Mengenal Sulah Nyanda, Rumah Adat Banten Suku Baduy nan Unik
Moms, rumah adat Banten cukup terkenal dengan keunikan di setiap bangunannya, lho!
Salah satu rumat adat Banten yang terkenal adalah Sulah Nyanda yang merupakan rumah adat orang Baduy atau warga adat di Provinsi Banten.
Banten merupakan salah satu provinsi yang terletak di wilayah paling barat Pulau Jawa.
Provinsi ini sempat bergabung dengan Jawa Barat, lho. Namun semenjak terjadi pemekaran, Banten terpisah dari Jawa Barat dan berdiri sendiri.
Tak lengkap rasanya jika belum mengetahui keindahan dari rumah tradisional Banten. Yuk, cari tahu keunikannya di sini!
Baca Juga: Ragam Pakaian Adat Banten Suku Baduy, Sederhana tapi Sarat Makna
Tentang Rumah Adat Sulah Nyanda
Rumah adat Sulah Nyanda adalah bangunan tradisional yang dimiliki oleh suku Baduy di Provinsi Banten.
Nama "Sulah Nyanda" berasal dari bahasa Sunda, di mana "nyanda" berarti sikap bersandar, dan "sulah" merujuk pada atap rumah yang terbuat dari daun nipah yang dikeringkan.
Rumah ini memiliki bentuk empat persegi panjang dengan atap yang unik, terbuat dari anyaman daun nipah dan dihiasi dengan tanduk-tanduk yang terbuat dari ijuk (sabut aren).
Pembangunan rumah adat ini dilakukan dengan cara gotong royong menggunakan bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, dan batu kali, yang diatur untuk mengikuti kontur tanah.
Keunikan Rumah Adat Banten
Rumah adat Banten dikenal dengan nama Rumah Sulah Nyanda.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya rumah ini merupakan rumah adat tradisional suku Baduy yang mendiami Provinsi Banten.
Tentunya, masih banyak sejarah dan keunikan lain yang ada pada kebudayaan rumah ini.
Tertarik untuk mengetahuinya? Yuk, kenali bersama di bawah ini!
1. Menyatu dengan Alam
Fakta-fakta terkait rumah adat ada terdapat dalam buku berjudul Rumah Adat Nusantara (2017) karya Intania Poerwaningtias dan Nindya K. Surwanto.
Dijelaskan bahwa Rumah Sulah Nyanda masih menyatu dengan alam. Rumah adat Banten ini terbuat dari bahan-bahan yang berasal di sekitarnya.
Fondasi bangunannya terbuat dari batu dan pada bagian lantainya dibangun dari bambu yang dibelah.
Selain itu, di bagian dindingnya terbuat dari anyaman bambu.
Sedangkan, tiangnya dari balok kayu berukuran besar yang cantik. Hngga atapnya pun memakai bilah bambu dan ijuk yang dikeringkan.
Dari posisi pembangunan rumah adat Banten, Rumah Sulah Nyanda saling berhadapan yakni utara dan selatan.
2. Bangunan Mengikuti Kontur Tanah
Rumah adat Banten berbentuk rumah panggung. Sebab, hal ini karena mengikuti kontur lahan yang ada di Banten.
Sehingga, pada bagian penyangganya masing-masing memiliki ketinggian yang berbeda-beda.
Mengutip dari buku Mengenal Rancang Bangun Rumah Adat Indonesia (2017) karya Faris Al Faisal, tiang rumah adat ini tidak sama tingginya, Moms.
Di bagian tanah Rumah Sulah Nyanda, pada bagian tanah datar atau tinggi, tiang penyangga rumah adat Banten ini lebih rendah.
Namun, pada bagian tanah yang miring, tiang penyangganya lebih tinggi.
Tiang-tiang tersebut lantas menggunakan batu kali sebagai tumpuan dudukan agar stabil.
3. Batu Kali untuk Bahan Bangunan
Batu kali adalah komponen penting yang ada di lingkungan tempat tinggal suku Baduy.
