Kisah Mila, Doula Pendamping Persalinan Artis-artis Indonesia
Nama Jamillatus Sa’diyah atau yang lebih akrab disapa Mila begitu dikenal di kalangan selebriti. Beberapa nama besar pernah menggunakan jasanya sebagai doula atau pendamping persalinan. Sebut saja Nagita Slavina, Olivia Jensen Lubis, dan yang terbaru Nycta Gina.
Perkenalan Mila dengan para selebriti Tanah Air itu terjadi karena sejak dulu, sudah banyak seleb yang mengambil kelas hypno-birthing Lanny Kuswandi. Dari kelas itu juga, para selebriti mengenal profesi doula.
Mila bercerita, sebelum bersalin, Olivia sempat melihat persalinan temannya di Bandung yang sangat nyaman dan tenang. Saat itu, proses persalinannya didampingi Tantri Maharini Setyorini yang merupakan tim doula dari ProV Clinic.
“Melihat itu, Mbak Olivia jadi bertekad dan termotivasi juga untuk melahirkan dengan nyaman. Sehingga mengikuti kelas prenatal gentle yoga, hypno-birthing dan doula dari ProV Clinic,” cerita Mila kepada Orami.
Sedangkan perkenalan Mila dengan Gina terjadi saat Gina mengambil kelas privat prenatal gentle yoga. Gina menghubungi Mila agar membantunya mengurangi keluhan saat hamil. “Dia juga berencana untuk VBAC,” tuturnya.
Sejak mendampingi banyak selebriti, nama Mila semakin ramai diperbincangkan. Pada Orami, Mila pun menceritakan kisahnya menjadi doula dan membantu persalinan banyak artis Indonesia. Yuk kita simak!
Awal Mula Menjadi Doula
foto: instagram.com/jamilatus.sadiyah
Awalnya, Mila yang merupakan lulusan Akademi Kebidanan Cipto Mangunkusumo berprofesi sebagai bidan. Saat berprofesi sebagai bidan, Mila bertemu dengan Lanny Kuswandi di ProV Clinic.
Lanny kemudian mengajak Mila bergabung untuk mendampingi klien klien hypno-birthing agar bersalin dengan nyaman lancar dan alami.
Saat memulai praktik menjadi doula di 2014, Mila masih juga menjalani profesi sebagai bidan di salah satu klinik bersalin di Jakarta.
Namun, awal tahun ini Mila memutuskan untuk fokus pendampingan persalinan, prenatal gentle yoga, serta Childbirth Educator Hypno-birthing sebagai doula.
Waktu menjadi alasan utama mengapa akhirnya Mila harus memilih satu profesi saja. Setiap minggunya, jadwal kegiatan Mila sangat padat.
Di sisi lain, Mila ternyata lebih tertarik untuk lebih banyak berperan dalam edukasi, persiapan, dan pendampingan persainan.
“Peran ini masih sangat jarang dilakukan. padahal, sangat dibutuhkan agar proses persalinan menjadi nyaman, lancar, dan alami,” ujar wanita 24 tahun itu.
Mila menilai, proses persalinan menjadi proses penting di awal kehidupan seseorang. Proses persalinan mempunyai dampak terhadap memori janin, dan kehidupannya.
“Sehingga jika dipersiapkan agar prosesnya minim trauma, ramah jiwa, dan penuh cinta tentunya kita akan memiliki generasi yang lebih baik,” lanjutnya.
Baca Juga: Apa Bedanya Bidan dan Doula dalam Membantu Calon Ibu Selama Hamil Hingga Melahirkan?
Peran Doula Saat Persalinan
foto: instagram.com/jamilatus.sadiyah
Meski doula dan bidan adalah dua profesi yang beda, Mila mengatakan bahwa sebagian materi doula ada di materi kebidanan yang ia pelajari di perguruan tinggi.
Namun memang, materi terkait doula tidak terlalu dalam di bahas saat berkuliah di jurusan kebidanan. “Jadi masih perlu update ilmu,” kata anak ketiga dari lima bersaudara itu.
Untuk melengkapi ilmunya, Mila lantas mengikuti training Private Mid-Doula (professional gentlebirth assistant) dengan Lanny Kuswandi.
Mila juga mengikuti pelatihan bersertifikat yang di mendapatkan SKP dari PP IBI Pusat Hypno-birthing untuk persiapan mental (emosi dan motivasi), Optimalisasi Posisi Janin (Spinning Babies), Prenatal Gentle Yoga, Quantum Touch, dan Acupressure.
