Anak Terlambat Bicara: Ketahui Ciri, Penyebab, Pemeriksaan, hingga Cara Mengatasi yang Tepat
Anak yang riang, penuh tawa, dan senang bercerita tentu merupakan dambaan semua orang tua. Namun, ada kalanya sejumlah anak terlambat bicara atau speech delay.
Balita memang biasanya akan mulai cerewet ketika memasuki usia 2 tahun.
Ini karena ia mulai belajar bahasa serta struktur kata, sehingga kemampuan berbicaranya akan semakin halus dan jelas.
Namun, bagaimana kalau Si Kecil telah berumur lebih dari 2 tahun namun jarang berbicara? Apakah itu termasuk tanda anak speech delay?
Mari ketahui segala hal penting mengenai anak yang terlambat bicara.
Ciri-Ciri Anak Terlambat Bicara
"Speech delay adalah adanya keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa apabila dibandingkan dengan anak lain," jelas dr. Rosary, Sp.A, Dokter Spesialis Anak di RS Pondok Indah – Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Sebenarnya tak ada patokan usia untuk perkembangan bahasa balita. Hal ini karena setiap anak memang memiliki tahap perkembangan yang berbeda.
Namun, untuk mengetahui apakah Si Kecil termasuk anak yang terlambat bicara, ada beberapa gejala yang bisa dilihat:
1. Jarang Mengeluarkan Suara
Sejak usianya 9 bulan, anak pada umumnya sudah bisa mengeluarkan beberapa suara seperti "mama" atau "papa" untuk memanggil kedua orangtuanya.
Apabila di atas usia 12 bulan, ia biasanya sudah dapat mengidentifikasi beberapa objek benda yang ada di sekitarnya.
Kedua hal ini biasanya akan memancing balita untuk berbicara dan mengeluarkan suara, dengan maksud bertanya atau meminta.
Kalau Si Kecil masih sangat jarang mengeluarkan suara saat berumur 12 bulan, itu tandanya ia kurang diberikan stimulasi untuk berbicara.
2. Tidak Merespons Sekitarnya
Apabila anak tidak merespons orang sekitar untuk berbicara, bisa juga jadi tanda anak terlambat bicara.
Terutama apabila telah berusia 8 bulan ke atas, tapi tidak mencari sumber suara yang dihasilkan.
"Apabila mereka tidak bisa merespons atau belum dapat menyebut kata, ini tanda gejala speech delay," terang dr. Rosary.
Hal ini bisa dicegah dengan berbagai hal sederhana seperti:
- Lebih sering mengajak anak mengobrol.
- Mengajak anak bercerita.
- Memberikan pertanyaan pada anak.
- Meminta pendapatnya.
Moms juga bisa menggunakan buku cerita dengan gambar yang menarik, sembari sesekali bertanya mengenai gambar yang ada di dalamnya.
Baca Juga: Mengenal Sekolah Inklusi dan Rekomendasi Tempatnya di Jabodetabek
3. Tidak Mengerti Gestur dan Gerak Tangan
Meskipun balita belum bisa berbicara, pada umumnya mereka akan mengerti gestur atau gerak tangan yang dilakukan orang lain.
Misalnya, ia akan mengerti kalau jari telunjuk yang diacungkan itu adalah gestur menunjuk suatu benda.
Saat Si Kecil berumur 2 tahun dan belum mengerti gerakan tangan yang sederhana, besar kemungkinan ia mengidap terlambat bicara.
Solusinya, perbanyak komunikasi dan berbicara face-to-face dengan anak.
Mulai dari memperkenalkan bagian dari muka, seperti mata, hidung, telinga, dan sebagainya.
4. Hanya Dapat Mengucapkan Sedikit Kosakata
Ciri anak terlambat bicara yang paling jelas kentara adalah minimnya jumlah kata yang bisa dia ucapkan.
Pada umur 1 tahun, anak seharusnya sudah mengoceh dan bisa menggunakan huruf konsonan pada saat berbicara (seperti p, b, m, d, dan n).
Biasanya proses mengoceh dimulai dengan cara meniru suara yang ia dengar, lalu ditambah dengan 1 atau 2 kata lainnya.
Selain memiliki kosa kata konsonan yang sedikit, ia juga akan kesulitan untuk mengenali kata sederhana seperti 'tidak' atau 'dadah'.
Salah satu cara melatih anak berbicara lebih banyak dan lancar adalah dengan mengenalkan huruf alfabet.