Selain sebagai penyangga, batu kali juga dipakai untuk menahan tanah agar tidak longsor.
Melansir dari situs resmi Pemerintah Provinsi Banten, pembuatan rumah adat ini dilakukan bergotong-royong.
Tentunya, ini dengan memanfaatkan bahan baku dari alam.
Baca Juga: Selain Joglo, Inilah 7 Rumah Adat Jawa Timur Lainnya
4. Ikuti Aturan Budaya
Keunikan dari rumah adat Banten lainnya adalah pembangunannya yang menaati peraturan leluhur.
Hal ini dilakukan karena adanya aturan adat yang cukup kental.
Tujuannya, agar masyarakat yang membangun rumah tidak merusak alam sekitarnya.
Di samping itu, ini pun berlaku untuk menjaga kelestarian kampung Baduy.
Sehingga, setiap orang yang ingin membangun rumah harus mengikuti kontur dan kemiringan tanah.
Malahan, ini jadi ciri khas tersendiri untuk kampung Baduy.
5. Ruang Tamu Tradisional
Pada rumah adat Banten, terdapat beberapa bagian yang dibedakan berdasarkan kegunaannya.
Pada bagian depan Rumah Sulah Nyanda, disebut sosoro.
Area ini digunakan sebagai ruang tamu. Sebab, tamu tidak diperbolehkan masuk ke dalam rumah penghuni.
Selain itu, arena ini juga dipakai untuk tempat bersantai sekaligus menenun bagi kaum perempuan.
Bentuk area ini melebar ke samping dan terdapat beberapa lubang di lantai.
Baca Juga: 13+ Makanan Khas Banten Paling Nikmat, Wajib Coba!
6. Ruangan Khusus Keluarga
Seperti rumah pada umumnya, rumah adat Banten juga memiliki ruang tidur. Ini terdapat pada bagian tengah rumah Sulah Nyanda.
Ruangan tengah ini dipakai untuk tempat beristirahat atau pertemuan keluarga.
Biasanya, hanya anggota keluarga saja yang boleh memasuki ruangan privat ini.
Angin sepoi-sepoi yang sejuk dapat terasa meskipun tak memiliki ventilasi di dalamnya.
7. Ruang Hasil Panen
Sedangkan, pada bagian belakang rumah tradisional ini disebut imah.
Area ini digunakan sebagai tempat memasak dan menyimpan hasil ladang juga beras.
Tiap ruangan itu dilengkapi dengan lubang di bagian lantainya.
Lubang-lubang tersebut berfungsi sebagai sirkulasi udara. Hal ini karena Rumah Sulah Nyanda tidak memiliki ventilasi atau jendela.
Selain itu, ini dilakukan agar penghuni rumah yang ingin melihat luar harus keluar rumah.
Baca Juga: 10 Rumah Adat Jawa Tengah yang Unik dan Estetik, Wajib Tahu!
8. Konstruksi Bangunan Alami
Ada sejumlah konstruksi bangunan yang berbeda di rumah adat Banten dengan rumah adat lainnya di Indonesia.
Berikut penjelasannya berdasarkan setiap bahan bangunan:
- Fondasi
Pada rumah adat Banten, fondasinya menggunakan batu yang tidak dipecah atau ditanam lebih dulu.
Batu-batu tersebut adalah landasan tiang kayu rumah. Batu itu diambil di sekitar lokasi pembangunan rumah.
- Tiang
Pada bagian tiang, terbuat dari balok kayu berukuran besar.
Sedangkan, di bagian atas tutupnya dibuat dari bambu yang dipecah lalu diratakan.
Jika sedang beristirahat, masyarakat suku Baduy akan tidur tanpa alas atau lesehan menggunakan tikar pandan.
- Dinding
Di bagian dindingnya dibuat dari anyaman bambu yang berjarak. Sementara itu, pada bagian bawah dinding dibuat anyaman yang lebih rapat.
