Dapat Sebabkan Kematian, Mari Kenali Reye's Syndrome Pada Balita
Sudah pernahkah Moms mendengar tentang Reye’s syndrome? Bagi sebagian besar orang, nama penyakit langka ini mungkin masih terdengar asing di telinga, tapi perlu Moms ketahui lebih banyak untuk melindungi buah hati.
Apa Itu Reye’s Syndrome?
Foto: videoblocks.com
Reye’s syndrome atau sindrom Reye adalah penyakit serius yang bisa menyebabkan kegagalan fungsi hati, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Kasus penyakit ini pertama kali dilaporkan di tahun 1963 oleh ahli patologi asal Australia, R. Douglas Reye.
Penyakit langka ini bisa menimpa semua orang, tapi lebih sering dialami oleh anak berusia 4 hingga 12 tahun yang sedang memulihkan diri dari penyakit akibat virus seperti flu atau cacar.
Baca Juga: Bukan Cuma Cuci Tangan, Lakukan 5 Cara Ini untuk Mencegah Cacingan pada Balita
Gejala Reye’s Syndrome
Foto: qsota.com
Gejala penyakit anak ini seringkali timbul secara mendadak saat tubuh anak mulai pulih dari penyakit akibat virus. Tapi dalam beberapa kasus, bisa juga muncul tiga sampai lima hari setelah anak sakit atau tiga minggu setelah penyakit hilang.
Pada anak berusia kurang dari 2 tahun, gejala awalnya adalah diare dan bernapas dengan cepat. Sedangkan pada anak yang lebih tua, gejala awalnya juga dibarengi dengan muntah dan rasa kantuk berat.
Bila tak segera ditangani, akan muncul gejala yang lebih parah seperti:
1. Perubahan perilaku seperti lebih rewel atau lebih agresif.
2. Kebingungan atau halusinasi.
3. Lemas atau sulit menggerakkan tangan dan kaki
4. Kejang
5. Rasa lelah ekstrim
6. Hilang kesadaran
Karena kasus penyakit ini jarang terjadi, terkadang dokter salah mendiagnosanya sebagai kondisi lain seperti encephalitis, meningitis, overdosis obat, keracunan, atau sudden infant death syndrome (SIDS).
Moms harus lebih jeli mengenali semua gejala di atas, karena diagnosis dan penanganan dini oleh dokter bisa menyelamatkan jiwa balita.
Penyebab Reye’s Syndrome
Foto: health.harvard.edu
Meski belum diketahui secara pasti, hasil penelitian menemukan bahwa 95 persen penderita Reye’s syndrome mengonsumsi aspirin atau obat lain yang mengandung asam asetil salisilat untuk mengobati penyakit akibat virus.
Kemungkinan penyebab lainnya adalah:
1. Gangguan oksidasi asam lemak.
2. Gangguan metabolisme yang muncul karena penyakit akibat virus.
3. Terkena paparan racun, misalnya dalam insektisida, herbisida, atau pengencer cat.
Dalam kondisi Reye’s syndrome, mitochondria dalam tubuh menjadi rusak sehingga tidak bisa memberikan energi pada hati agar bisa berfungsi dengan baik. Saat hati berhenti berfungsi, berbagai bahan kimia beracun akan menumpuk di darah sehingga mulai merusak seluruh tubuh dan membuat otak membengkak.
Baca Juga: Ngeri! Balita Ini Hampir Meninggal Akibat Terkena Cakaran Kucing
Pengobatan Reye’s Syndrome
Foto: livestrong.com
Saat ini belum ada pengobatan yang bisa menghentikan Reye’s syndrome, tapi dokter bisa melakukan perawatan untuk mencegah timbulnya gejala yang lebih parah dan pembengkakan otak dengan cara:
1. Memberikan cairan infus untuk menyeimbangkan kadar garam, mineral, dan nutisi dalam darah.
2. Memberikan diuretik untuk membantu membuang kelebihan cairan dan mengurangi pembengkakan otak.
3. Obat penurun kadar amoniak.
4. Obat pengendali kejang.
5. Pemberian vitamin K, plasma, dan trombosit bila terjadi pendarahan hati.
Untuk melindungi buah hati dari Reye’s syndrome, hindari pemberian aspirin atau obat lain yang mengandung salisilat pada anak di bawah usia 19 tahun ya, Moms. Nah, apa Moms sudah teliti melihat kandungan yang tertera di label kemasan obat?
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.