Kalau dilakukan secara rutin, tidak lama lagi Si Kecil pasti akan mengoceh dengan riang.
5. Tidak Bisa Mengikuti yang Diucapkan
Ketidakmampuan mengikuti atau meniru apa yang diucapkan orang lain bisa menjadi salah satu gejala anak terlambat bicara.
Kalau Si Kecil tidak bisa mengikuti dengan baik nada dan jenis suara yang Moms ucapkan, ada beberapa kemungkinan yang perlu diwaspadai.
Berikut gejala lain dari speech delay yang kerap dialami:
- Indra pendengaran anak terganggu.
- Anak belum mengerti dan tidak terlatih untuk mengucap kata dari mulutnya.
"Hal ini termasuk ketika anak berusia 4 - 5 tahun belum dapat menyebutkan kalimat panjang (lebih 4 kata)," terang dr. Rosary.
Baca Juga: Ini Penjelasan Golongan Darah Anak Berbeda, Mudah Dipahami!
Penyebab Anak Terlambat Bicara
Banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara.
Berikut beberapa hal yang bisa menjadi pemicu anak mengalami speech delay, antara lain:
1. Masalah Pendengaran
Salah satu anak terlambat bicara karena adanya gangguan pendengaran.
Dikenal juga dengan gangguan saraf, hal ini perlu dilakukan pemeriksaan fisik untuk memastikannya.
Umumnya, seorang audiolog perlu menguji pendengaran anak setiap kali ada masalah bicara.
Mengutip dalam KidsHealth, telinga yang infeksi juga bisa menjadi faktor lainnya.
Anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran mungkin mengalami kesulitan untuk mengatakan, memahami, meniru, dan menggunakan bahasa.
2. Gangguan Fungsional
Diketahui ada 3 hal dasar yang menyebabkan anak terlambat bicara, yaitu:
- Keterlambatan intelektual.
- Gangguan pendengaran.
- Keterlambatan bicara secara fungsional.
Gangguan fungsional biasanya akan membaik seiring usia anak karena gangguan ini termasuk gangguan paling ringan.
3. Bibir Sumbing
Menurut dokter Rosary, bibir yang sumbing menjadi penyebab medis anak terlambat bicara.
Ini juga berlaku apabila mulut anak memiliki lidah yang pendek, ataupun kelainan pada rahang.
Umumnya, anak yang mengalami kondisi ini perlu terapi khusus agar proses komunikasinya lebih lancar dan tepat.
Baca Juga: Kram Kaki Mengganggu Aktivitas, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya!
4. Stimulasi Kurang
Tak selalu karena faktor medis, penyebab anak terlambar bicara juga karena kurangnya dukungan orang sekitar.
Stimulasi yang kurang seperti anak jarang diajak berbicara bisa menjadi faktor lainnya.
Diketahui juga, paparan terhadap gadget atau benda elektronik lainnya juga membuat komunikasi 1 arah tanpa adanya interaksi.
5. Saraf Terganggu
Tidak semata hanya karena kurang stimulasi, bisa jadi anak terlambat bicara juga karena adanya gangguan pada otak yang dapat memengaruhi sistem saraf reseptif (penerimaan) dan ekspresif (cara bicara).
Biasanya ini terjadi pada mereka yang mengalami kondisi seperti:
- Autisme
- ADHD
- Cerebral palsy
Anak yang mengidap hal ini sejak kecil akan lebih sulit untuk berkomunikasi dengan lancar.
6. Kekurangan Gizi
"Nutrisi yang tidak terpenuhi dengan baik juga membuat anak mengalami speech delay," menurut penjelasan dr. Rosary.
Untuk itu, perhatikan lagi makanan yang diberikan pada Si Kecil ya, Moms!
Baca Juga: Hipertensi pada Anak: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan
Dampak Anak Terlambat Bicara
Keterlambatan berbicara yang tidak ditangani dengan tepat dan cepat, akan berakibat pada tumbuh kembangnya.
Gangguan bahasa dapat menimbulkan kesulitan yang dialami Si Kecil seperti:
- Masalah membaca dan menulis.
- Sulit memahami kalimat.
Tentunya ini dapat berpengaruh pada hasil akademik dan pekerjaan saat anak beranjak dewasa nanti.
Dampak lain yang bisa dirasakan adalah kemampuan sosialisasi dengan orang sekitarnya.
"Anak akan menjadi kurang percaya diri ketika bermain atau berbicara dengan teman-temannya," jelas dr Rosary.
Untuk hal lain, tentu ini berhubungan dengan gangguan emosi atau mental seperti kecemasan dan depresi.
