9 Jenis Kucing Hutan di Indonesia, Wajib Dilestarikan!
Kucing biasanya menjadi hewan peliharaan kesayangan di rumah. Namun, ada juga lho, kucing liar, seperti kucing hutan yang tinggalnya di alam bebas.
Bahkan, Indonesia sendiri memiliki beberapa jenis atau spesies kucing hutan. Di mana beberapa di antaranya termasuk dalam hewan yang dilindungi.
Penasaran, kan, dengan jenis-jenis kucing hutan di Nusantara ini? Simak artikel di bawah untuk menemukan jawabannya.
Jenis Kucing Hutan di Indonesia
Inilah beberapa jenis wild cat atau spesies kucing liar Indonesia yang tinggalnya di alam terbuka seperti hutan.
1. Macan Dahan Kalimantan
Macan dahan Kalimantan dapat ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatra.
Di Kalimantan, macan dahan bisa ditemui di hutan hujan dataran rendah dan dalam kepadatan yang lebih rendah di hitan tebang.
Sementara di Sumatra, tampaknya mereka ada lebih banyak di daerah perbukitan dan pegunungan.
Jenis kucing hutan yang satu ini memiliki tubuh yang kuat dengan berat sekitar 12-25 kg dan panjang sekitar 90 cm.
Gigi taringnya juga sangat besar, bahkan lebih besar daripada kucing lainnya.
Ekornya panjang dan membantu mereka menjaga keseimbangan.
Sementara bulunya memiliki pola oval tak beraturan dengan tepi yang hitam dan banyak titik-titik hitam di dalamnya, yang membuatnya terlihat gelap.
2. Kucing Batu
Dikutip dari laman Restorasi Ekosistem Riau, kucing batu merupakan salah satu dari lima spesies kucing liar yang telah ditemukan di Semenanjung Kampar, Riau, Indonesia.
Mereka adalah hewan asli yang berasal dari timur Himalaya hingga Asia Tenggara dan juga bisa ditemui di Indonesia.
Kucing batu diperkirakan sering berada di atas pohon, sehingga jarang terlihat oleh manusia.
Mereka adalah hewan yang sangat teritorial, dan wilayah mereka biasanya mencakup area sekitar 2,2 mil persegi.
Kucing batu dan macan dahan memiliki tampilan yang serupa karena keduanya memiliki pola totol pada bulu mereka.
Bulu kedua kucing hutan ini lebat dan halus dengan berbagai warna, mulai dari abu-abu hingga cokelat kemerahan dengan totol berukuran besar yang lebih pucat di tengahnya.
Mereka memiliki totol hitam di kaki dan beberapa garis hitam di kepala dan leher.
Kucing batu juga memiliki kepala yang pendek dan bulat dengan dahi lebar dan mata besar.
Seperti macan dahan, mereka memiliki gigi taring atas yang besar.
Ekornya panjang dan berbulu tebal, cocok untuk kehidupan mereka di pohon-pohon.
Kucing batu bahkan menunjukkan ekornya dalam posisi mendatar saat berjalan, mirip dengan kebiasaan macan dahan.
Dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), kucing batu sempat digolongkan sebagai spesies Rentan (Vulnerable) berdasarkan kajian tahun 2008.
Namun dalam kajian tahun 2015 status spesies ini membaik menjadi Hampir Terancam (Near Threatened).
Satwa ini juga termasuk hewan yang dilindungi berdasarkan Appendix I Convention on International Trade in Endangered Species (CITES).
3. Kucing Emas
Kucing hutan selanjutnya adalah kucing emas yang juga dikenal dengan sebutan golden cat atau fire cat.
Jenis kucing ini termasuk dalam daftar hewan yang perlu dilindungi karena risiko kepunahannya.
Biasanya, mereka hidup tersebar dari daerah Tibet, Nepal, Cina, Burma, Thailand sampai Indocina, Malaysia, Sumatra, dan juga Afrika.
Melansir laman Balai KSDA Sumatera Selatan, kawasan konservasi yang teridentifikasi sebagai habitat dari spesies dilindungi ini adalah kawasan Suaka Margasatwa (SM) Isau-Isau dan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Ciri khas kucing emas adalah warna tubuh mereka yang cokelat hingga emas, sesuai dengan namanya, meskipun ada juga yang berwarna abu-abu atau cokelat tua.
