Kenalkan Konsep Waktu Pada Anak, Mulai dari Bayi Hingga Balita
Waktu adalah konsep yang abstrak bagi si kecil. Jam, menit, dan detik, belum mudah dimengerti oleh anak sebelum usianya mencapai 6 atau 7 tahun. Bagaimana cara agar anak bisa lebih mudah memahami waktu? Berikut cara mengajarkan konsep waktu pada anak sesuai tahapan usianya:
Bayi
Satu-satunya konsep waktu yang dikenal bayi adalah saat ia merasa lapar dan mengantuk. Barulah saat usianya menginjak satu tahun, si kecil mulai memiliki konsep yang terbatas mengenai siang dan malam. Saat itu, Anda bisa mulai mengatur jam biologis si kecil. Di usia 1 tahun, si kecil bisa bertahan selama 8 jam tanpa diberi makan, sehingga secara bertahap ia dapat masuk ke dalam siklus geologis – tidur saat malam hari. Mulailah dengan membiarkan si kecil rewel sebentar saat ia terbangun di malam hari. Ia mungkin akan segera tertidur lagi. Tapi jika ia masih tetap menangis, Anda boleh menghampiri dan menenangkannya. Setiap malam, tambah waktunya sedikit demi sedikit sebelum Anda menghampirinya. Dengan cara ini, si kecil akan pelan-pelan memelajari bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur, bukan untuk menangis mencari Moms.
Batita
Batita mulai bisa memahami bahwa satuan waktu terkecil adalah hari (bukan jam, apalagi menit!). Ia mengenal siklus umum, seperti bangun di pagi hari, mandi, dan dilanjutkan sarapan, kemudian jalan-jalan, hingga akhirnya ia harus tidur malam. Saat ini, belum saatnya Anda membuat jadwal yang kaku untuk si kecil. Tapi, sebagai orang tua, Anda sebaiknya memiliki pola hidup yang tetap, misal membangunkan si kecil pukul 7:00, sarapan pukul 7:30, bermain pukul 9:00, tidur siang pertama pukul 11:00, dst. Lama-kelamaan, si kecil akan segera memahami dan menyesuaikan diri. Bila si kecil masih kesulitan mengikuti zona waktu Anda, coba permudah dengan menggunakan timer yang akan berbunyi sebagai penanda berakhirnya sebuah kegiatan.
Prasekolah
Si kecil belum tahu apa artinya minggu, bulan, dan tahun, sehingga Anda sebaiknya belum menggunakan satuan waktu yang spesifik saat berbicara dengannya. Misalnya, “Satu jam lagi kamu harus mandi, ya.” Timer masih bisa digunakan untuk membantu si kecil tetap bisa sesuai jadwal. Atau, gunakan hitung mundur secara verbal, jika anak sudah mahir berhitung. Meski begitu, Anda perlu tahu bahwa ketidakmampuan si anak prasekolah memahami satuan waktu bukan berarti ia tidak bisa mengingat dengan rinci kejadian yang sudah dilaluinya. Si kecil tidak hanya hafal urutan kejadian, tetapi juga detail di setiap menitnya. Ia mungkin tidak tahu dengan pasti berapa hari dalam satu minggu, tetapi ia memahami waktu yang berkaitan dengan rutinitasnya sendiri. Misal, jika Anda akan meninggalkannya selama 3 hari ke luar kota untuk urusan kantor, cukup katakan bahwa Anda akan pergi selama ‘tiga kali waktu tidur’. Ini akan jauh lebih mudah bagi si kecil untuk menghitung kapan Anda kembali.
Usia Sekolah
Saatnya si kecil belajar karakteristik jam, jarum panjang dan jarum pendek, atau membaca angka pada jam digital. Bimbinglah si kecil untuk memahami peristiwa tertentu, misalnya: Saat jarum panjang lurus ke atas dan jarum pendek ke angka sembilan, itu tandanya waktu untuk tidur. Sebagai tahap awal, Anda mungkin bisa bergantung pada jam digital, karena ini jauh lebih mudah dibandingkan membaca jam yang lebih rumit dengan jarum panjang dan jarum pendek.
Dengan cara ini, anak pelan-pelan akan mengenal konsep waktu. Jadi, suatu hari nanti, Moms akan mendengar respons yang tepat dari pertanyaan Moms "Jam berapa sekarang, Nak?".
(VAN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.