9. Atap Terbuat dari Ijuk
Menariknya lagi, rumah adat Banten atapnya terbuat dari bahan-bahan alami, lho!
Bagian atapnya terbuat dari bilah bambu juga ijuk yang dikeringkan. Sedangkan, untuk menutup atap, menggunakan anyaman dari daun nipah.
Daun nipah ini dinilai cukup kuat untuk melindungi rumah dari cuaca buruk.
10. Ukuran Rumah
Ukuran rumah adat Banten atau rumah Sulah Nyanda memang tidak ada aturan pasti, tetapi warga tidak dapat sembarang membangun rumah di tanah kosong.
Umumnya rumah Sulah Nyanda memiliki ukuran berkisar 7 m x 7 m, 9 m x 10 m, bahkan ada yang mencapai 12 m x 10 m.
Baca Juga: Terletak di Banten, Intip Indahnya Wisata Pantai Sawarna!
Mengenal Suku Baduy
Setelah mengetahui rumah adat Banten Sulah Nyanda, kini Moms perlu mengetahui informasi singkat mengenai para penghuni rumah adat ini atau Suku Baduy.
Suku Baduy adalah salah satu suku yang tinggal di wilayah Banten, Indonesia.
Di tengah perkembangan teknologi yang kian maju, suku ini tetap mempertahankan tradisi dan gaya hidup mereka yang konservatif dan terisolasi dari dunia modern.
Suku Baduy terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar.
Perbedaan di antara keduanya adalah kelompok Baduy Dalam adalah yang paling konservatif dan mempertahankan tradisi dan kepercayaan leluhur mereka secara ketat.
Baduy Dalam tinggal di kawasan hutan dan menjalani kehidupan yang sederhana dengan mengandalkan pertanian dan kerajinan tangan sebagai mata pencaharian mereka.
Sedangkan suku Baduy Luar tinggal di sekitar daerah sekitar Baduy Dalam dan memiliki sedikit pengaruh modern dalam gaya hidup mereka.
Hal ini terjadi karena mereka memiliki kontak yang lebih besar dengan dunia luar, namun tetap menjaga tradisi dan budaya.
Wisata di Provinsi Banten
Banten memiliki luas 9.663 km dengan jumlah populasi mencapai 13,16 juta jiwa.
Terletak di ibu kota Serang, memiliki destinasi paling terkenal di Banten yakni Pantai Anyer.
Selain digunakan sebagai tempat wisata, pantai ini juga kerap dipakai sebagai lokasi syuting sinetron hingga film.
Selain itu, ada juga beberapa tempat wisata lainnya seperti:
- Taman Nasional Ujung Kulon
- Tanjung Lesung
- Gunung Krakatau
- Pantai Sawarna dan lain-lain
Selain panorama alamnya yang indah, Banten juga terkenal dengan kebudayaannya yang kental.
Bahkan Baduy adalah salah satu suku yang tinggal di Banten hingga saat ini.
Masih melestarikan adat istiadatnya, termasuk cara hidup dan rumah adat yang ditinggalinya.
Baca Juga: Pantai Karang Bolong Banten, Ide Wisata Liburan Sekolah!
Nah, itulah rumah adat Banten beserta keunikannya.
Jika berkunjung ke Banten, jangan lupa untuk menengok keunikan adat istiadat yang masih bertahan hingga kini, ya.
- https://anekatempatwisata.com/16-tempat-wisata-di-banten-dan-sekitarnya/
- https://rumah.com/panduan-properti/rumah-adat-banten-35263
- https://books.google.co.id/books?id=GdY5swEACAAJ&dq=Mengenal+Rancang+Bangun+Rumah+Adat+Indonesia+(2017)&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEwjKh8fysdLxAhWGcn0KHXBCBgwQ6AEwAnoECAkQAQ
- https://books.google.co.id/books?id=h5IwswEACAAJ&dq=Rumah+Adat+Nusantara+(2017)&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEwiyoP_nsdLxAhVZbysKHRH-CoAQ6AEwAHoECAUQAQ
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.