Kebiasaan Buruk yang Harus dijauhkan untuk Mendukung Perkembangan Otak Si Kecil Lebih Optimal
Dalam mendukung perkembangan otak anak, tentu tak hanya diukur dari apa yang dikonsumsi. Melainkan juga aktivitas dan kegiatan sehari-hari buah hati.
Beberapa kebiasaan buruk bisa berdampak pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, sangat penting untuk mendorong anak-anak untuk menghentikan kebiasaan buruk tersebut sedini mungkin.
Sebelum melangkah lebih jauh, mari cari tahu kebiasaan buruk anak apa saja yang dapat memengaruhi kecerdasan otaknya.
Baca Juga: 10+ Nutrisi Otak Anak yang Paling Penting, Moms Perlu Tahu!
Hindari Kebiasaan Buruk Anak Ini Dalam Tingkatkan Kecerdasaran Otak
Semakin cepat anak tumbuh besar, ada kebiasaan lain yang dapat dengan cepat terbentuk dan akan berlanjut jika tidak segera menghentikannya.
Berikut adalah kebiasaan yang harus Moms bantu agar anak-anak dapat memiliki perkembangan otak yang optimal.
1. Melebihi Batas Waktu Screening Time
Foto: Orami Photo Stocks
Bagi banyak remaja, gadget hampir membuat ketagihan.
Dalam studi yang dilakukan oleh para peneliti di pusat UCLA Brain Mapping Center, mereka menemukan bahwa wilayah tertentu di otak remaja diaktifkan oleh "ketergantungan" terhadap bermain gadget.
Ini terjadi pada remaja, lantas bagaimana kalau sejak balita ia sudah dikenalkan dengan bermain gadget terlalu lama?
Moms harus disiplin dalam membatasi anak menatap layar, meskipun sebagai sarana hiburan dan edukasi.
Para dokter anak menyarankan untuk membatasi anak bermain gadget, yakni sehari satu jam maksimal. Jika terlalu lama, akan berdampak buruk pada perkembangan otak anak.
2. Tidur Larut Malam
Mengutip Sleep Foundation, tidur sangat penting bagi anak kecil. Di awal kehidupan, seseorang mengalami perkembangan luar biasa yang memengaruhi perkembangan otak, tubuh, emosi, dan perilaku.
Anak-anak membutuhkan antara 11 dan 13 jam tidur setiap malam.
Jika ia tidak cukup istirahat atau tidur larut malam, akan membuat perkembangan otaknya terganggu. Mereka akan mudah rewel, tidak fokus, lelah, dan lesu.
Kurang tidur juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Menetapkan waktu tidur yang wajar dan mempertahankan rutinitas adalah cara untuk mengubah kebiasaan ini sejak dini.
Baca Juga: 4 Tips Agar Anak Berhenti Ngompol, Coba Yuk Moms!
3. Pola Makan Buruk
Foto: Orami Photo Stocks
Moms, hindari membiasakan makan sembarangan sejak dini untuk buah hati. Makan junk food atau camilan tidak sehat adalah kebiasaan buruk yang sangat umum saat ini.
Faktanya, banyak anak-anak yang tidak mau makan apapun kecuali junk food, karena rasa yang renyah dan gurih. Akibat dari kebiasaan buruk ini, anak bisa alami obesitas dan tekanan darah tinggi.
Pola makan yang buruk juga dapat mempengaruhi perilaku dan kemampuan anak-anak untuk belajar, serta kemunduran perkembangan otak.
4. Kurang Konsumsi Serat
Kids Health menjelaskan, serat membantu membuat kita kenyang dan melancarkan saluran pencernaan.
Kurangnya konsumsi serat dapat berakibat fatal pada perkembangan otak serta masalah kesehatan khususnya pencernaan.
Pola makan yang mengandung sumber serat yang baik dapat membantu mencegah sembelit.
Makanan dengan serat merupakan sumber nutrisi dan vitamin yang baik yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung, kanker, dan obesitas.
Makanan yang secara alami tinggi serat, antara lain:
- Biji-bijian, seperti roti gandum, beras merah, dan oatmeal
- Kacang lentil, dan kacang polong
- Buah dan sayur-sayuran
- Susu formula tertentu
Mulai sekarang perbanyak makan serat dan minum susu formula yang diperkaya serat ya, Moms!
