Memar pada Bayi, Yuk Cari Tahu Cara Aman untuk Menghilangkannya
Memar pada bayi sangat umum ditemukan, terutama ketika mereka sedang belajar berjalan atau merangkak.
Biasanya, memar berkembang ketika bayi terjatuh atau menabrak sesuatu, misalnya terjatuh ketika mereka sedang belajar berjalan.
Ini menyebabkan kapiler bayi (pembuluh darah kecil) pecah dan terjadi kebocoran darah.
Area yang terpengaruh akan terlihat merah, ungu atau biru dan kemudian perlahan memudar menjadi kuning kehijauan.
Memar dapat muncul tepat setelah trauma kecil pada kulit atau mungkin tidak muncul sampai hari berikutnya.
Selain karena jatuh, adapun penyebab memar pada bayi lainnya, yuk cari tahu.
Baca Juga: Bayi Memar, Yuk Cari Tahu Cara Aman Untuk Menghilangkannya
Penyebab Memar pada Bayi
Ada bayi yang dari lahir kulitnya telah memar dan membiru. Meskipun memar adalah hal umum dari persalinan, tidak semua bayi terlahir dengan memar.
Jika bayi baru lahir mengalami memar yang parah, itu adalah indikasi yang bahwa mereka mengalami proses yang sangat menegangkan melalui jalan lahir yang menyebabkan trauma kelahiran.
Memar pada bayi biasanya terjadi di kelapa, leher ataupun bahu.
Memar pada bayi dapat dikaitkan dengan penyebab dan kondisi medis berikut:
1. Penyakit Von Willebrand
www.hwnn.com
Melansir Mayo Clinic, penyebab memar pada bayi yang pertama adalah mengidap penyakit Von Willebrand.
Ini adalah kelainan pendarahan genetik yang umum terjadi (walaupun seringkali ringan). Serta dapat menyebabkan kulit mudah memar, sering mimisan, dan perdarahan setelah operasi.
Penyebab umum penyakit Von Willebrand adalah gen abnormal bawaan dan protein yang memainkan peran dalam pembekuan darah.
Ketika tubuh tidak memiliki protein yang cukup atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, trombosit tidak dapat menempel dengan baik atau menempel secara normal ke dinding pembuluh darah saat terjadi cedera.
Ini mengganggu proses pembekuan darah dan terkadang dapat menyebabkan perdarahan yang tidak terkontrol.
2. Trombositopenia
Tak hanya itu,penyebab memar pada bayi juga bisa karena kondisi trombositopenia.
Ini adalah kondisi ketika jumlah trombosit yang rendah, karena ia tidak cukup diproduksi tubuh, tidak berfungsi atau tidak dapat dicerna oleh tubuh.
Jumlah trombosit normal adalah antara 150.000 dan 450.000 trombosit per mikroliter darah. Sedangkan jumlah trombosit yang rendah dianggap di bawah 150.000 trombosit per mikroliter.
Baca Juga: Kenali 6 Gejala DBD pada Anak dan Cara Mengatasinya
3. Leukimia
Foto: babycenter.com
Si Kecil mudah memar? Mungkin ini tanda ia mengidap leukimia, Moms!
Melansir Cedars Sinai, selain mudah memar, pendarahan, dan jumlah trombosit yang rendah, bayi dengan leukemia biasanya memiliki tanda dan gejala lain, seperti jumlah sel darah merah yang rendah, demam, dan penurunan berat badan.
Segera konsultasikan dengan dokter untuk melihat gejala tanda ia mengidap leukimia. Biasanya anak akan melakukan rangkaian prosedur seperti tes pencitraan.
4. Defisiensi Vitamin K
Memar pada bayi bisa karena ia kekurangan asupan vitamin dalam tubuhnya.
Vitamin K1 atau vitamin K2 dalam tubuh, dibutuhkan untuk pembekuan darah karena peran penting dalam produksi protrombin (faktor pembekuan),
Ketika ia tidak memiliki vitamin K yang cukup, dapat menyebabkan masalah perdarahan. Sehingga tak jarang anak akan mudah memar dan membiru kulitnya.
5. Caput Succedaneum
Foto: heathline.com
MelansirMedline Plus, caput succedaneum adalah kondisi pasca melahirkan yang sangat umum di mana tengkorak bayi baru lahir memiliki area edema atau pembengkakan yang disebabkan oleh tekanan saat kepala melewati jalan lahir.
Daerah yang terkena, biasanya terletak di dahi, akan bengkak dan lembut.
Memar pada bayi ini adalah kondisi jinak tetapi dapat menyebabkan komplikasi lain termasuk risiko penyakit kuning pada bayi baru lahir yang lebih tinggi.