Ukuran tubuhnya sedang dengan berat sekitar 8-12 kg dan panjang tubuh mencapai 1,2 meter.
4. Kucing Bakau
Kucing bakau termasuk dalam salah satu jenis kucing hutan yang bisa ditemukan di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Hingga pada tahun 2008, IUCN (International Union for Conservation of Nature) mengatakan bahwa kucing ini sangat terancam punah.
Sebab, banyak tinggal di tempat-tempat basah, seperti di hutan rawa, hutan bakau, atau hutan dekat perairan dan daerah ini sering digunakan oleh manusia.
Selama sepuluh tahun terakhir, jumlah kucing bakau di berbagai tempat di Asia mengalami penurunan yang besar.
Panjang tubuhnya biasanya sekitar 57-78 cm, dengan ekor yang pendek sekitar 20-30 cm. Kucing bakau bisa memiliki berat antara 5-16 kg.
Bagian bawah tubuh kucing bakau berwarna putih, dan bagian belakang telinga mereka berwarna hitam dengan bintik-bintik putih di tengahnya.
Terdapat juga sepasang garis gelap di sekitar tenggorokan kucing bakau dan beberapa cincin hitam di ekor.
5. Kucing Kuwuk (Leopard Cat)
Kucing kuwuk, yang juga dikenal sebagai leopard cat dalam bahasa Inggris, adalah salah satu spesies kucing liar yang bisa ditemukan di berbagai bagian Asia. Nama ilmiahnya adalah Prionailurus bengalensis.
Melansir laman Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, persebaran kucing ini mulai dari wilayah Rusia, Korea, China, India, Pakistan, Filipina, dan Indonesia.
Mereka menghuni berbagai tipe habitat, termasuk hutan tropis, sabana, dan hutan bakau.
Seperti namanya, leopard cat memiliki bulu dengan pola bintik-bintik seperti leopard, meskipun ukurannya jauh lebih kecil dari leopard sejati.
Panjang tubuhnya berkisar antara 38-66 cm, dengan ekor yang panjangnya sekitar 20-36 cm. Berat mereka berkisar antara 0,5 hingga 7 kg, tergantung pada subspesies dan lokasi.
Kucing kuwuk adalah karnivora yang makanannya antara lain tikus, burung, dan serangga.
Mereka juga kadang-kadang memakan reptil dan amfibi.
Mereka adalah hewan yang aktif terutama di malam hari dan memiliki sifat yang cenderung pemalu dan sulit dilihat.
6. Macan Tutul Jawa
Selanjutnya, ada macan tutul Jawa yang juga termasuk dalam salah satu spesies kucing hutan di Indonesia.
Dikutip dari laman resmi Balai Taman Nasional Meru Betiri, macan tutul Jawa hanya bisa ditemukan di Pulau Jawa, Kangean, Nusa Kambangan, dan Pulau Sempu.
Macan tutul Jawa dilindungi oleh undang-undang dan dianggap sebagai spesies yang sangat terancam punah.
Mereka memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan di Pulau Jawa setelah Harimau Jawa punah, sehingga dianggap sebagai spesies kunci.
Populasi Macan tutul Jawa diperkirakan terus menurun karena hilangnya habitat mereka dan fragmentasi hutan.
Beberapa perkiraan menyebutkan bahwa populasi mereka di kawasan konservasi di Pulau Jawa hanya sekitar 350 hingga 700 ekor.
Dibandingkan dengan jenis macan tutul lainnya, macan tutul Jawa memiliki ukuran yang paling kecil.
Macan tutul Jawa memiliki indera penglihatan dan penciuman yang sangat tajam.
Mereka adalah hewan soliter, yang berarti mereka lebih suka hidup sendiri kecuali saat musim kawin.
Macan tutul ini aktif berburu mangsa di malam hari dan mangsanya biasanya hewan-hewan kecil seperti kijang dan babi hutan.
Setelah berhasil menangkap mangsa, mereka sering menyimpannya di atas pohon untuk dimakan nanti.