5. Kurang Asupan Minyak Ikan
Foto: Orami Photo Stocks
Minyak ikan membangun dinding sel, dan ketika kadarnya terlalu rendah, anak mungkin akan mengalami kulit kering, rambut rapuh, dan kuku tipis yang mudah pecah.
Sebuah studi membuktikan, kekurangan minyak ikan, misalnya Omega-3 bisa menyebabkan ruam pada kulit dan, kelelahan dan sulit tidur.
Mulailah memberikan anak suplemen minyak ikan untuk membantu perkembangan otak secara optimal. Jika ia tidak menyukai dalam bentuk suplemen, Moms bisa memilih susu formula anak yang mengandung minyak ikan.
Baca Juga: 10 Hal yang Bisa Merangsang Stimulasi Perkembangan Otak Anak, Moms Wajib Tahu!
6. Menggigit Kuku
Menggigit kuku atau 'mengempeng' adalah masalah dan kebiasaan buruk anak yang dapat menyebabkan pendarahan berulang atau infeksi pada bantalan kuku.
Karena ini, kuku akan terlihat tidak rapi, kotor dan berbau. Tidak hanya itu, kebiasaan menggigit kuku pada anak juga membuat gusi dan susunan gigi menjadi rusak.
Seperti kebiasaan lainnya, cara mengatasi kebiasaan buruk ini yakni dengan mencegah Si Kecil melakukan ini.
Cobalah untuk mengalihkan perhatian anak dari jarinya, seperti gunakan jari tangan untuk mengelus kucing, belajar berhitung ataupun memegang pensil.
Moms juga bisa menghias kuku nya dengan cat kuku khusus anak agar tampilannya cantik dan ia enggan untuk menggigitnya.
Dengan menggunakan plester untuk menutup kuku juga bisa jadi ide menarik. Ada sebagian orang tua mengoleskan cuka pada bantalan plester agar terasa tidak enak.
Kebiasaan buruk yang mengganggu perkembangan otak ini tidak boleh dibiarkan terlalu lama, agar tidak terbawa sampai anak beranjak dewasa.
7. Mengertakkan Gigi
Foto: Orami Photo Stocks
Mengertakkan atau mengatupkan gigi, adalah kebiasaan buruk yang terlihat pada sebagian bayi yang menggangu perkembangan otaknya.
Mengutip Mouth Healthy, ini biasanya dimulai sekitar usia 6 bulan saat gigi bayi tumbuh kembali dan sekitar usia 5 tahun saat gigi permanen tumbuh.
Mengertakan gigi terjadi terutama saat tidur. Kebiasaan ini dapat berlanjut hingga dewasa.
Hal ini dapat mengkhawatirkan saat gigi permanen tumbuh, karena dapat menyebabkan masalah gigi atau gangguan pada sendi rahang. Jika anak menggemeretakkan giginya tanpa henti, ia mungkin perlu diperiksa lebih lanjut oleh dokter gigi.
Baca Juga: Yuk Kenali 3 Tahapan Tumbuh Kembang Gigi Anak!
8. Membeturkan Kepala
Tak jarang, ada sebagian anak yang suka membenturkan kepalanya ke ke benda padat seperti tempat tidur ataupun mainan anak. Menurut studi Michigan Medicine, mereka membenturkan kepala sebanyak 80 kali dalam satu menit.
Kebiasaan buruk ini khawatir akan menimbulkan cedera dan perkembangan otaknya.
Seringkali anak tidak tampak kesakitan, melainkan tenang dan merasa senang. Kebiasaan ini biasanya dimulai sekitar usia 9 bulan dan berangsur hilang sekitar usia 2 tahun.
Membenturkan kepala dan menggulingkan badan adalah kebiasaan umum anak-anak yang membuat diri mereka terhibur. Kebiasan ini seringkali tidak berbahaya, tetapi bisa mengkhawatirkan jika anak juga mengalami keterlambatan perkembangan otak.
Atasi kebiasaan buruk anak ini dengan dokter untuk mencari solusi terbaik.
9. Menarik-narik Rambut
Foto: Orami Photo Stocks
Meskipun hanya terjadi di sebagian orang, kebisaan buruk mengacak-acak dan menarik rambut adalah kebiasaan lain yang dimiliki anak-anak akibat stres atau kebosanan.