Berbeda dengan bidan yang membantu proses medis dalam persalinan, doula lebih memberikan kekuatan pada si ibu yang akan bersalin.
Doula berperan memberikan penguatan secara fisik, psikis, emosional, mental, dan spiritual. Dengan begitu, ibu hamil dan suami lebih percaya diri menghadapi persalinan dengan nyaman dan lancar.
Di tempat Mila bekerja, ProV Clinic, proses pendampingan dimulai dalam kelas Hoistic Childbirth Education (Hypno-birthing Class). Kelas ini bisa diikuti sedini mungkin. Di sini, ibu hamil dan suami belajar secara holistik (body, mind, spirit).
Mulai dari afirmasi, rileksasi hypno-birthing, teknik pernapasan, komunikasi dengan janin, trauma helaing, peran suami dalam persalinan, comfort techniques during labor, teknik optimalisasi janin, proses persalinan secara natural, hingga proses menyusui dan pemulihan pasca persalinan.
Baca Juga: Mengenal Doula dan Perannya dalam Persalinan
Kekuatan Kata-kata Positif
foto: instagram.com/bukaan.moment
The power of words juga menjadi kunci dari suksesnya pendampingan seorang doula. Saat mendampingi persalinan, Mila tidak henti-hentinya mengucapkan kata-kata positif untuk si ibu dan suaminya.
Menurut Mila, afirmasi positif sangat penting saat persalinan, ini juga dipelajari dalam kelas hypno-birthing.
“Saat persalinan, jiwa bawah sadar kita terbuka dan lebih mudah merangkum kata kata positif,” terangnya.
Ada beberapa kata yang selalu diucapkan Mila saat mendampingi persalinan. Seperti “Setiap nafas, tenang rileks”, “Setiap senyum, mulut rahim mudah membuka”, “Saat dipeluk, tenang yah”, “Sabar, semua terbayar saat lihat wajah adik bayi, setiap momennya dinikmati karena tidak akan terulang”, “Adik bayi juga berjuang di dalam, mama bantu tenang”, dan “Gelombang cinta makin intens dan kuat, artinya sebentar lagi ketemu adik bayi”.
Baca Juga: Inspiratif! 6 Bidan Indonesia Ini Memiliki Kisah Perjuangan yang Mengagumkan
Pendampingan Paling Berkesan
foto: instagram.com/jamilatus.sadiyah
Hingga saat ini, sudah lebih dari 250 ibu hamil yang proses persalinannya didampingi Mila. Persalinan pertama yang didampingi Mila bukanlah kasus mudah. Ia harus mendampingi seorang ibu untuk proses persalinan Vaginal Birth After Caesarian (VBAC) alias persalinan normal setelah sesar.
Bayi yang dilahirkan pun cukup besar, beratnya mencapai 4 kg. Kesabaran, niat, dan ketenangan menjadi kunci agar proses berjalan lancar.
“Alhamdulillah prosesnya lancar, nyaman, dan berhasil VBAC,” ungkap perempuan kelahiran Jakarta, 12 Desember 1993 itu.
Hal itu membuat mila semakin semangat untuk mendampingi persalinan lainnya. Ia menjadi paham betul bahwa untuk mendapatkan persalinan yang nyaman kuncinya di diri kita sendiri.
“Perempuan perlu memberdayakan diri secara holistik, body, mind, dan spiritual,” tuturnya.
Dari ratusan itu, ada tiga proses persalinan yang paling berkesan buat Mila. Pertama adalah proses persalinan yang memakan waktu selama 3 hari 2 malam. Dari sana, Mila belajar bersabar, pasrah, dan percaya dengan kekuatan si ibu dan janin.
“Persalinan berkesan lainnya adalah saat aku mendampingi ibu yang ketubannya pecah dini, ada lilitan tali pusat satu kali, serta tidak ada kontraksi.”
Dokter memberi waktu beberapa jam. Jika tetap tidak ada kontraksi, si ibu akan diinduksi. “Di situ, kami rileksasi dan komunikasi dengan janin. Setelah itu kontraksi datang secara alami. Benar-benar magical moment,” ucap Mila.
Persalinan paling berkesan yang terakhir adalah persalinan Olivia Jansen. Menurut Mila, sepanjang proses persalinan, Olivia selalu tersenyum.
Bahkan tanpa kerutan sedikit pun. “Cantik sekali. Auranya bersinar dan glowing. Prosesnya smooth, penuh cinta, tenang, dan bahagia,” tutupnya.
(AND)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.