Hal ini karena sulit mengekspresikan apa yang diinginkan atau dirasakan.
Pemeriksaan Perkembangan Bicara Anak
Diketahui, keterlambatan bicara pada Si Kecil merupakan salah satu gejala dari gangguan perkembangan anak.
Karena itu, penting melakukan pemeriksaan perkembangan yang terdiri dari:
1. Gerak Kasar
Ini adalah pemeriksaan untuk melihat perkembangan dari penggunaan otot-otot besar dan gerakan berpindah tempat.
Misalnya, bayi tengkurap, belajar duduk, berjalan, naik-turun tangga, berlari, meloncat, dan sebagainya.
2. Gerak Halus
Pemeriksaan perkembangan gerak halus merupakan tahapan dari pergerakan otot-otot kecil dan gerakan koordinasi tubuh.
Ini juga penting untuk mengetahui apakah anak terlambat bicara atau tidak.
Kontak mata menjadi salah satu cara untuk mengetahui perkembangan anak.
"Pemeriksaannya meliputi apakah Si Kecil bisa diajak melakukan kontak mata, apakah bola matanya bisa mengikuti benda yang digerakkan, dan lain sebagainya," jelas dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial di RS Pondok Indah - Pondok Indah, Jakarta Selatan.
3. Perkembangan Bahasa dan Bicara
Menurut dr. Catharine, pemeriksaan untuk perkembangan bahasa dan bicara ini juga cukup penting.
Ini termasuk apakah Si Kecil bisa mendengar atau tidak, memiliki pemahaman terhadap kata-kata, kemampuan mengoceh, atau mengeluarkan kata bermakna, dan sebagainya.
4. Perkembangan Personal Sosial
"Ini adalah gabungan semua keterampilan anak berdasarkan usia, yang berhubungan dengan tugas-tugas tentang kemandirian dan interaksi sosial anak di kemudian hari," jelas dr. Catharine.
Beberapa contohnya seperti:
- Kemampuan Si Kecil berteman dengan anak seusianya.
- Anak melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Anak bisa makan atau mencuci tangan sendiri.
- Anak dapat mengganti pakaian sendiri.
Tentunya, hal tersebut bisa dilihat dengan mudah di rumah untuk memantau perkembangan anak ya, Moms.
Baca Juga: Jalan Kaki vs Jogging, Mana Paling Bermanfaat untuk Kesehatan?
5. Evaluasi dengan Ahli
Moms dapat menemui ahli patologi bahasa atau konsultasi dengan dokter anak.
Biasanya, dalam hal ini mereka akan mengevaluasi kemampuan bicara dan bahasa anak dalam konteks perkembangan total.
Perlu dilakukan serangkaian tes standar dan mencari tonggak dalam perkembangan bicara dan bahasa.
Berdasarkan hasil tes, ahli patologi wicara-bahasa mungkin merekomendasikan terapi wicara untuk anak.
Kapan Anak Dikatakan Terlambat Bicara?
Pada anak yang mengalami keterlambatan bicara dan bahasa, hal ini bisa diketahui dengan kondisi-kondisi tertentu.
Tentu, perlu dengan melakukan pengukuran menggunakan instrumen yang berlaku.
"Anak dikatakan mengalami keterlambatan bicara jika ia tidak bisa mengerjakan tugas perkembangan di ranah bahasa dan bicara sesuai dengan usia anak," jelas dr. Catharine.
Jika Si Kecil mungkin memiliki masalah keterlambatan bicara dan bahasa, penting untuk segera menemui ahli patologi bahasa atau ahli terapi wicara.
Sehingga, anak akan diperiksa kemampuan bicara dan bahasanya.
Umumnya, diagnosis akan dilakukan tes standar dan mencari tonggak dalam perkembangan bicara dan bahasa, seperti:
- Apa yang dipahami anak (bahasa reseptif).
- Apa yang bisa dikatakan anak (bahasa ekspresif).
- Perkembangan suara dan kejernihan bicara.
- Motorik oral anak (bagaimana mulut, lidah, langit-langit, dan lain-lain, bekerja bersama untuk berbicara, makan, dan menelan).
"Sejak bayi, anak juga bisa dilakukan pengujian pendengaran untuk mendiagnosis speech delay," terang dr. Rosary.
Baca Juga: Penyebab Anak Tantrum Pulang Sekolah dan Cara Mengatasinya
Cara Mengatasi Speech Delay
Dalam American Academy of Family Physicians, disebutkan bahwa anak terlambat bicara akan kesulitan memahami bahasa dan tidak bisa berbicara dengan lancar.