Biasanya ini terjadi ketika mereka ingin tidur atau istirahat di malam hari.
Kebiasaan buruk ini kerap terjadi pada balita sekitar usia tiga tahun. Secara umum, hal itu secara alami akan mereda pada usia empat tahun ke atas.
Namun, jika anak-anak menunjukkan tanda-tanda lain bersamaan dengan menarik rambut diiringi sulit untuk berbicara atau tampak kesakitan, bawalah ia ke dokter anak. Ini bisa memengaruhi perkembangan otaknya.
Untuk penanganan dini, cobalah untuk mecegahnya tepat sebelum waktu tidur mereka karena ini adalah waktu bagi mereka untuk beristirahat.
10. Mengelap Sisa Makanan di Baju
Anak-anak memiliki kebiasaan buruk mengelap tangan di pakaian mereka, biasanya tak hanya dengan makanan tetapi juga dengan benda lain, seperti cat, kotoran, atau bahan lain yang mereka temukan.
Meskipun ini bukan masalah utama, namun ini menjadi kebiasaan buruk yang perlu dihindari dalam menjaga perkembangan otaknya.
Dengan membiasakan kebiasaan buruk ini, mindset anak sulit untuk diubah. Ia akan mengira pakaian adalah tempat yang pas untuk membersihkan tangan atau jarinya dari kotoran.
Pastikan untuk memberi anak serbet, tisu atau kain stiap kali makan dan dorong mereka untuk menggunakannya tidak hanya untuk mengelap mulut, tetapi juga tangan mereka.
Setelah itu ajarkan mereka mencuci tangan agar lebih higienis.
11. Minum Air Sedikit
Foto: Orami Photo Stocks
Anak sulit sekali untuk selalu minum air putih dalam memenuhi cairan tubuh. Hal ini membuat sebagian orang tua pusing karena dapat menghambat perkembangan otaknya.
MenurutCHOC, merekomendasikan agar anak-anak minum air dalam jumlah tertentu sesuai dengan usianya. Penting untuk diperhatikan bahwa anak-anak usia 1-5 tahun harus meminum 1-5 ons gelas setiap harinya.
Untuk usia anak 8 tahun ke atas biasanya 8 ons gelas sehari dengan maksimum 2 liter.
Jumlah ini tidak termasuk cairan lain yang mungkin mereka konsumsi dalam hari seperti susu dan jus.
Baca Juga: Anak Batuk saat Tidur, Ini 12 Cara Mengatasinya
Bantu Perkembangan Otak Si Kecil dengan Lengkapi Nutrisinya
Dalam membantu Moms memperoleh nutrisi penting yang dibutuhkan dalam perkembangan otak Si Kecil, susu formula satu ini adalah pilihan yang tepat.
Bebelac Core adalah susu bubuk yang tinggi serat dan teruji klinis dalam memenuhi asupan harian Si Kecil.
Dengan FOS GOS 1:9 , susu formula ini dilengkapi dengan nutrisi penting lainnya seperti minyak ikan, omega 3, omega 6, 13 vitamin dan 9 mineral penting lainnya.
Ini didesain khusus untuk dikonsumsi anak di atas 1 tahun. Pastinya dengan rasa yang gurih dan membuat anak semakin lahap ya Moms!
Cukup minum susu Bebelac Core sehari tiga kali, kebutuhan serat dan nutrisi penting dalam perkembangan otak anak akan terpenuhi, lho.
Menurut riset oleh Nutiricia Reseach, Bebelac Core sangat optimal dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak buah hati.
Nutricia memiliki pengalaman lebih dari 100 tahun di bidang Nutrisi Pertumbuhan & Perkembangan Anak serta dukung fungsi pencernaan.
Baca Juga: Review Jujur Susu Bebelac 3 oleh Moms Orami
Lengkapi nutrisi penting untuk pencernaan si Kecil dengan Bebelac Core yang hadir dengan kombinasi unik FOS GOS 1:9 dan nutrisi tepat lainnya. Dukung pencernaan yang baik, akal yang kreatif, dan hati yang besar. Dukung happy tummy, happy brain, happy heart!
(ADV)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.