Kisah Nabi Yakub, Ayah Penyabar yang Sayang Keluarga
Kisah Nabi Yakub sama seperti kisah nabi lainnya yang pasti bisa menjadi teladan untuk kehidupan sehari-hari.
Keteladanan sikap dan sifat para nabi wajib diceritakan pada Si Kecil ya, Moms.
Nabi Yakub adalah seseorang yang bijaksana dan sayang terhadap keluarga.
Baca Juga: Kisah Nabi Daud, Nabi Sekaligus Raja yang Pemberani dan Cerdik
Kisah Nabi Yakub
Nabi Yakub adalah anak kandung dari Nabi Ishaq dengan Rafqa. Ia juga cucu Nabi Ibrahim.
Mengutip dari Sunnah Online, Yakub memiliki saudara kembar bernama Al-Aish.
Perilaku dan perangai keduanya berbeda jauh dan hubungan keduanya tidak baik.
Saudara kembaranya itu sangat iri dan dengki terhadap Nabi Yakub karena lebih disayang oleh kedua orang tua mereka.
Pada suatu hari Nabi Ishaq meminta Al-Aish untuk menyiapkan makanan sehingga pergilah dia berburu.
Rafqa yang mendengar permintaan Nabi Ishaq tersebut kemudian meminta Nabi Yakub untuk menyembelih domba terbaik mereka.
Nabi Ishaq yang tidak dapat melihat hanya mengetahui bahwa yang mengantarkan makanan untuknya adalah Al-Aish, anak yang dia perintahkan sebelumnya.
Selang satu jam, Al-Aish datang dan membawa makanan sesuai permintaan Nabi Ishaq.
Lantaran merasa sudah mendapatkan makanan, berkatalah Nabi Ishaq bahwa makanan sudah diantar.
Al-Aish yang mengetahui bahwa saudaranya sudah lebih dahulu, marah dan mengancam akan membunuh Nabi Yakub jika ayah mereka sudah meninggal.
Atas permintaan Rafqa, ibunya, Nabi Yakub pergi ke rumah pamannya bernama Laban.
Singkat cerita, Nabi Yakub muda tinggal bersama keluarga sang paman.
Baca Juga: Kisah Nabi Adam: Manusia dan Nabi Pertama yang Diciptakan oleh Allah SWT
Kisah Keluarga Nabi Yakub
Paman Laban punya dua orang anak, yakni Layya dan Rahel.
Sang paman berjanji akan menikahkan Nabi Yakub dengan salah satu putrinya.
Kisah Nabi Yakub dalam memulai keluarga pun dimulai.
Nabi Yakub memilih Rahel, tetapi sang paman melarang dan meminta Nabi Yakub untuk menikahi Layya terlebih dahulu.
Boleh saja jika Nabi Yakub ingin menikahi Rahel, tetapi harus bekerja tujuh tahun. Akhirnya, Nabi Yakub menikahi dua putri pamannya.
Lantaran belum juga memiliki keturunan, Nabi Yakub akhirnya menikahi dua perempuan yang kerap membantu Layya dan Rahel.
Dari 4 istri tersebut, Nabi Yakub memiliki 12 orang anak. Salah anaknya adalah Nabi Yusuf yang dikenal dengan ketampanannya.
Yusuf yang lahir dari rahim Rahel adalah anak yang paling disayanginya.
Paras tampan rupawan dan sikap yang santun membuat Yusuf menjadi anak kesayangan Nabi Yakub.
Inilah yang kemudian menimbulkan rasa iri anak-anak Nabi Yakub lainnya.
Kisah Kebutaan Nabi Yakub karena Sedih Kehilangan Yusuf
Moms, salah satu keteladanan Nabi Yakub yang bisa kita ambil hikmahnya adalah kesabaran sejati.
Bahkan, akibat ulah anak-anaknya sendiri, Nabi Yakub tidak pernah marah.
Nabi Yakub, sebagaimana diceritakan Islam Religion, mengalami kebutaan akibat kesedihan yang mendalam.
Di masa tuanya, Nabi Yakub mengalami kebutaan karena terlalu sering menangisi Yusuf, sang anak yang hilang tanpa kabar.
Suatu hari, Yusuf diajak oleh saudara-saudaranya untuk berjalan-jalan.
Nabi Yakub yang sudah renta mengizinkan kendati ada rasa khawatir karena sikap saudara-saudara Yusuf yang kurang baik.
Saudara Yusuf yang punya rasa iri kemudian membuang Yusuf ke sumur tua.
Ia mengatakan kepada Nabi Yakub bahwa Yusuf meninggal dunia akibat diterkam binatang buas.