Ini merupakan masalah perkembangan umum yang memengaruhi sebanyak 10% anak-anak usia prasekolah.
Adapun cara untuk mengatasinya yakni dengan:
1. Rajin Mengajak Komunikasi
Orang tua dan lingkungan berperan penting dalam mengatasi anak terlambat bicara. Karenanya, ajaklah anak untuk rajin berbicara dan berkomunikasi.
Hal ini dapat dilakukan sejak masa bayi. Kata-kata yang mudah didengernya akan menjadi bekal saat ia bicara nanti.
2. Membacakan Cerita
Yuk, ajarkan anak bercerita untuk mengatasi speech delay! Hal ini merupakan salah satu cara yang baik untuk meningkatkan kosakata anak.
Buatlah Si Kecil diajak menunjuk gambar dan menyebut nama benda yang ditunjuk.
3. Bernyanyi
Si Kecil menyukai rangsangan musik? Mari kenalkan ia dengan bernyayi. Ini akan membuat anak bisa mengeluarkan kosakata yang melatih untuk berbicara lancar nantinya.
Baca Juga: Begini Caranya Agar Ibu Rumah Tangga Tetap Bisa Bantu Dana Pendidikan
4. Mengobati Gangguan Pendengaran
Dalam mengatasi anak terlambat bicara, perlu mengobati asal mula pemicunya.
Misalnya, pada anak yang terlambat bicara karena gangguan pendengaran, terlebih dahulu fungsi pendengarannya dipulihkan.
Lalu akan dilakukan pengejaran kemampuan sesuai perkembangan anak seusianya melalui terapi.
Terapi untuk anak yang mengalami keterlambatan bicara juga disesuaikan dengan penyebab dan diagnosis yang telah ditentukan.
Dalam studi tahun 2019 di Journal of Family Medicine and Primary Care, disebutkan bahwa keterlambatan bicara dan bahasa yang tidak diobati berisiko lebih tinggi membuat anak mengalami masalah sosial, emosional, perilaku, dan kognitif di masa dewasa.
5. Kurangi Paparan Gadget
Jangan biasakan komunikasi satu arah pada anak seperti lewat TV dan radio untuk membantu mencegah anak terlambat bicara.
Lakukan pendekatan dengan memberi tahu mana yang salah dan benar, sehingga timbul perasaan nyaman dan berani berbicara.
Ingat, anak-anak adalah spons yang dapat menyerap dengan cepat apa yang Moms lakukan dan katakan.
Jadi, lakukan pendekatan dan berilah contoh kepada anak agar kelak ia tidak mengalami keterlambatan bicara.
Bila anak menunjukkan gejala terlambat bicara seperti di atas, tingkatkan komunikasi dengan Si Kecil, ya.
Lalu, segera pertimbangkan untuk melakukan terapi wicara dengan ahlinya.
Adakah Nutrisi Khusus untuk Anak Terlambat Bicara?
Jika Moms bertanya-tanya, apakah ada nutrisi atau vitamin khusus yang bisa mengatasi anak terlambat bicara? Sayangnya, tidak ada.
Hingga saat ini, tidak ada penelitian yang membuktikan suatu nutrisi atau vitamin bisa meningkatkan keterampilan bicara anak.
Jika anak terlambat bicara, melakukan perubahan pola makan bisa dibilang tidak akan berdampak besar.
Satu-satunya cara untuk membantu anak adalah berkonsultasi dengan dokter anak sedini mungkin dan menjalani terapi wicara.
Namun, dalam proses terapi wicara yang bisa sangat melelahkan, anak perlu asupan nutrisi yang cukup.
Tujuan pemenuhan nutrisi ini bukan untuk menyembuhkan kondisi anak, melainkan mendukung kesehatan anak.
Secara umum, asupan nutrisi yang dibutuhkan anak terlambat bicara dengan anak normal adalah sama.
Jika Moms ingin mendukung anak dengan asupan nutrisi terbaik, berikut ini beberapa nutrisi yang dibutuhkan:
1. Protein
Protein bermanfaat untuk membangun otot dan jaringan lain di tubuh anak-anak.
Selain itu, protein juga dapat membantu mereka meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak.
