27 April 2024

Mengenal Kerumut pada Bayi atau Demam Campak

Gejalanya bisa muncul beberapa hari setelah terpapar

Campak atau kerumut pada bayi merupakan penyakit serius yang disebabkan oleh virus.

Sebelum vaksin kerumut diperkenalkan pada 1963 dan vaksinasi meluas, epidemik besar terjadi kira-kira setiap 2-3 tahun, dan kerumut menyebabkan sekitar 2,6 juta kematian setiap tahun.

Menurut World Health Organization (WHO) lebih dari 140.000 orang meninggal akibat kerumut pada tahun 2018.

Kebanyakan anak-anak di bawah lima tahun, meskipun telah tersedia vaksin yang aman dan efektif.

Campak disebabkan oleh virus dalam keluarga paramyxovirus dan biasanya ditularkan melalui kontak langsung dan udara.

Virus menginfeksi saluran pernapasan, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.

Campak adalah penyakit pada manusia dan tidak diketahui terjadi pada hewan.

Di samping itu, Center for Disease Control and Prevention (CDC), mengungkap hampir 1 dari setiap anak di bawah usia lima tahun yang terkena kerumut berakhir di rumah sakit.

Lalu, bagaimana bila terjadi kerumut pada bayi? Apakah bayi terlalu kecil untuk divaksinasi?

Apa saja yang harus orang tua perhatikan? Cari tahu bersama, yuk!

Baca Juga: 6 Penyakit Hewan yang Disebabkan oleh Virus dan Bisa Menular

Tanda Kerumut pada Bayi

Kerumut pada Bayi (Orami Photo Stocks)
Foto: Kerumut pada Bayi (Orami Photo Stocks)

Dilansir dari Healthline, kekebalan kerumut yang ditransfer dari seorang ibu kepada bayinya yang baru lahir hanya dapat berlangsung selama 3 bulan.

Para ahli mengatakan bahwa bayi rentan terhadap campak sebelum mereka mendapatkan vaksinasi pertama mereka pada usia 1 tahun.

Kemudian, apa tanda kerumut pada bayi? Berikut ulasannya.

1. Suhu Tinggi

Si Kecil mungkin tiba-tiba mengalami suhu tinggi, sering kali mencapai 39 derajat Celcius.

Gejala ini datang secara mendadak dan mungkin berlangsung selama beberapa hari.

Demam atau suhu tinggi ini berpotensi sebagai tanda kerumut pada bayi.

2. Ledakan Ruam

Setelah beberapa hari demam menghilang, akan muncul ruam berwarna merah jambu atau beberapa bintik.

Gejala ini akan muncul di seluruh tubuh bayi, mulai dari dada hingga lengan hingga paha.

3. Perilaku Menjengkelkan

Ruam yang disebabkan oleh kerumut pada bayi mulai terasa gatal dan membuat bayi iritasi.

Nafsu makan biasanya akan menurun dan perilaku bayi mungkin menjadi sangat rewel.

Tanda dan gejala kerumut pada bayi muncul sekitar 10 hingga 14 hari setelah terpapar virus.

Sementara itu, menurut Healthly Children, bayi dan anak-anak dapat menular setelah 4 hari bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala apapun.

Kerumut pada bayi biasanya dimulai seperti flu parah dengan gejala seperti demam, batuk, pilek, dan konjungtivitis (mata merah).

Ruam kemudian mulai berkembang di kepala dan menyebar ke seluruh tubuh.

Baca Juga: 7 Obat Tradisional untuk Mengatasi Cacar Api, Wajib Tahu!

Komplikasi Kerumut pada Bayi

Ruam pada Bayi
Foto: Ruam pada Bayi (Orami Photo Stock)

Komplikasi campak pada bayi mungkin termasuk:

1. Infeksi Telinga

Salah satu komplikasi campak yang paling umum adalah infeksi bakteri telinga.

2. Bronkitis, Radang Tenggorokan atau Croup

Campak dapat menyebabkan radang pada kotak suara (laring) atau saluran udara utama paru-paru (saluran bronkial).

3. Radang Paru-paru

Pneumonia adalah komplikasi umum dari campak.

Orang dengan sistem kekebalan yang lemah dapat mengembangkan jenis pneumonia yang sangat berbahaya yang terkadang berakibat fatal.

4. Radang otak

Sekitar 1 dari 1.000 orang yang menderita campak mengalami komplikasi yang disebut ensefalitis.

Ensefalitis dapat terjadi tepat setelah campak, atau mungkin tidak terjadi sampai berbulan-bulan kemudian.

Baca Juga: 8 Penyebab Biduran Sering Muncul dan Cara Mengobatinya

Penanganan Kerumut pada Bayi

Ruam Kulit (Orami Photo Stocks)
Foto: Ruam Kulit (Orami Photo Stocks)

Hubungi dokter jika bayi belum mendapatkan vaksin MMR, tetapi telah terpapar campak, atau tinggal di daerah di mana terdapat wabah campak.