Cara Mengatasi Memar pada Bayi
Lalu, bagaimana cara aman untuk menghilangkan memar pada bayi?
1. Gunakan Kompres
Foto: flipkart.com
Apabila memar karena cedera atau trauma, segera ambil es batu atau ice pack.
Bungkus menggunakan handuk bersih (jangan pernah menaruh es langsung di kulit), dan letakkan di area yang mengalami cedera selama 15 hingga 20 menit. Lakukan beberapa kali selama 24 jam pertama setelah terjadi cedera.
“Es membantu mengurangi peradangan akibat cedera dan membantu menghilangkan rasa sakit dengan mematikan rasa di daerah itu,” kata Danella Fisher, M.D., wakil ketua Pediatrics di Providence Saint John’s Health Center di Santa California, seperti dikutip dari Parents.
Baca Juga: Berbahayakah Memar Pada Balita?
2. Lakukan Perawatan Lanjutan Jika Memar Sulit Hilang
Menurut Babycentre.co.uk, memar pada bayi akan hilang dengan sendirinya setelah dikompres. Tetapi Moms dapat melakukan beberapa hal di bawah ini pada memar yang sulit hilang:
- Oleskan arnica gel atau krim yang memiliki sifat anti inflamasi dan dapat membantu mengurangi memar. Ini biasanya tersedia tanpa resep dari apotek. Selalu ikuti instruksi pada kemasan.
- Jika bayi tampak kesakitan, Moms dapat memberinya parasetamol atau ibuprofen. Perhatikan usia bayi sebelum memberikannya.
3. Hubungi Dokter Jika Memar Tampak Menjadi Lebih Serius
Foto: myoogie.com
Menghilangkan memar pada bayi dengan langkah-langkah di atas umumnya berhasil, jika penyebabnya memang cedera fisik ringan seperti terjatuh atau menabrak sesuatu ketika merangkak.
Tetapi memar juga dapat menjadi pertanda adanya masalah kesehatan serius sehingga Moms harus segera menghubungi dokter.
Segera bawa bayi ke dokter jika kondisi memarnya seperti yang disebutkan di bawah ini:
- Memar yang berukuran cukup besar
- Memar disertai rasa nyeri yang berkelanjutan
- Memar muncul di perut
- Memar yang sering terjadi dan tanpa penyebab yang jelas
- Memar yang tidak pudar atau hilang setelah dua minggu
- Memar pada sendi yang berukuran besar dan membuat bayi untuk menggerakkan bagian tubuh tertentu
Wajar jika bayi dan anak-anak sering kali mengalami memar selama masa perkembangannya.
Baca Juga: Bukan Memar, Kenali Mongolian Spots Tanda Biru di Pantat Bayi
4. Jangan Memijatnya
Cara mengatasi bayi memar yakni dengan tidak memijatnya pada area yang biru. Hindari memijat area yang memar atau memberi tekanan lebih.
Jika memar melibatkan area yang luas di lengan atau tungkai, angkat anggota tubuh untuk membantu mengurangi pembengkakan.
Memijatnya akan membuat pembuluh darah semakin pecah atau akan memperparah kondisi Si Kecil. Segera ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat ya Moms.
5. Buat Bayi Tetap Nyaman
Foto: healthline.com
Tentu bayi setelah jatuh atau trauma tak jarang akan mudah rewel dan menangis.
Ketika Moms telah mendapati bahwa luka yang ditimbulkan tidak cukup parah, buatlah dirinya nyaman.
Dalam kasus seperti ini, penting juga untuk memeriksa bayi apakah ada cedera internal yang mungkin tidak terlihat di permukaan.
Setelah itu, pastikan bayi mendapatkan istirahat yang cukup, yang dapat meningkatkan proses penyembuhan alami tubuh.
Mandikan bayi dengan berhati-hati dan berikan ia ASI agar membuat dirinya lebih rileks.
Baca Juga: Bayi Ngorok saat Tidur, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Tetapi jika Moms khawatir dengan memar yang muncul pada salah satu bagian tubuh Si Kecil, konsultasikan dengan dokter.
https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions---pediatrics/l/leukemia-in-children.html#:~:text=Common%20symptoms%20of%20leukemia%20in,different%20parts%20of%20the%20body.
https://medlineplus.gov/ency/article/001587.htm
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/von-willebrand-disease/symptoms-causes/syc-20354978#:~:text=Von%20Willebrand%20disease%20is%20a,t%20perform%20as%20it%20should.
https://www.providence.org/locations/saint-johns-health-center
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.