7. Kucing Tandang
Kucing tandang, atau yang lebih dikenal dengan kucing kepala datar, adalah salah satu spesies kucing hutan yang dapat ditemui di Indonesia.
Berbeda dengan jenis kucing domestik pada umumnya, kucing ini memiliki ukuran yang kecil, telinga bulat yang kecil, dan ekor yang pendek.
Bulunya tebal dan lembut, dengan warna cokelat kemerahan di bagian atas kepala dan cokelat tua di punggungnya.
Ujung rambutnya yang berwarna putih memberikan kesan seperti beruban pada bulunya.
Namun, yang membuat kucing tandang begitu menarik adalah cara uniknya dalam berburu.
Mereka biasanya membenamkan kepalanya hingga 12 cm di bawah air untuk menangkap mangsa, seperti ikan, katak, atau crustacea.
8. Harimau Sumatera
Harimau sumatra (Panthera tigris sondaica) adalah salah satu jenis kucing hutan terbesar dan satu-satunya subspesies harimau Sunda yang masih bertahan hidup hingga kini.
Hewan ini endemik di Pulau Sumatra, Indonesia, dan memiliki status konservasi yang sangat terancam punah (critically endangered) akibat kehilangan habitat dan perburuan.
Harimau sumatra hidup di berbagai tipe hutan, mulai dari hutan dataran rendah, lahan gambut, hingga hutan pegunungan di Sumatra, dengan populasi terbesar ditemukan di Pegunungan Bukit Barisan.
Harimau sumatra memiliki ciri khas dengan tubuh yang lebih kecil dibandingkan subspesies harimau lainnya.
Warna bulunya lebih gelap, mulai dari kuning kemerahan hingga oranye tua, dengan belang hitam yang rapat dan tegas.
Hal ini membantunya untuk berkamuflase di lingkungan hutan lebat Sumatra.
9. Kucing Merah
Kucing merah Kalimantan (Catopuma badia) adalah salah satu jenis kucing hutan yang sangat langka dan endemik di Pulau Kalimantan.
Berbeda dari kebanyakan kucing hutan lainnya, kucing merah memiliki warna bulu yang khas, yaitu cokelat kemerahan, dengan ekor yang panjang dan meruncing.
Kucing merah termasuk dalam kelompok kucing kecil dan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dibandingkan spesies kucing besar lainnya, dengan berat rata-rata sekitar 3–4 kg.
Sebagai kucing hutan, kucing merah Kalimantan hidup di berbagai tipe habitat, seperti hutan dataran rendah, hutan rawa, hingga perbukitan dengan ketinggian mencapai 1.500 meter.
Mereka dikenal sebagai hewan yang nokturnal, lebih aktif di malam hari, dan memiliki sifat yang sangat pemalu dan sulit ditemukan.
Hal ini membuat kucing merah jarang terlihat oleh manusia, bahkan di habitat aslinya.
Dengan perilaku dan populasi yang cenderung tersembunyi, kucing merah sering kali sulit didokumentasikan, sehingga informasi mengenai spesies ini masih sangat terbatas.
Baca Juga: Karaktaristik Kucing Bengal yang Mirip Harimau dan Leopard!
Itu dia informasi seputar kucing hutan di Indonesia yang perlu Moms dan Si Kecil ketahui.
Salah satu ancaman utama bagi kucing hutan adalah perubahan habitat akibat deforestasi, kerusakan habitat dan perburuan.
Di beberapa daerah, kucing hutan diburu untuk diambil bulunya atau dijadikan hewan peliharaan, meskipun hal ini ilegal di banyak negara.
Penting untuk melindungi dan melestarikan kucing hutan agar tetap bisa hidup dan berkembang biak di habitat aslinya.
- https://ksdae.menlhk.go.id/info/10714/kucing-hutan-bukan-kucing-biasa-.html
- https://harimaukita.or.id/2021/11/kucing-liar-dilindungi-sampai-kapan-terus-terusik/
- https://www.rekoforest.org/id/warta-lapangan/hidupan-liar-rer-kucing-batu/
- https://balaiksdasumsel.org/kucing-emas-pulau-panas
- https://merubetiri.id/website/detailkonten/24
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.