Dilansir dari Baby Centre, jenis perawatan yang akan direkomendasikan dokter tergantung pada usia bayi:

1. Bayi di Bawah 6 Bulan

Dokter dapat memberi bayi suntikan zat yang disebut human normal immunoglobin (HNIG).

HNIG memberi Si Kecil dorongan antibodi campak jangka pendek yang dapat membantu meringankan gejala kerumut pada bayi.

Pada usia 6 bulan atau kurang, usia bayi terlalu dini untuk mendapatkan vaksin MMR.

Bayi akan memiliki beberapa antibodi campak dalam sistemnya sejak dia berada di dalam rahim Moms.

Antibodi yang diturunkan ini tidak cukup kuat untuk menghentikannya terkena campak, tetapi cukup kuat untuk mengganggu seberapa baik MMR bekerja untuk melindunginya.


2. Bayi 6-8 Bulan

Jenis pengobatan tergantung pada seberapa dekat bayi dengan virus.

Bayi harus mendapatkan HNIG jika dia berada di ruangan yang sama dengan penderita campak.

HNIG adalah pengobatan yang lebih baik untuk bayi pada usia ini yang memiliki risiko tertinggi tertular penyakit.

Bayi harus mendapat MMR jika ada wabah campak di daerah Moms dan Dads tinggal, tetapi Si Kecil belum pernah bersentuhan langsung dengan penyakit tersebut.

3. Bayi di Atas 9 Bulan

Dokter dapat memberi bayi vaksin MMR standar, idealnya dalam tiga hari setelah terpapar.

Jika bayi lahir prematur, ia masih dapat mengalami HNIG sebelum enam bulan, atau MMR setelah 6 bulan.

Bahkan jika bayi Anda pernah menderita campak, atau dosis awal vaksin MMR, ia tetap perlu diimunisasi pada usia 13 bulan, sejalan dengan program vaksinasi anak.

MMR bekerja paling baik jika diberikan sekitar 13 bulan, karena pada saat itu antibodi yang diambil bayi sejak di dalam rahim seharusnya sudah menghilang dari tubuhnya.

Vaksin kerumut sangat aman dan efektif mencegah penyakit campak.

Vaksin, seperti obat apapun, dapat memiliki efek samping. Ini biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya.

Tidak ada hubungan antara suntikan MMR dan autisme.

Para ilmuwan di Amerika Serikat dan negara lain telah mempelajari suntikan MMR dengan cermat.

Tidak ada yang menemukan hubungan antara autisme dan suntikan MMR.

Baca Juga: Vaksin Cacar Air: Jenis, Usia Ideal, Efek Samping, dan Biaya Layanan

Perawatan Rumahan Kerumut pada Bayi

Ruam Merah pada Kulit (Orami Photo Stocks)
Foto: Ruam Merah pada Kulit (Orami Photo Stocks)

Setelah bayi mengalami gejala campak, hal terbaik yang dapat Moms dan Dads lakukan adalah membuatnya tetap nyaman karena penyakitnya akan segera sembuh.

Campak adalah virus, jadi tidak dapat diobati dengan antibiotik.

Bayi akan menjadi lebih baik dalam waktu sekitar satu minggu.

Inilah yang dapat Moms juga Dads lakukan untuk membuat buah hati lebih nyaman, dan untuk mempercepat pemulihannya:

1. Perbanyak Istirahat

Ketika Si Kecil mengalami kerumut pada bayi. Pastikan agar dia banyak beristirahat agar mempercepat proses pemulihan.

2. Hindari Keramaian

Dikarenakan kerumut pada bayi termasuk virus yang mudah menular, maka jauhkan Si Kecil dari pusat penitipan anak.

Hindari pertemuan dengan anak-anak lain setidaknya 4 hari setelah timbul ruam agar tidak menularkan ke orang lain.

3. Antisipasi Dehidrasi

Moms dan Dads, cobalah untuk memastikan Si Kecil tidak mengalami dehidrasi.

Ingat, tawarkan banyak ASI atau berikan susu formula jika anak mau.

Bila anak sudah makan, siapkan makanan yang biasa ditambah air agar terhindari dari dehidrasi.

4. Pereda Demam

Berikan Si Kecil parasetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam, nyeri, dan nyeri.

Moms dapat memberi bayi parasetamol sejak 2 bulan jika ia lahir setelah 37 minggu dan beratnya lebih dari 4 kg.

Di samping itu, Moms dan Dads dapat memberinya ibuprofen pada bayi jika dia berusia tiga bulan atau lebih, dengan beratnya minimal 5 kg.

