Kenali Plagiocephaly, Kepala Peyang Pada Bayi
Plagiocephaly, atau yang umum dikenal dengan kepala peyang (sindrom kepala datar), memang sering dialami bayi baru lahir karena ubun-ubun kepala mereka masih lunak. Kasus plagiochepaly yang paling umum terjadi adalah positional plagiochepaly, yakni bayi mengalami kepala peyang akibat tekanan pada area kepala tersebut. Apakah benar plagiochepaly terjadi karena kebiasaan tidur miring bayi? Apakah ada terapi untuk menangani kasus kepala bayi peyang?
Tanda-tanda Positional Plagiocephaly
Kebanyakan bayi yang dilahirkan secara vaginal lahir dengan bentuk kepala yang terkesan tidak normal. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya tekanan saat melewati jalan lahir. Biasanya kondisi kepala bayi peyang semacam ini akan pulih dengan sendirinya dalam waktu setidaknya enam minggu sejak dilahirkan. Namun, kalau bentuk kepala bayi belum juga membaik saat usianya enam minggu, atau jika Moms melihat adanya peyang pada tengkoraknya setelah usia enam minggu, bisa jadi itu merupakan positional plagiochepaly.
Plagiochepaly paling sering dilaporkan terjadi pada bayi dengan posisi tidur yang kurang baik, bayi dengan ukuran kepala yang cenderung besar, dan bayi yang lahir prematur dengan otot-otot lemah. Bayi dengan torticollis juga memiliki risiko peyang pada tengkoraknya karena seringkali tidur dengan posisi kepala yang hanya tertuju ke satu sisi. Torticollis sendiri terjadi saat otot mengencang di satu sisi leher yang menyebabkan dagu miring ke sisi lainnya. Bayi prematur khususnya, sangat rentan terhadap torticollis.
Plagiochepaly Masih Bisa Diterapi Agar Kepala Bayi Kembali Berbentuk Normal?
Dilansir dari Babycenter, saat bayi mengalami kepala peyang, kondisinya masih bisa diperbaiki tergantung keparahan dan usianya. Jika bayi masih berusia sangat muda dengan kondisi peyang yang cukup ringan, dokter umumnya menyarankan tindakan terapi repositional. Terapi ini melibatkan terjadinya perubahan posisi bayi secara berkala. Tujuan terapi ini tidak lain untuk menghindari terjadinya penekanan pada area kepala yang peyang.
Sementara itu, dr. Jenni K. Dahliana, Sp.A menuturkan bahwa positional plagiochepaly merupakan peyang yang terjadi karena terbiasa berbaring telentang sehingga membuat bentuk tengkorak bayi berubah. Untuk menanganinya harus terlebih dahulu dilakukan evaluasi, apakah terjadi kelainan seperti ubun-ubun besar yang cepat menutup sehingga menyebabkan kelainan bentuk tulang tengkorak (craniosynostosis), kelainan salah satu otot leher yang menyebabkan bayi selalu menengok ke salah satu sisi (torticollis), atau kelainan tulang leher yang cukup jarang terjadi.
Proses terapi penanganan kepala bayi peyang karena terbiasa berbaring telentang ini sendiri mencakup terapi reposisi dan fisioterapi. Keduanya merupakan intervensi untuk kasus plagiochepaly ringan hingga sedang. Sehingga untuk plagiochepaly yang sudah tergolong berat atau asimetris berat, perlu dilakukan terapi helmet (helm khusus).
dr. Jenni K.Dahliana, Sp.A juga menjelaskan bahwa peyang ringan kemungkinan akan berkurang hingga usia anak mencapai 2 tahun. Moms perlu melakukan konsultasi dengan dokter spesialis kesehatan fisik dan rehabilitasi medik anak untuk mendapatkan penanganan peyang pada bayi secara tepat, sesuai dengan usia dan kondisi keparahan plagiochepaly yang dialami oleh bayi.
Memang, bentuk kepala tidak berpengaruh terhadap kondisi otak bayi, namun tentunya sangat berpengaruh terhadap penampilan fisiknya. Oleh karena itu, selama peyang yang dialami buah hati tercinta saat ini masih tergolong ringan dan bisa ditangani menggunakan terapi-terapi di atas, segera lakukan konsultasi kemudian ambil tindakan terapi yang disarankan oleh dokter spesialis kesehatan fisik dan rehabilitasi medik anak untuk membantu memperbaiki bentuk kepala buah hati Moms.
(RGW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.