kegiatan di luar rumah. Aku bersyukur sekali bisa menemani serta mendampingi mereka.
Cinta memang membuat segalanya menjadi jauh lebih baik dan lebih indah. Bahagia sekali bisa terus berada di antara kedua anakku dengan kondisi kesehatan yang sekarang sudah lebih membaik.
Sudah hampir tiga tahun, aku tidak lagi menggunakan jasa asisten rumah tangga. Tetapi justru ini yang membuat kondisi kesehatanku bertambah baik. Ini adalah berkah menjadi seorang ibu.
Menikmati peran sebagai ibu dengan ikhlas dan selalu semangat pasti akan mendapatkan kebahagiaan serta kemudahan dari sang Pencipta. Ketidakbiasaan bukan berarti sebuah halangan dan hilangnya harapan untuk menjadi ibu dalam merawat sang buah hati.
Ini kisahku sebagai PH survivor merawat dua buah hati yang lahir prematur. Dengan segala keterbatasanku, aku selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk buah hati.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.