Tanyakan kepada apoteker atau dokter jika tidak yakin dengan dosisnya.

Seorang dokter dapat memberi saran tentang pilihan untuk anak kecil. Anak-anak di bawah 16 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi aspirin.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Cottage di Bandung, Dekat Wisata Alam!

5. Obati Batuk

Untuk meredakan batuk bayi, letakkan semangkuk air panas di kamarnya untuk menciptakan kelembapan atau humidifier.

Obat batuk tidak akan membantu batuknya, dan bahkan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti reaksi alergi.

Jika Si Kecil berumur satu tahun atau lebih, Moms atau Dads bisa memberinya madu dan lemon.

Campurkan satu sendok teh jus lemon dengan dua sendok teh madu dalam segelas air hangat untuk diminumkan serta mengurangi gatal dari tenggorokan.

6. Obat Tetes Hidung

Jika Si Kecil saat mengalami kerumut pada bayi seperti kesulitan minum, atau makan, karena hidungnya tersumbat, Moms bisa mencoba obat tetes hidung saline.

Obat tetes ini bisa membantu mengencerkan lendir. Namun, mereka hanya pantas untuk dicoba jika bayi menoleransinya dengan baik.

Obat tetes mungkin tidak sepadan jika hanya membuat Si Kecil merasa kesal hingga menangis meraung-raung.


7. Bersihkan Mata

Ketika mengalami kerumut pada bayi, tak jarang beberapa anak mengalami mata merah atau kotor.

Maka bersihkan kotoran dengan kapas yang dibasahi air. Redupkan lampu jika mata cukup sensitif.

8. Cahaya Redup di Dalam Ruangan

Bintik merah dan ruam pada campak bisa membuat bayi sangat sensitif terhadap cahaya terang.

Dengan membuat seluruh ruangan remang-remang, bayi bisa mulai merasa nyaman dan tidur nyenyak.

9. Jaga Kebersihan

Virus campak cukup kuat dan efektif dan bertahan di udara atau di permukaan selama beberapa jam.

Jumlah waktu itu cukup untuk menempel pada orang lain dan menginfeksi mereka.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan benda dan permukaan adalah garis pertahanan pertama.

Mencuci tangan setelah keluar dari rumah, menjaga kebersihan semua benda yang sering digunakan, sangat membantu mencegah masuknya virus.

Baca Juga: Bayi Berenang: Kapan Usia yang Tepat dan Apa Saja Manfaatnya?

Kapan Harus Ke Dokter?

Dokter Periksa Bayi
Foto: Dokter Periksa Bayi (Orami Photo Stock)

Jika menderita kerumut pada bayi, maka Moms dan Dads harus mewaspadai tanda-tanda komplikasi serius.

Tanda-tanda masalah yang lebih serius sehingga mengharuskan ke dokter meliputi:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada tajam yang terasa lebih buruk saat bernapas
  • Batuk darah
  • Kantuk
  • Kebingungan
  • Kejang

Campak adalah penyakit yang cukup parah dan dapat menyebabkan stres dan kesedihan bagi orang tua melihat bayinya menderita.

Melengkapi jadwal vaksinasi dan menjaga imunitas tubuh Si Kecil adalah cara terbaik untuk memastikan kesehatan anak aman dan terjamin.

Meski begitu, vaksin campak tidak diberikan kepada anak-anak sampai mereka berusia minimal 12 bulan.

Bayi mendapatkan perlindungan dari campak melalui kekebalan pasif, yang diberikan dari ibu ke anak melalui plasenta dan selama menyusui.

Namun, penelitian dari BMJ pada 2010, telah menunjukkan bahwa kekebalan ini dapat hilang hanya dalam waktu 2,5 bulan setelah lahir atau saat menyusui dihentikan.

Baca Juga: 8 Resep Makanan Balita 1-2 Tahun yang Penuh Gizi dan Enak

Sehingga, Moms dan Dads tetap harus waspada dengan kerumut pada bayi, jangan sampai lengah.

Bila sudah mulai menunjukkan gejala segera hubungi dokter, ya!

Semoga informasi ini dapat bermanfaat ya, Moms.

  • https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/measles
  • https://www.cdc.gov/vaccines/parents/diseases/measles.html?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fvaccines%2Fparents%2Fdiseases%2Fchild%2Fmeasles.html
  • https://www.healthline.com/health-news/measles-immunity-for-infants-may-last-only-3-months#Surprising-results
  • https://www.healthline.com/health-news/measles-immunity-for-infants-may-last-only-3-months#Surprising-results
  • https://www.healthychildren.org/English/safety-prevention/immunizations/Pages/Protecting-Your-Baby-from-a-Measles-Outbreak-FAQs.aspx
  • https://www.babycentre.co.uk/a1014746/measles-in-babies
  • https://www.bmj.com/content/340/bmj.c1626

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.