Dilansir dari Peraturan Kemenkes RI Nomor 28 Tahun 2019, berikut jumlah protein yang dianjurkan untuk dikonsumsi oleh anak-anak berdasarkan usianya, yakni;
- 0 - 5 bulan: 9 g
- 6 - 11 bulan 15 g
- 1 - 3 tahun: 20 g
- 4 - 6 tahun: 25 g
- 7 - 9 tahun: 40 g
Sumber protein yang baik termasuk ikan, ayam, kalkun, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, telur, susu, yoghurt, keju, selai kacang, dan edamame.
Baca juga: Catat! Ini 7 Rekomendasi Tempat Terapi Anak Autisme di Jabodetabek
2. Zat Besi
Nutrisi ini membantu tubuh membuat sel darah merah, yang membawa oksigen ke dalam tubuh, dan membantu pertumbuhan anak. Tanpa nutrisi ini, anak bisa terkena anemia.
Angka kecukupan gizi zat besi yang diperlukan oleh anak, antara lain:
- 0 - 5 bulan: 0.3 mg
- 6 - 11 bulan: 11 mg
- 1 - 3 tahun: 7 mg
- 4 - 9 tahun: 10 mg
Sumber zat besi yang baik adalah daging merah, kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, tuna, telur, kacang kering, dan sereal yang diperkaya zat besi.
3. Vitamin D
Vitamin D penting untuk anak karena dapat membangun tulang yang kuat dan sehat.
Kebutuhan vitamin D harian anak dari segala usia adalah sekitar 400 hingga 600 IU per hari.
Sumber vitamin D yang baik adalah dari sinar matahari pagi. Selain itu, vitamin ini juga bisa didapat dari beberapa produk susu dan sereal.
4. Kalsium
Tak hanya untuk anak terlambat bicara, kalsium juga penting bagi semua anak, bahkan yang sehat.
Nutrisi ini dapat membantu membangun tulang yang kuat, yang menyimpan nutrisi selama bertahun-tahun.
Adapun kebutuhan kalsium anak, yaitu:
- 0 - 5 bulan: 200 mg
- 6 - 11 bulan: 270 mg
- 1 - 3 tahun: 650 mg
- 4 - 9 tahun: 1000 mg
Sumber kalsium yang baik adalah dari produk susu seperti susu, dan susu kedelai yang diperkaya, tahu, dan sereal kering.
Sajikan pada anak 2 cangkir susu per hari. Hindari soda berwarna gelap, yang mengandung asam fosfat dan mempersulit tulang anak untuk menyerap kalsium.
Baca juga: 13 Penyebab Bisul pada Anak dan Cara Mengatasinya, Moms Wajib Tahu!
5. Lemak Sehat
Lemak sering mendapat cap buruk. Padahal, anak membutuhkan lemak sehat untuk pertumbuhan otak serta saraf, terutama untuk bayi dan balita.
Nutrisi ini juga dapat membantu metabolisme yang sehat, pembekuan darah, dan mengoptimalkan penyerapan vitamin dalam tubuh.
Berapa banyak yang dibutuhkan anak-anak? Sekitar 30% dari keseluruhan makanan mereka harus berupa lemak sehat, sebagian besar tidak jenuh.
Sumber lemak sehat yang baik adalah ASI untuk bayi, minyak nabati seperti zaitun, safflower, jagung, atau kedelai, atau protein seperti ikan atau ayam untuk anak-anak di atas 2 tahun.
Selain itu, asam lemak dalam salmon, biji rami, atau kenari juga sehat untuk anak-anak.
6. Vitamin C
Meski tidak dapat mengatasi anak terlambat bicara, vitamin C sangat penting dalam membantu perkembangan otak dan sistem kekebalan anak.
Tak hanya itu, nutrisi ini juga dapat meningkatkan penyembuhan dari luka dan goresan, dan membuat tubuh menyerap zat besi dengan lebih baik.
Kebutuhan vitamin C bagi anak-anak bervariasi berdasarkan usianya, yakni:
- 0 - 5 bulan: 40 mg
- 6 - 11 bulan: 50 mg
- 1 - 3 tahun: 40 mg
- 4 - 6 tahun: 45 mg
- 7 - 9 tahun: 45 mg
Sumber vitamin C yang baik adalah buah dan sayuran segar seperti jeruk, stroberi, brokoli, buah kiwi, kubis, paprika, dan jus segar.
Itulah informasi penting seputar masalah anak terlambat bicara. Bila Si Kecil mengalami beberapa gejalanya segera lakukan tindakan yang tepat ya, Moms!
- https://kidshealth.org/en/parents/not-talk.html
- https://familydoctor.org/condition/speech-and-language-delay/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6559061/
- http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.