Kebiasaan Tidur yang Bisa Tingkatkan Penyakit Alzheimer
Menurut National Institutes of Health, penyakit Alzheimer adalah kelainan otak progresif yang secara perlahan merusak daya ingat dan keterampilan berpikir, dan akhirnya, membuat seseorang tidak mampu untuk melakukan tugas-tugas yang paling sederhana.
Pada kebanyakan orang dengan penyakit ini, gejala pertama kali muncul di usia 60-an. Alzheimer di masa dini terjadi antara usia 30-an dan pertengahan 60-an, dan ini terjadi sangat jarang. Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia di antara orang dewasa yang lebih tua.
Ada beberapa faktor yang bisa memicu penyakit Alzheimer, termasuk dari kebiasaan tidur yang mungkin sudah biasa Moms lakukan. Berikut kebiasaan tidur yang bisa tingkatkan penyakit Alzheimer.
1. Tidak Tidur Semalaman
Foto: empowher.com
Dalam sebuah studi yang diterbitkan Science Magazine, terdapat delapan relawan beristirahat malam dengan baik, dan selanjutnya tidak tidur selama 36 jam penuh.
Setelah hanya satu malam mereka benar-benar tidak tidur, para partisipan menunjukkan peningkatan 51,5 persen protein otak yang disebut tau, yang telah dikaitkan dengan penyebab Alzheimer. Dalam studi ini, protein tau ini muncul di bagian otak yang terkait dengan memori, seperti yang terjadi pada orang dengan Alzheimer.
Para peneliti melakukan percobaan pendamping dan menemukan bahwa tikus yang kurang tidur memiliki jumlah tau dua kali lebih banyak daripada tikus yang beristirahat dengan baik.
Baca Juga: Ingin Tidur Lebih Nyenyak? Jangan Simpan 5 Hal Ini Di Kamar
2. Tidak Menyelesaikan Masalah Gangguan Tidur
Apakah pasangan terus-menerus mengeluh tentang dengkuran Moms? Jika benar, itu bisa berarti Moms menderita sleep apnea, gangguan serius di mana orang benar-benar berhenti bernapas sebentar-sebentar sepanjang malam.
Sebuah studi yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Academy of Neurology 2019 menunjukkan bahwa orang dengan sleep apnea mungkin memiliki lebih banyak memiliki tau di area otak yang membantu daya ingat.
Dari 288 orang yang berusia 65 dan lebih tua, mereka yang menderita sleep apnea memiliki tingkat tau 4,5 persen lebih tinggi di otak mereka dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki sleep apnea.
"Dengan sleep apnea, otak Anda tidak mendapatkan oksigen yang cukup di malam hari, dan itu meningkatkan risiko gangguan kognitif dan kemungkinan penyakit Alzheimer," kata Howard Fillit, MD, Direktur Eksekutif dan Chief Science Officer dari Yayasan Penemuan Obat Alzheimer.
Karenanya jika Moms memiliki sleep apnea, bicarakan dengan dokter untuk membantu mengatasi permasalahannya.
3. Moms Jarang Tidur Nyenyak
Coba ingat, kapan terakhir kali Moms tidur dengan nyenyak dan tanpa gangguan? Tidur nyenyak dibutuhkan untuk memperkuat ingatan dan bangun dengan perasaan segar. Moms pun juga jadi lebih siap dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Jika Moms jarang tidur nyenyak, Moms mungkin memiliki kadar protein otak yang lebih tinggi, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Science Translational Medicine. Para penulis penelitian menunjukkan bahwa tidak bisa tidur nyenyak dapat meningkatkan risiko Alzheimer atau menjadi tanda awal penyakit Alzheimer.
4. Moms Tidur Telentang
Foto: cnn.com
Ketimbang tidur telentang atau tengkurap, akan lebih sehat jika Moms tidur dengan posisi menyamping. Ini mungkin merupakan posisi tidur terbaik untuk otak yang sehat, menurut temuan sebuah studi baru-baru ini.
Para peneliti menggunakan pemindaian MRI untuk memantau jalur glymphatic otak, sistem yang menghilangkan penumpukan berbahaya dan bahan kimia dari otak, dan seberapa efektif kerjanya di berbagai posisi tidur pada tikus.
Ternyata otak tikus yang tidur menyamping lebih efisien dalam membersihkan sampah yang dapat menyebabkan penumpukan plak.
Otak membersihkan diri dari protein yang berhubungan dengan Alzheimer selama tidur, jelas Michael J. Breus, PhD, seorang ahli tidur Los Angeles dan penulis beberapa buku tentang tidur termasuk buku Good Night: The Sleep Doctor’s 4-Week Program to Better Sleep and Better Health.
"Ketika Anda tidur, sistem glymphatic Anda meningkatkan aktivitasnya untuk menghilangkan puing-puing yang berpotensi berbahaya yang telah terkumpul selama Anda terjaga. Jika Anda kurang tidur atau tidak cukup tidur secara teratur, Anda berisiko kehilangan efek penuh dari proses pembersihan ini," jelasnya.
Baca Juga: Kenali Gejala dan Cara Mencegah Polio Pada Anak
5. Menggunakan Ponsel Sebelum Tidur
“Menggunakan ponsel di malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian, yang dikaitkan para peneliti dengan peningkatan risiko Alzheimer,” kata Dr. Fillit.
Atur ulang ritme sirkadian dengan memastikan Moms mendapatkan sinar matahari di pagi hari dan dengan menghindari cahaya biru dari perangkat elektronik yang terlalu dekat ketika memasuki jam tidur.
6. Penggunaan Obat Tidur Tanpa Resep
Foto: netdoctor.co.uk
Jika mengalami kesulitan tidur, Moms mungkin biasa membeli obat tidur yang biasa dijual di apotek. Namun, sebaiknya mulai kurangi kebiasaan ini.
“Penggunaan obat dalam kelas yang sama ini (seperti diphenhydramine) telah dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia hingga 54 persen,” kata Yuko Hara, PhD, seorang direktur di Yayasan Penemuan Obat Alzheimer. Obat antikolinergik memblokir aksi kimia otak yang disebut asetilkolin, yang terlibat dalam memengaruhi pembelajaran dan memori pada otak.
Jika Moms merasa mengalami kurang tidur yang kronis, konsultasikan dengan dokter tentang solusinya, dan ingat bahwa kurang tidur hanyalah satu dari banyak faktor yang dapat memengaruhi penurunan kognitif dan risiko demensia, jelas Hara.
Ada banyak cara untuk mengurangi risiko Alzheimer, termasuk melakukan langkah-langkah ini untuk kesehatan otak: makan makanan sehat, berolahraga, mengurangi stres, bersosialisasi, merangsang otak, dan mengelola penyakit kronis.
(AP/IRN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.