Salah satu kelebihan Nabi Yakub adalah mampu menafsirkan mimpi.
Seperti mimpi yang dialami Nabi Yusuf sebelum dia dibuang oleh saudara-saudaranya.
Ini dikisahkan dalam alquran surat Yusuf ayat 4-6:
اِذْ قَالَ يُوْسُفُ لِاَبِيْهِ يٰٓاَبَتِ اِنِّيْ رَاَيْتُ اَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَّالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَاَيْتُهُمْ لِيْ سٰجِدِيْنَ
Artinya (4):
"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."
قَالَ يٰبُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُءْيَاكَ عَلٰٓى اِخْوَتِكَ فَيَكِيْدُوْا لَكَ كَيْدًا ۗاِنَّ الشَّيْطٰنَ لِلْاِنْسَانِ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Artinya (5):
"Dia (ayahnya) berkata, “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan itu musuh yang jelas bagi manusia."
وَكَذٰلِكَ يَجْتَبِيْكَ رَبُّكَ وَيُعَلِّمُكَ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِ وَيُتِمُّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكَ وَعَلٰٓى اٰلِ يَعْقُوْبَ كَمَآ اَتَمَّهَا عَلٰٓى اَبَوَيْكَ مِنْ قَبْلُ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْحٰقَۗ اِنَّ رَبَّكَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
Artinya (6):
"Dan demikianlah, Tuhan memilih engkau (untuk menjadi Nabi) dan mengajarkan kepadamu sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan (nikmat-Nya) kepadamu dan kepada keluarga Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak.
Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui, Mahabijak-sana."
Kisah Teladan Nabi Yakub
Kisah Nabi Yakub menawarkan beberapa pelajaran moral dan teladan seperti berikut ini:
1. Kesabaran dan Ikhlas dalam Penderitaan
Dari kisah Nabi Yakub kita belajar tentang kesabaran.
Nabi Yakub mencintai anak-anaknya meskipun mengalami penderitaan, mengingatkan kita untuk menerima kehendak Allah dengan ikhlas dan hanya mengeluh kepada-Nya.
Beliau tidak pernah menyalahkan Allah atas ujian yang diterimanya dan selalu mendorong anak-anaknya untuk beribadah.
2. Pengampunan dan Rekonsiliasi
Dalam kisah Nabi Yakub, meskipun ia melakukan kesalahan, Nabi Yakub mencari pengampunan dan berusaha untuk berdamai.
Ini mengajarkan pentingnya mengakui kesalahan, memohon maaf, dan memperbaiki hubungan yang retak.
3. Keimanan dan Kegigihan
Di tengah cobaan yang dialami seperti pengasingan, konflik keluarga, dan kehilangan, Nabi Yakub tetap beriman.
Dia menanggung kesulitan, percaya pada rencana Allah SWT.
Ini menekankan pentingnya iman selama masa-masa sulit dan mempercayai tujuan yang lebih tinggi.
Baca Juga: Kisah Nabi Yusuf dan Zulaikha, Tentang Jodoh Tak Kemana
4. Keluarga dan Tanggung Jawab
Nabi Yakub memprioritaskan keluarganya, menghadapi bahaya untuk bersatu kembali dengan Yusuf.
Ini menyoroti pentingnya ikatan keluarga dan mengambil tanggung jawab atas orang yang dicintai.
5. Persaudaraan dan Kerjasama
Meski anak-anak Nabi Yakub berselisih, akhirnya mereka belajar untuk bekerja sama dan memperbaiki hubungan.
Hal ini mengajarkan pentingnya persaudaraan dan kerjasama dalam keluarga.
6. Mengajarkan Anak untuk Patuh Ajaran Islam
Hingga akhir hayat, Nabi Yakub terus mengingatkan anak-anaknya akan pentingnya ibadah dan mematuhi ajaran Islam.
Kisah Nabi Yakub mengajarkan keteguhan hati dan ketakwaan.
Dari penderitaan kehilangan putranya Yusuf, Nabi Yakub menunjukkan kesabaran yang tiada tara dan keikhlasan dalam menerima takdir Allah.
Kesetiaannya dalam berdoa dan beribadah tidak perlu diragukan lagi.
Keinginannya untuk selalu mengingatkan anak-anaknya tentang pentingnya ibadah kepada Allah juga menjadi teladan bagi kita semua.
- https://sunnahonline.com/library/stories-of-the-prophets/296-story-of-prophet-yaqub
- https://theislamicinformation.com/stories/full-story-prophet-yaqub-life-events/
- https://www.islamreligion.com/articles/10811/story-of-prophet-jacob/
- https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_15-10-2020_5f886361cf68e.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.